Ade Lisantono Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Teknik Sipil UAJY

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Prof Dr Ir AM Ade Lisantono M Eng berhasil dikukuhkan oleh Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) sebagai Guru Besar Bidang Teknik Sipil pada Jumat (18/12/2020).
Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19 namun UAJY terus bergerak meraih prestasi dengan bertambahnya Guru Besar dalam Bidang Teknik Sipil. Acara ini diadakan secara daring melalui kanal Youtube UAJY serta luring terbatas yang hanya dihadiri oleh Sekretaris SAU, Rektorat UAJY dan Dekan Fakultas dengan protokol yang cukup ketat.
Advertisement
Ade, sapaan akrabnya sempat menempuh pendidikan S3 di Institut Teknologi Bandung dan mempunyai banyak pengalaman dalam penelitian, pengabdian serta meraih berbagai penghargaan.
Ia pun merupakan salah satu dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UAJY yang berprestasi dan aktif dalam Persatuan Insinyur Indonesia. Selain itu, dirinya juga aktif menuliskan beberapa penelitiannya yang dipublikasikan melalui beberapa jurnal dan turut serta merancang pembangunan beberapa tempat ibadah di Yogyakarta.
Dalam pidatonya, pihaknya membawakan judul “Elemen Struktur Beton Bertulang dan Teknologi Beton Berbasis Kearifan Lokal untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan”. Topik tersebut selaras dengan lima tema yang ada dalam Rencana Strategis Penelitian UAJY.
Dijelaskan, kelima tema ini yaitu tentang kebencanaan, kemiskinan, multikulturalisme, kearifan lokal dan adaptif terhadap kebutuhan global. Menurutnya, hal ini juga selaras dengan Grand Research Design Program Studi Teknik Sipil UAJY.
“Studi ini berangkat dari dampak gempa Jogja pada tahun 2006 dengan skala 5,9 SR yang menyebabkan 109.028 bangunan runtuh total, 96.009 bangunan dalam kategori rusak berat dan sedang,” ungkap Ade.
“Juga 73.669 bangunan dalam kategori rusak ringan serta dilaporkan pula bahwa korban jiwa akibat gempa tersebut sebanyak 4.710 orang,” Ade melanjutkan.
Sehingga, jelasnya, hal itu pun memberikan pembelajaran bagi masyarakat bahwa ke depan membangun rumah itu harus memenuhi kriteria tahan gempa. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko gempa pada bangunan adalah dengan memilih bahan bangunan yang lebih ringan.
“Hal ini dimaksudkan agar inersia akibat gempa akan menjadi lebih kecil saat bangunan tersebut diguncang gempa,” katanya.
Dengan hasil dari studinya tersebut, diharapkan dapat bermanfaat untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang struktur beton bertulangnya dapat lebih toleran dengan guncangan gempa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |