Akhir Tahun 2020 UB Punya Dua Profesor Baru, Total 274 Profesor

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Brawijaya (UB) Malang terus mempercepat sumber daya manusia dan perbaikan karir akademik jenjang guru besar atau profesor. Di akhir tahun 2020 ini, UB menambah dua profesor baru dari Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Teknik.
Mereka adalah Prof. Dr. Drs. Kusdi, DEA dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Prof. Dr. Ir. As’ad Munawir, MT dari Fakultas Teknik (FT). Kusdi dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Organisasi dan Sumber Daya Manusia di FIA dan merupakan profesor aktif ke-13 di FIA dan ke-190 di UB atau profesor ke-273 dari keseluruhan profesor yang dihasilkan UB. Sedangkan As’ad Munawir dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Geoteknik di FT merupakan profesor aktif ke-12 di FT dan ke-191 di UB atau profesor ke-274 dari seluruh profesor yang dihasilkan UB.
Advertisement
Keduanya dikukuhkan pada Selasa (29/12/2020) di Gedung Widyaloka, UB, Kota Malang. Tamu undangan dibatasi karena kondisi pandemi Covid-19. Pengukuhan juga disiarkan secara live streaming.
Prof. Dr. Drs. Kusdi, DEA membawa pidato ilmiahnya berjudul Rancangan Organisasi Sarang Laba-Laba dan Sumber Daya Manusia Untuk Industri 4.0. Ia menjelaskan bahwa teori organisasi telah mengalami pergeseran dari perspektif modern ke postmodern, dari organisasi sebagai sistem tertutup ke sistem terbuka, dan dari organisasi dipandang sebagai mesin menjadi organisasi yang diibaratkan makhluk hidup dan kolase.
“Perubahan lingkungan secara radikal menuntut perusahaan untuk menjadi lebih ramping (lean) dan juga harus lincah (agile). Rancangan struktur yang memenuhi kelincahan tersebut adalah struktur yang cenderung mendatar (level / jenjang sedikit), peran karyawan sebagai pekerja bergeser menjadi operator dengan jumlah semakin sedikit, penggunaan mitra semakin luas, dan integrasi vertikal di internal perusahaan dan horizontal intra dan antar perusahaan,” jelasnya.
Rancangan organisasi demikian kata dia, digambarkan seperti “Sarang Laba-Laba”. Sumber daya manusia untuk mendukung struktur tersebut adalah tenaga terampil dan berpengetahuan yang dituntut untuk secara terus-menerus memperbarui dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Menurutnya, ada dua komponen utama yang menentukan kinerja perusahaan, yaitu komponen keras yang mencakup strategi, struktur, dan sistem ditambah juga komponen lunak yang meliputi kultur, gaya (kepemimpinan), karyawan serta keterampilan.
Kinerja organisasi (perusahaan) ditentukan oleh kombinasi dan keselarasan antar komponen yang ada di internal perusahaan, dimana kultur (budaya) sebagai komponen utama dan terpenting ditempatkan di tengah karena mempengaruhi dan menentukan komponen - komponen yang lain.
Prof. Dr. Drs. Kusdi, DEA lahir di Magetan, 1957. Telah menyelesaikan pendidikan Administrasi Niaga untuk S1 di Universitas Brawijaya, dilanjutkan program S2 dan S3 Manajemen di IAE Universite De Nice Sophia Antipolis.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. As’ad Munawir, MT menyampaikan pidato ilmiahnya berjudul Mitigasi Bencana Longsor Menggunakan Bahan Bambu untuk Tiang Komposit Sebagai Solusi Inovatif Perkuatan Lereng.
Dalam paparannya, ia membeberkan pesatnya pembangunan di bidang geoteknik telah memberikan sumbangsih besar pada kemajuan peradaban bangsa ini. Pertumbuhan ini mempengaruhi laju urbanisasi penduduk, dimana pembangunan konstruksi semakin meningkat sedangkan lahan yang tersedia semakin berkurang.
“Hal ini turut andil dalam menimbulkan kerawanan longsor pada lereng, baik yang terpotong secara alami maupun buatan. Tentu saja tantangan ini menuntut inovasi sebagai solusi yang aplikatif bagi masyarakat,” pungkasnya.
Untuk menanggulangi permasalahan yang timbul pada lereng, ia mengusung penggunaan metode cut and fill, removal and recompaction tanah lereng, pemasangan walls/retained structure, atau penggunaan bahan perkuatan geosintetik.
“Pemilihan metode yang digunakan juga tergantung pada permasalahan yang dihadapi, faktor-faktor penyebab kelongsoran, serta kondisi dan ketersediaan material,” imbuhnya.
Menurutnya, solusi tersebut adalah memancangkan tiang komposit dengan tulangan bambu pada puncak lereng atau pada lerengnya. Alternatif ini erat hubungannya dengan pemanfaatan keunggulan bahan bambu yang bersifat natural dan proteksi dari material beton yang memiliki durabilitas tinggi.
“Kesimpulan yang didapatkan adalah bahan bambu sebagai elemen pada tiang komposit perkuatan pada lereng secara optimal dapat digunakan untuk mencegah dan menghambat terjadinya longsor pada lereng. Dalam penerapannya perlu mempertimbangkan faktor reduksi tekanan tanah lateral pada tiang serta posisi penempatannya. Posisi tengah hingga di dekat puncak lereng merupakan lokasi yang paling sesuai untuk penempatan tiang komposit beton bertulangan bambu tersebut,” bebernya.
Prof. Dr. Ir. As’ad Munawir, MT lahir di Sidoarjo, 1959. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Brawijaya, menempuh program Magister (S2) Teknik Sipil Geoteknik di Institut Teknologi Bandung, dan program Doktor (S3) Teknik Sipil Struktur di UB. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |