Gerakan Menanam Buku, Ide Unik Tukar Buku dengan Tanaman Hias

TIMESINDONESIA, JEMBER – Suasana halaman rumah Endang di Dusun Darungan, Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur mendadak riuh, Selasa (30/3/2021) kemarin. Sedari pagi orang-orang sudah tampak hilir-mudik menyiapkan segala keperluan. Mulai anak-anak, wali murid, dan tamu undangan berbondong-bondong datang untuk mengikuti serangkaian kegiatan Launching Taman Baca Imaji Academy bertajuk Gerakan Menanam Buku: Menebar Inspirasi, Menumbuhkan Mimpi.
Kegiatan ini diselenggarakan atas kolaborasi Imaji Sociopreneur, Yayasan Mimpi Indonesia, dan para guru PAUD yang tergabung dalam Kawan Belajar di Imaji Academy Lembengan.
Advertisement
Meski sempat terhenti sebentar karena hujan, acara tetap berlangsung meriah.
Terlebih, ketika anak-anak PAUD dan SD unjuk kreasi menampilkan dongeng boneka tangan dan drama bertajuk Jaranan Cilik Lembengan.
"Ini merupakan komitmen yayasan kami untuk ikut berkontribusi di sektor pendidikan. Utamanya untuk menanamkan minat membaca sejak dini," tutur Sonia, Ketua Yayasan Mimpi Indonesia.
Lebih lanjut, Sonia juga menyinggung tantangan berat menumbuhkan minat baca anak di era internet.
Menurutnya, ada indikasi anak-anak lebih senang menghabiskan waktu bermain gim online daripada belajar atau membaca buku.
"Karena pandemi juga, anak-anak jadi punya banyak waktu luang, dan itu lebih sering dihabiskan dengan bermain gim online. Kami ingin mengenalkan bahwa membaca buku tak kalah seru dengan bermain gim," tambahnya.
Senada dengan Sonia, Musta'anul Khusni, Direktur Imaji Sociopreneur turut menyoroti ketimpangan akses buku di wilayah kota dan desa.
Menurutnya distribusi bahan bacaan gratis selama ini tak sampai menyentuh wilayah-wilayah desa.
Padahal, semua anak memiliki hak sama untuk mendapatkan akses ke bahan bacaan gratis.
"Kami ingin membuka kesempatan kepada anak-anak dan masyarakat desa agar turut mendapat akses buku gratis melalui Taman Baca," ujarnya.
Terkait pemilihan tema Menanam Buku, menurut pemuda yang akrab disapa Anul ini, memiliki filosofi tersendiri.
Yakni, untuk mengusung konsep saling berbagi antara anak-anak kepada donatur buku dan sebaliknya.
"Dengan begitu tercipta konsep saling berbagi dan komunikasi dua arah. Anak-anak memberikan bibit tanaman hias yang mereka tanam dan para donatur menukarnya dengan buku untuk Taman Baca," terangnya.
Ke depan, menurutnya, ada rencana untuk membuat kegiatan serupa di desa-desa lain.
"Kendala terbesar kami untuk saat ini adalah koleksi buku. Namun, tak menutup kemungkinan kegiatan Menanam Buku ini akan kami lakukan secara rutin di desa-desa lain," ujarnya.
Anul pun turut mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan Menanam Buku di Lembengan.
"Baik Pemerintah Desa Lembengan, kawan belajar, komunitas, dan seluruh intansi dan individu yang turut berkontribusi dalam kegiatan Gerakan Menanam Buku," katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |