Di Ngawi, Bimbel Jadi Pilihan untuk Menemani Anak Sekolah dari Rumah

TIMESINDONESIA, NGAWI – Bimbingan belajar atau bimbel menjadi alternatif pembelajaran bagi anak selama pembelajaran tatap muka (PTM) yang belum juga diselenggarakan. Alasannya, banyak orang tua yang merasa kesulitan untuk mendampingi anak selama belajar dari rumah. Seperti yang dikatakan Riski Arinnafiah atau Arin, salah seorang guru bimbel di Desa Ngancar, Kecamatan Pitu, Ngawi. Arin mengatakan, banyak orang tua yang memilih menitipkan anak di bimbel agar lebih efektif belajar selama PTM belum digelar.
Tingginya minat orang tua untuk menitipkan anak di bimbel membuat bimbel milik Arin ada peningkatan jumlah siswa.
Advertisement
"Ada peningkatan jumlah anak yang belajar di sini. Kurang lebih meningkat sebanyak 30 persen dari sebelum diterapkan sekolah dari rumah," kata Arin kepada TIMES Indonesia, Senin (26/7/2021).
Dikatakan Arin, mayoritas anak yang belajar di bimbelnya didasari dengan orang tua yang merasa kesulitan untuk mendampingi anak selama belajar dari rumah. Bahkan, disebut Arin, tidak sedikit orang tua yang kesal saat mendampingi anak belajar.
"Banyak yang seperti itu (kesal), ada juga yang sampai marah-marah karena tidak sabar mendampingi anak belajar," ujarnya.
Suasana belajar di Bimbel Arin di Desa Ngancar, Kecamatan Pitu, Ngawi. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Bimbel milik Arin menggelar pembelajaran setiap hari. Saat ini, dia hanya melayani siswa dari tingkat sekolah dasar. Untuk mensiasati agar tidak terjadi kerumunan saat pembelajaran, Arin menerapkan sistem kloter dengan siswa yang terbatas. "Dibuat per jam, juga dibuat per kelompok kelas, dan mata pelajaran," katanya.
Arin yang diketahui juga pengajar di salah satu MI di Kecamatan Kedunggalar pun mengakui pembelajaran daring kurang efektif jika dibanding pembelajaran langsung.
Disebut Arin, seperti ada saja anak yang tidak mengerjakan tugas, juga anak yang kesulitan belajar jika tanpa didampingi orang tua.
"Bagi yang tidak dibantu orang tua kurang bisa memahami, misalnya pelajaran matematika, anak ada yang mengalami kesulitan belajar," katanya.
Sementara itu, Nur Janah warga setempat yang ditemui saat menjemput anaknya mengaku cukup terbantu dengan adanya bimbel milik Arin.
"Terbantu, anak-anak bisa belajar di sini. Kalau di rumah susah untuk serius belajar, selain itu anak juga lebih semangat belajar kalau ada temannya," kata Nur Janah, warga Ngawi. Seperti diketahui sektor kegiatan belajar mengajar untuk daerah yang menerapkan PPKM level 3 dan 4 belum diizinkan menggelar PTM. Sebagai gantinya, kegiatan belajar mengajar digelar secara daring sehingga banyak warga memilih bimbel. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Rizal Dani |