Siswa Disabilitas di Kota Tasikmalaya Miliki Kreativitas yang Perlu Dioptimalkan

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Keberadaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kota Tasikmalaya perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. Terutama pada bidang peningkatan Sumber Daya Manusianya. Diperlukan dorongan secara berkelanjutan dari semua pihak untuk memaksimalkan potensi dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa disabilitas yang tersebar di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tasikmalaya.
Kunjungan TIMES Indonesia ke beberapa SLB di Kota Seribu Bukit ini memberikan gambaran sejumlah karya produk yang dihasilkan dari bimbingan para guru. Banyak diantara siswa disabilitas itu yang menghasilkan kreasi dan karya yang layak bersaing di pasaran. Beragam kreasi produk dari mulai kriya kayu, batik, hantaran, bucket bunga dan lainnya sudah diproduksi dan terjual meski dalam jumlah terbatas.
Advertisement
Menyikapi potensi siswa disabilitas tersebut diperlukan dorongan dan satu terobosan serta langkah untuk pengembangan dalam penyempurnaan produk tersebut.
Kepala Sekolah SLB Yayasan Bahagia Kota Tasikmalaya Ny Lia Anjasmara, S.Pd. mengungkapkan banyak sekali potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya. Namun pihaknya masih membutuhkan bantuan pihak lain untuk lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa disabilitas tersebut, baik itu pengembangan produk ataupun dari segi pemasarannya.
"Saya melihat potensi para ABK dalam hal kreatifitas itu jelas ada, tetapi tentu harus ada dorongan yang lebih kuat dari setiap stakeholder dimanapun. Itu hal yang sangat penting sekali agar kelak para ABK bisa mandiri serta tak menjadi beban keluarga," ungkapnya di ruang Kepala Sekolah SLB bahagia, Jalan Karoeng, Empangsari, Kota Tasikmalaya, Selasa (4/10/22)
Lia mengatakan kegiatan proses pembelajaran membatik yang digelar Senin lalu (3/10/2022) di SLB Bahagia misalnya, dirinya melihat banyak talenta ABK yang memiliki bakat alami. Namun sentuhan kreatifitas tambahan menurutnya masih sangat dibutuhkan agar mereka lebih mahir, memiliki motivasi tambahan untuk berkerja serta bisa membuat produk yang sesuai dengan keinginan pasar.
Kegiatan membatik yang digelar selain dalam rangka Hari Batik Nasional sekaligus seleksi penyaluran minat dan bakat peserta didik SLB Bahagia. Ternyata peserta didiknya memiliki potensi bakat melukis yang perlu dikembangkan untuk selanjutnya dapat menggeluti pembuatan batik tulis.
"Ada beberapa ABK yang berawal hobi melukis di media kertas, kini disalurkan dengan belajar membatik, Mereka justru menghasilkan motif batik yang unik dan alhamdullilah ada siswa yang berprestasi dengan meraih juara di tingka Jawa Barat," kata Lia.
Sidqi, kata Lia siswa tuna rungu yang sempat terpilih jadi juara 2 lomba membatik tingkat Jawa Barat maupun Desiga, pelajar tuna daksa yang melukis batiknya dengan menggunakan kaki ternyata bisa mengkreasikan motif yang unik. Bila terus didorong, karya batik lukis mereka menurutnya diyakini jadi incaran, apalagi harga batik tulis memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sementara seorang orang tua wali dari siswa bernama Desiga menyambut motivasi anaknya untuk memiliki keahlian sangat kuat. Selain membatik ,Desiga juga belajar melukis dan menulis.
"Desiga itu sangat senang dan termotivasi untuk membahagiakan saya ibunya, makanya kalau setiap ada lomba lukis, membatik atau yang lainnya selalu ingin ikutan," ujar salah satu orang tua siswa disabilitas di Kota Tasikmalaya ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |