Pentingnya Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental, Unesa Kenalkan Program Kampus Sehat

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pandemi Covid-19 telah berhasil memaksa manusia untuk lebih peduli terhadap kesehatan dirinya, baik itu kesehatan fisik maupun mental. Keduanya harus sama-sama seimbang.
Untuk itu Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengenalkan program Healthy Promoting University (Kampus Sehat).
Advertisement
Sebagai langkah awal Unesa mengkampanyekan kepedulian kesehatan pada warga kampus. Konsepnya mengacu kepada program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) milik Kementerian Kesehatan melalui edukasi gaya hidup sehat, deteksi dini, dan intervensi yang terintegrasi dengan pengaturan lingkungan yang sehat.
Unesa menerjemahkan program GERMAS dengan membuat terobosan optimalisasi pencegahan dan pengendalian penyakit pada kelompok usia produktif di lingkungan perguruan tinggi.
Program Kampus Sehat diwujudkan dalam perguruan tinggi melalui kegiatan operasional sehari-hari, seperti administrasi pengelolaan dan mandat akademis.
Dengan begitu, program ini juga merupakan sinergitas upaya promotif dan preventif hidup sehat sehingga diharapkan prevalensi penyakit dan faktor risikonya di lingkungan kampus dapat diturunkan.
Empat Fokus Healthy Promoting University Unesa
Sebagaimana yang disebutkan di awal, kesehatan yang difokuskan di sini bukan hanya kesehatan fisik saja melainkan juga Kesehatan mental. Unesa memfokuskan pada empat prioritas pengembangan Health Promoting University, meliputi:
1) No Violence, Bullying and Sexual Harassment (NOVIBUSH);
2) Green Environment and Disabled-Friendly Initiative (GERI);
3) Comprehensive Campus Physical Activity Program (CCPAP);
4) dan Unesa One-Stop Caring (UNOSCA).
Keempat program ini, nantinya akan diimplementasikan melalui berbagai kegiatan secara komprehensif dengan melibatkan tim HPU, mitra, partisipasi aktif sasaran kegiatan, sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi.
Pada tanggal 30 Oktober lalu, Unesa telah mengadakan sosialisasi tentang program Healthy Promoting University yang dilakukan dalam bentuk webinar.
Hadir dalam webinar tersebut empat orang narasumber, yakni Fatchul Amir (Psikolog LaBasa Consulting), Zahrotul Ulya (Direktur eksekutif PKBI Jawa Timur), Bram Azzaino (Aktivis Tunas Hijau), dan Didit Pamungkas (Founder & Fitness Coach Prime Nutrition Consulting).
Sebanyak 363 mahasiswa juga turut hadir untuk mendapatkan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental. Fisik yang sehat dan mental yang sehat menjadi kunci utama produktivitas kehidupan.
Fatchul Amir menegaskan bahwasanya kesehatan mental menjadi dasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan dan mengatasi segala permasalahan dengan tenang.
Banyak yang belum menyadari bahwa penyakit mental, terutama depresi, meningkatkan risiko berbagai jenis masalah kesehatan fisik, terutama kondisi jangka panjang seperti stroke, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Demikian pula, adanya kondisi kronis dapat meningkatkan risiko penyakit mental. Sehubungan dengan itu aktivitas fisik menjadi salah satu cara untuk menjaga stabilitas kesehatan mental.
Aktivitas fisik membantu melawan penarikan, ketidakaktifan, dan perasaan putus asa yang menjadi ciri depresi.
Studi menunjukkan bahwa latihan aerobik dan anaerobik memiliki efek anti-depresi.
Edukasi Anti Perundungan dan Pelecehan Seksual
Edukasi anti perundungan dan pelecehan seksual juga diberikan dalam kesempatan webinar Healthy Promoting University Unesa. Yetty Septiani Mustar selaku penanggung jawab program ini menyebut sivitas akademika, terlebih mahasiswa membutuhkan lingkungan yang aman, di mana mereka dapat berkegiatan, belajar, dan bersosialisasi dengan nyaman.
"Perundungan dan pelecehan seksual menjadi faktor pencetus ketidaknyamanan. Oleh karena itu mahasiswa perlu tahu dan sadar untuk mengkampanyekan anti terhadap perundungan dan pelecehan seksual," papar Yetty yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) ini.
Mahasiswa diberi pengetahuan tentang apa saja yang termasuk dalam tindak perundungan dan pelecehan seksual karena pada faktanya banyak dari mereka yang kadang belum memahami tindakan yang mereka lakukan termasuk dalam perundungan dan pelecehan, khususnya ketika tindakan itu dilakukan secara verbal.
Hal itu dianggap biasa karena sering kali korban tidak mengungkapkan rasa keberatan dan ketidaknyamanan mereka. Pasca mengikuti webinar Healthy Promoting University (Kampus Sehat) diharapkan mahasiswa siap mengkampanyekan gerakan anti perundungan dan pelecehan seksual, terlebih di lingkungan kampus.
Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan kesehatan mental dan fisik seluruh warga kampus Unesa dapat terjaga sehingga tercipta pengendalian penyakit pada kelompok usia produktif di lingkungan perguruan tinggi. (d)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |