Dosen Unesa Ciptakan Joko Tingkir, Sistem Pendeteksi Tsunami Keakuratan 99 Persen

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dosen Universitas Negeri Surabaya, Prof. Dr. Madlazim, M berhasil ciptakan alat pendeteksi tsunami, yang ia beri nama Joko Tingkir. Keakuratanya diklaim mencapai 99 persen.
Joko Tingkir merupkan sistem yang terdiri dari software pendeteksi bencana tsunami yang dirancang dengan mengunggulkan keakuratan, ketepatan, dan kecepatan yang dikatakan hasilnya dapat dilihat empat menit setelah terjadinya gempa bumi. Penilaian tersebut telah diuji sejak 2013 di Puslitbang BMKG Jakarta Pusat hingga 2016. Selanjutnya, dari pengembangan ini berencana ciptakan aplikasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami.
Advertisement
Adapun prinsip kerja Joko Tingkir yaitu menangkap getaran gelombang gempa seismik, dari sana akan direkam oleh seismometer global yang sifatnya terbuka dan terdiri lebih dari 250 station.
Hasil seismometer akan mengirimkan informasi menuju satelit dan tanpa waktu lama informasi tersebut dikirimkan ke server Unesa dan diolah dengan rumus milik Prof Madlazim.
Prof Madlazim ingin sistem tersebut dapat membantu masyarakat, karena Indonesia sebagai negara maritim yang sering terjadi bencana tsunami di berbagai daerah.
"Karena peringatan dini tsunami yg ada, yaitu InaTews yg dioperasikan oleh BMKG menggunakan parameter gempabumi (maginitudo), sedangkan pendeteksi tsunami Joko Tingkir menggunakan parameter tsunami (durasi rupture gempabumi). Selain itu, saya ingin Indonesia memiiki pendeteksi tsunami karya anak bangsa sendiri," ungkapnya pada TIMES Indonesia, Selasa (1/3/2022).
Terkait parameter yang digunakan oleh Joko Tingkir ini yaitu menggunakan tiga parameter, diantaranya magnitude 6,7 ke atas, epicentrum gempa di laut, serta kedalaman sumber gempa.
"Getaran gempabumi direkam oleh beberapa seismometer, data seismik ini kemudian dikirim.ke satelit utk selanjutnya dikirim ke server prediksi tsunami.unesa.ac.id/wwe.
Dalam server ini, software Joko Tingkir menghitung parameter tsunami, apakah suatu gempa bumi berpotensi tsunami atau tidak, kemudian hasilnya diposting dalam web tersebut," tambahnya.
Dari cara penggunaanya, Joko Tingkir membutuhkan titik lokasi terjadinya gempa bumi, yang mana akan muncul keterangan parameter gempa pada layar sisi kiri aplikasi dengan terperinci.
Prof Madlazim juga terus mengembangkan sistem tersebut sesuai kebutuhan, dan sistem tersebut sekarang digunakan oleh BMKG.
"Masih terus saya kembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Pendeteksi tsunami Jokotingkir ini akan digunakan BMKG besama-sama dengan tools lain yang saling melengkapi dalam suatu peringatan dini gempa bumi dan tsunami merah putih, karya anak bangsa," jelasnya.
Untuk perkembangan sistem tersebut, Prof Madlazim mengaku akan memberikan suara agar penyandang disabilitas seperti tunanetra dapat mengenali tanda-tanda gempa bumi maupun tsunami.
"Ke depannya sistem peringatan dini tsunami ini akan saya lengkapi dengan suara sehingga bisa juga digunakan untuk penyandang tunanetra. Selain itu, akan saya lengkapi dengan centroid moment tensor gempa bumi untuk melengkapi apakah potensi tsunami ini tsunami ini lokal atau tsunami global," jelasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |