PPPPTK Matematika Yogyakarta Gelar Festival Panen Hasil Belajar di Cilacap

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika Yogyakarta menggelar Festival Panen Hasil Belajar yang diikuti 19 orang Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 2 Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, di Favehotel Cilacap, Sabtu (13/11/2021).
Festival menampilkan karya atau aksi nyata CGP di sekolah masing-masing selama 7 bulan, dengan tema 'Guru Bergerak, Indonesia Maju'.
Advertisement
Hadir Kepala Dinas P dan K Kabupaten Cilacap Sadmoko Danardono, pengawas sekolah, dan pemerhati pendidikan.
Penanggung Jawab Program Guru Pengerak (PGP) Angkatan 2 Kabupaten Cilacap Ratna Kumala Hapsari mengatakan, hari pertama kegiatan adalah sharing dan ide program dari setiap CGP, dan hari kedua adalah pameran hasil karya.
"Perjuangan selama 7 bulan dengan berbagi waktu dengan tugas sekolah dan guru penggerak ternyata menghasilkan karya nyata yang sudah dipraktikkan di sekolah asal calon guru penggerak. Dengan demikian, festival ini memberikan sumbangan best practice bagi sekolah dan pemerhati pendidikan di Kabupaten Cilacap," paparnya.
Ratna menerangkan, festival ini menampilkan media pembelajaran sampai dengan aksi yang berkolaborasi dengan berbagai pihak.
"Selain itu, setelah festival diadakan kelas berbagi. Pada kelas berbagi, calon guru penggerak mempresentasikan hasil inovasinya di sekolah dan memungkinkan ada usulan atau tanggapan. Harapannya, inovasi yang sudah dihasilkan semakin lebih baik dan memungkinkan diterakan di sekolah lain," imbuh Ratna.
Kepala Dinas P dan K Sadmoko Danardono mengatakan, aksi nyata hasil kerja CGP yang dipamerkan perlu dinikmati, diikuti, dipelajari, dan diresapi.
"Hal-hal baik perlu ditularkan dan calon guru penggerak harus menjadi virus-virus kemajuan yang mengarah pada merdeka belajar. Untuk itu, guru penggerak harus beda dalam cara mengajar, cara menangani siswa, cara berkegiatan, dan sebagai contoh bagi guru yang lain," tuturnya.
Sementara, salah satu peserta CGP Etin Agustin, guru SDN Gumilir 06 Cilacap memaparkan, inovasi pembelajaran dengan nama Sanak Hebat.
Sanak Hebat akronim dari Wirausaha Anak Hebat, sebuah program yang berdampak terhadap siswa.
Etin Agustin menjelaskan, dalam Sanak Hebat, siswa diikutkan dalam program Bussines Day, Ecoprint, dan 3M Sayuran.
"Dalam Bussines Day siswa diajak berwirausaha dengan modal Rp30.000 dengan membelanjakan, mengolah, dan menjualnya kepada teman sekolah. Pada ecoprint, siswa diajari membuat karya batik dari bahan-bahan alam yang ada di sekitar siswa. Sedangkan pada 3M, siswa diajak untuk merawat, menanam, dan memanen sayuran. Ternyata, hasilnya luar biasa, dan semoga bisa menjadi bekal keterampilan di kemudian hari," tuturnya saat mengikuti Festival Panen Hasil Belajar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |