Dosen UIN Maliki Malang Tanamkan Nilai Moderasi Beragama di Pondok Pesantren

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim dosen UIN Maliki Malang (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) terus berupaya menanamkan nilai-nilai Moderasi Beragama kepada kelompok masyarakat. Termasuk di pondok pesantren.
Tim dosen yang tergabung dalam pengabdian masyarakat Qaryah Tayyibah UIN Malang ini melakukan sharing wawasan tentang Penanaman Nilai-nilai Moderasi Islam dalam Menanggulangi Radikalisme di PP. Darul Ulum Agung, Jalan Mayjend Sungkono, Kota Malang pada Jumat (19/8/2022).
Advertisement
Tim ini diisi oleh Oky bagas prasetyo, M.Pd.I selaku Ketua, Ruma Mubarok M.Pd.I dan Moh. Kamilus Zaman M.Pd.I selaku anggota.
Tim Pengabdian ini merupakan kolaborasi dari dosen Fakultas Sains dan Teknologi, Oky Bagas Prasetyo, M.Pd.I selaku Ketua dan Ruma Mubarok M.Pd.I selaku anggota dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), serta Moh. Kamilus Zaman M.Pd.I selaku anggota dari dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Oky menjelaskan bahwa pembahasan moderasi beragama penting untuk dikuatkan kepada kelompok masyarakat. Hal ini disebabkan munculnya sejumlah paham keagamaan yang mempertontonkan Islam dengan faham yang tidak mentoleransi keberagaman dengan cara atau metode kekerasan sehingga dapat menimbulkan perpecahan di tengah kemajukan masyarakat beragama.
"Tidak hanya sampai di situ, bahkan belakangan ini begitu banyak aliran-aliran dan paham keagamaan yang lahir dan disinyalir telah mengajarkan cara-cara kekerasan dan juga berafiliasi dengan organisasi teroris trans-nasional," tuturnya.
Sebagai kampus yang berparadigma Ulul Albab, lanjut Oky, UIN Malang menjujung tinggi nilai-nilai Moderasi Beragama baik dalam kurikulum maupun program dalam bentuk pengabdian masyarakat.
Menurutnya, moderasi beragama bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata melainkan rakyat dari berbagai kalangan turut memiliki kapasitas terutama para akedemisi, cendekiawan dan santri.
"Moderasi beragama tugas kita bersama. Mengingat paham radikal tidak hanya berkembang subur di pendidikan formal seperti sekolah maupun universitas, namun telah berkembang juga di pendidikan non formal seperti pesantren, bahkan beberapa organisasi yang terindikasi radikal telah mendidirikan pesantren dengan muatan kurikulum radikal baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan," bebernya.
Sebab itu, ia menilai penting edukasi penanaman nilai-nilai moderasi islam dalam menanggulangi radikalisme di PP. Darul Ulum Agung Malang.
Hal tersebut sebagai sebuah upaya untuk mencegah radikalisme yang kian subur dan selalu menjadi perhatian utama kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Tim pengabdian juga mengadakan sosialisasi dengan mengundang Gus Hafid Fahmi Syari’il Islami az, S.Pd, sebagai narasumber. Ia merupakan Ketua Cabang Rijalul Ansor Kota Malang, yang juga mempunyai peran dalam menjalankan beberapa program terkait moderasi Islam.
Dalam kegiatan sosialisasi yang menghadirkan pengurus dan para muallim serta para santri, Gus Aril yang kerap tampil dengan penampilan uniknya tersebut menegaskan paham radikal jangan sampai masuk ke dalam lingkungan pendidikan baik formal maupun non formal.
"Apabila paham tersebut sudah masuk dan tumbuh berkembang maka akan mengakibatkan perpecahan bangsa seperti yang telah terjadi di beberapa negara timur tengah, yaitu perlawanan terhadap negara yang sah, pemaksaan terhadap paham tunggal yang berujung kepada berbagai kekerasan dan pembunuhan," tegasnya.
Di UIN Maliki Malang, Gus Aril berharap pondok pesantren menjadi garda terdepan dalam memelihara agama yang moderat. Sebagaimana para Ulama dan Kiai yang sudah memberikan pelajaran dan contoh kepada setiap santri dan generasi penerusnya bahwa dengan sikap tawasut (moderat) dan tasamuh (toleran) itu sesuatu yang harus dijaga di tengah kemajemukan masyarakat beragama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |