Pendidikan

Menelisik Seni Budaya Tarawangsa, Diharapkan Jadi Pelajaran Ekstrakurikuler di Sumedang

Selasa, 04 Oktober 2022 - 15:14 | 31.28k
Pertunjukan seni tradisi Tarawangsa disela kegiatan Seminar Bahasa Sunda dan Tarawangsa di Bale Agung Srimanganti Sumedang Jabar, Senin (4/10/2022). (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Pertunjukan seni tradisi Tarawangsa disela kegiatan Seminar Bahasa Sunda dan Tarawangsa di Bale Agung Srimanganti Sumedang Jabar, Senin (4/10/2022). (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMEDANG – Sedikitnya 80 orang Guru Bahasa Sunda se-Kabupaten Sumedang mengikuti Seminar Tarawangsa dan Bahasa Daerah Sunda sebagai upaya Penguatan Literasi Budaya Berdasarkan Kearifan Lokal di Bale Agung Srimanganti Sumedang Jawa Barat (Jabar), Selasa (4/10/2022).

Wakil Bupati (Wabup) Sumedang, Erwan Setiawan memastikan pihaknya akan terus mendukung pengembangan dan pelestarian seni budaya di Sumedang termasuk penggunaan Bahasa Sunda dan budaya Tarawangsa. Mengingat, bahasa daerah Sunda merupakan bahasa komunikasi keseharian warga Sumedang atau Jabar yang terus digunakan secara turun temurun.

"Namun, keberadaan bahasa Sunda dewasa ini dinilai kian pudar. Sebab, sebagian besar generasi muda sekarang khususnya di Sumedang sudah tidak lagi melakukan komunikasi dengan penggunaan bahasa daerahnya," ujar Wabup.

Ia mengatakan, di Indonesia sendiri terdapat 718 bahasa daerah dan 25 diantaranya terancam punah. Bahkan 6 bahasa daerah dinyatakan kritis. Ditambah 11 bahasa lainnya telah dinyatakan musnah. 

"Hal ini tentu saja menjadi persoalan tersendiri karena bahasa daearahnya sudah tidak lagi digunakan apalagi sampai tidak diwariskan ke anak cucunya dan keberadaan bahasa daerah sudah dianggap tidak penting," ucapnya.

Lebih dari itu, terang Wabup, berdasarkan informasi dari Unesco merupakan sebuah organisasi yang konsen dibidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bahwa tiap dua minggu sekali terdapat satu bahasa daerah di dunia yang dinyatakan musnah. Padahal, bahasa daerah itu mengandung pemikiran, kearifan lokal dan sebuah ekspresi masyarakat.

Olehsebab itu, imbuh Erwan, Pemkab Sumedang mengajak agar warganya terus berkomunikasi dengan bahasa daerah sunda. Mulai dari lingkungan keluarga hingga sekolahan. 

"Tentu saja banyak upaya dan ikhtiar yang dinilai harus intens dilakukan oleh semua stake holder terkait agar pengembangan dan pelestarian bahasa daerah Sunda ini tetap ada dan tidak punah bahkan tidak terkikis oleh waktu," paparnya.

Erwan menerangkan, selain pentingnya melestarikan penggunaan bahasa Sunda, salahsatu seni budaya di Sumedang asal Kecamatan Rancakalong yakni, Tarawangsa dinilai harus terus dikembangkan dan dilestarikan keberadannya.

"Seni budaya Tarawangsa merupakan tarian rakyat yang diiringi musik tradisional. Tarawangsa adalah kesenian tradisi turun temurun yang kerap dilaksanakan saat penyambutan bagi hasil panen. Kesenian ini juga sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada awal perkembangannya seni tradisional Tarawangsa dikaitkan saat musim panen padi tiba," tuturnya.

Tak sampai disitu, sambung Erwan, Pemkab Sumedang berupaya agar Tarawangsa masuk dalam salahsatu ekstrakulikuler dilingkungan Dinas Pendidikan. Setidaknya bagi anak didik di tingkat Sekolan Menengah Pertama (SMP).

"Keberadaan seni budaya Tarawangsa ini harus terus dilestarikan salahsatunya melalui metode pembelajaran ekstrakulikuler di Sekolah. Sehingga, Tarawangsa tetap terjaga sebagai salahsatu seni budaya identitas bangsa," tandas Wabup Sumedang, Erwan Setiawan.

Di kesempatan itu, Penulis Buku Tarawangsa, Dr. Dian Sukmara mengapresiasi jika seni budaya Tarawangsa dapat masuk ke dalam salahsatu pelajaran ekstrakulikuler di Sekolah.

"Ya sejatinya, Tarawangsa ini bisa dipelajari secara mendalam sejak usia dini minimal anak SMP. Mengingat, seni budaya Tarawangsa memiliki banyak makna dan mengandung nilai nilai edukasi terutama dalam menjalani kehidupan," terangnya.

Ia menerangkan, ada banyak manfaat apabila mempelajari berbagai macam seni budaya di Indonesia termasuk Tarawangsa asal Rancakalong Sumedang.

"Sejatinya dengan menguasai seni budaya, setiap orang dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat yang majemuk. Bahkan, dapat mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi, kepekaan rasa dan keterampilannya," ucap Dian.

Ia menuturkan, Tarawangsa adalah suatu tradisi kebudayaan dengan media alat kesenian musik khas Sunda yang sudah ada sejak abad ke-14 Masehi dan diyakini sebagai bentuk dari proses penyebaran agama Islam.

"Tradisi Tarawangsa ini dijadikan sebagai pembangun hati ditengah masyarakat yang menyatukan kehidupan dengan alam semesta guna memperoleh kemakmuran secara Islami. Jadi, Tarawangsa ini kepanjangan dari 'Tatabeuhan Rahayat Wali Salapan' (Alunan Musik Rakyat Wali Sembilan, red)," tukas Penulis Buku Tarawangsa, Dr. Dian Sukmara di Bale Agung Srimanganti Sumedang Jabar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES