Pendidikan

Tragedi Kanjuruhan, Sekolah Islam Shafta Bershalawat dan Doa Bersama

Minggu, 09 Oktober 2022 - 20:05 | 69.53k
Siswa Sekolah Islam Shafta Surabaya saat perayaan Maulid Nabi Muhammad dan doa bersama untuk Aremania korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Minggu (9/10/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Siswa Sekolah Islam Shafta Surabaya saat perayaan Maulid Nabi Muhammad dan doa bersama untuk Aremania korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Minggu (9/10/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sekolah Islam Shafta Surabaya menggelar acara perayaan Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW dan doa bersama untuk Aremania korban tragedi Stadion Kanjuruhan

Gebyar Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung khidmat. Lantunan shalawat berkumandang. Mereka berdiri serempak memanjatkan puji-pujian kepada Baginda Rasulullah SAW.

Advertisement

Para siswa Sekolah Islam Shafta Surabaya diharapkan membentuk karakter religius siswa dengan menerapkan sifat Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan. Antara lain meneladani sifat dan karakter Baginda Rasulullah dalam keseharian.

Insanul-Kamil-Ahmad-Nashruddin.jpgKetua Yayasan Al Insanul Kamil Ahmad Nashruddin, Minggu (9/10/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Ketua Yayasan Al Insanul Kamil Ahmad Nashruddin, mengatakan sebagai bentuk kecintaan pada Nabi Muhammad ialah, jangan membiarkan ruang sekecil apapun dalam tarikan dan hembusan napas selain bershalawat kepada nabi.

“Syukur Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala, semua ini tidak luput dari kerja sama para guru-guru yang terlibat langsung sebagai panitia acara, anak-anak terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan ini,” kata Ketua Yayasan Al Insanul Kamil Ahmad Nashruddin, Minggu (9/10/2022). 

Tujuan dari kegiatan ini, katanya, tidak lain untuk menanamkan rasa cinta anak-anak kepada Nabi Muhammad SAW, mengenali sosok yang membawa dari zaman gelap menuju jaman yang terang benderang.

Selepas shalawatan, seluruh siswa, SMP maupun SMA beserta para guru serentak memanjatkan doa. Beberapa waktu lalu pasca kejadian, mereka juga menggelar shalat ghaib. 

"Malam ini kami bershalawat dan mendoakan kembali tepat di momen tujuh hari meninggalnya korban tersebut," terang Ketua Yayasan Al Insanul Kamil Ahmad Nashruddin.

Siswa-Sekolah-Islam-Shafta-Surabaya-2.jpgSiswa Sekolah Islam Shafta Surabaya saat perayaan Maulid Nabi Muhammad dan doa bersama untuk Aremania korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Minggu (9/10/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Ketua Yayasan Al Insanul Kamil Ahmad Nashruddin mewakili Sekolah Islam Shafta Surabaya juga mengucapkan duka cita mendalam. 

"Semoga amal ibadah diterima oleh Allah SWT dan dosanya diampuni oleh Allah SWT. Semoga dengan berkah shalawat Nabi Muhammad, semuanya dapat dipertemukan dengan Baginda Rasulullah," ungkap Ketua Yayasan Al Insanul Kamil Ahmad Nashruddin. 

Usai peristiwa tragis ini, Ketua Yayasan Al Insanul Kamil Nashruddin berharap akan ada ishlah atau perdamaian antara seluruh supporter maupun klub-klub bola di Indonesia. Karena, sejatinya semangat olahraga adalah menjunjung tinggi sportivitas, merajut kebersamaan dan kekompakan. 

"Kita harus bersatu, jangan generasi turun temurun terus menerus menjadi musuh. Kami harap dengan ini, seharusnya semua ego dihilangkan," ungkapnya seraya berharap seluruh supporter di Indonesia bisa guyub, rukun dan tak ada lagi pertandingan sepak bola yang memakan korban jiwa. 

Sementara itu, Viona Nur Aini siswa kelas 8C dan Najwa, siswa kelas 8B mengungkapkan kesedihan senada. 

"Kita ikut bersedih dan berbelasungkawa atas kejadian tersebut. Semoga ke depannya, sepak bola Indonesia semakin membaik dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ujar Viona. 

Najwa juga bercerita, jika pihak sekolah mengajak para siswa melaksanakan shalat ghaib sebagai bentuk ungkapan duka mendalam. Ia berharap ke depan para supporter saling bersatu, saling dukung satu sama lain agar sepak bola Indonesia semakin maju. 

1 Oktober 2022 akan selalu dicatat sebagai malam paling memilukan dalam sejarah sepak bola Indonesia. Sedikitnya 125 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan di pertandingan Arema FC vs Persebaya pada lanjutan Liga 1 2022.

Tragedi ini memantik empati berbagai kalangan bahkan dunia internasional. Sementara di Surabaya, berbagai macam elemen masyarakat memanjatkan doa bersama.

Sementara Sekolah Islam Shafta Surabaya juga terus memberikan support moril dan berharap besar peristiwa ini merupakan terakhir dalam dunia sepak bola tanah air.

Sekolah tempat pesepakbola Evan Dhimas sempat mengemban ilmu ini, menjawab rasa duka seluruh elemen masyarakat dengan melaksanakan shalat ghaib pasca kejadian tragedi Stadion Kanjuruhan dilanjutkan doa bersama pada malam ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES