Pendidikan UIN Malang

12 Mahasiswa Asing Pelajari Tari Tradisional Bersama Srikandi UIN Maliki Malang

Rabu, 16 November 2022 - 06:38 | 24.11k
Mahasiswa Asing Pelajari Tari Tradisional (Foto: Afdalina Amalul Hadist/TIMES Indonesia)
Mahasiswa Asing Pelajari Tari Tradisional (Foto: Afdalina Amalul Hadist/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – 12 Mahasiswa asing dari 12 negara pelajari tari tradisional bersama Srikandi, komunitas tari asal UIN Maliki Malang. Kegiatan ini merupakan agenda lanjutan dari program International Youth Enhancing Study (I-Yes) yang diadakan oleh Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang yang sudah memasuki hari ke-2.

Bertempat di Theater Room lantai 3 Fakultas Humaniora, Selasa (15112022), agenda ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu budaya Indonesia, yakni tari tradisional. Sebelum proses pembelajaran, dua anggota Srikandi memperkenalkan tentang tari tradisional asal Indonesia. Setelahnya, 12 mahasiswa asing tersebut dipasangkan masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang, laki-laki dan perempuan.

Dalam prosesnya, anggota Srikandi mencontohkan terlebih dahulu bagaimana melakukan gerakan tari sesuai tempo dan lagu yang sedang diputar. Tari kali ini memilih Wonderland Indonesia sebagai musik utama. Wonderland Indonesia sendiri merupakan karya musisi Alffy Rev yang terkenal dengan karya bernuansa budaya dan nasionalisme tinggi.

Dalam lagu ini, terdapat 6 lagu daerah yang dipilih untuk ditampilkan sesuai dengan tariannya. Diantaranya Paris Barantai asal Kalimantan Selatan, Sipatokaan asal Sulawesi Utara, Sajojo asal Papua, Soleram asal Riau, Kampung Nan Jauh di Mato asal Sumatera Barat, dan Janger asal Bali.

“Pemilihan Wonderland Indonesia sebagai pembelajaran tari kali ini dikarenakan bisa merepresentasikan budaya Indonesia kepada mahasiswa asing yang datang ke Fakultas Humaniora,” jelas Meril, anggota Srikandi yang juga mahasiswa jurusan Manajemen UIN Maliki Malang.

Meskipun cukup sulit untuk menirukan gerakan yang dicontohkan oleh anggota Srikandi, 12 mahasiswa asing merasa antusias untuk mempelajari lebih lanjut.

“Saya sudah 6 bulan berada di Indonesia, tepatnya di Semarang, tetapi ini sulit. Namun karena ini hal yang baru, menurut saya seru untuk dipelajari,” ungkap Zuhal Azimi, mahasiswi asing asal Afghanistan.

Gerakan yang kerap kali belum tepat dan harus diulangi kembali menjadi proses dalam pembelajaran tari tradisional ini. Meskipun begitu, mahasiswa asing tampak mengikuti pembelajaran dengan baik.

“Meskipun kebanyakan laki-laki tidak suka tari, saya menyukainya karena gerakannya unik. Dengan mengikuti pembelajaran ini, saya merasa lebih mengenal Indonesia, apalagi dengan pembelajaran yang cukup mudah untuk diikuti karena gerakannya tergolong sederhana,” kata Panashe Ndlovu, mahasiswa asing asal Zimbabwe.

Hampir memakan waktu selama 2 jam, agenda ini pun diakhiri. Panitia menegaskan kembali kepada mahasiswa asing untuk mempelajari lagi tarian yang sudah dicontohkan. Hal ini mengacu pada agenda di hari terakhir, tari tradisional yang dibawakan oleh 12 mahasiswa asing akan ditampilkan saat Closing Ceremony I-Yes. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES