Pendidikan

Alumni SMKN 2 Kota Tasikmalaya Miliki Peluang Kerja di Jepang Hingga Korea

Senin, 21 November 2022 - 14:23 | 103.50k
Siswa/i  saat mengikuti praktek di workshop SMKN 2 Kota Tasikmalaya, Jalan Noenoeng Tisnasaputra, Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, (21/11/2022). (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Siswa/i  saat mengikuti praktek di workshop SMKN 2 Kota Tasikmalaya, Jalan Noenoeng Tisnasaputra, Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, (21/11/2022). (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYASMKN 2 Kota Tasikmalaya, berkomitmen mencetak SDM yang mampu bersaing di tengah ketatnya persaingan di pasar kerja. Tak ayal, saat ini ada ratusan lulusannya yang telah bekerja di luar negeri, seperti di Jepang, Taiwan hingga Korea. 

Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMKN 2 Kota Tasikmalaya Anton Susanto saat TIMES Indonesia bertemu di SMKN 2 Kota Tasikmalaya Jalan Noenoeng Tisnasaputra, Kahuripan, Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (21/11/2022)

Mendapatkan pekerjaan merupakan satu harapan dari setiap siswa yang telah lulus menjadi alumni. Bekerja di luar negeri menjadi salah satu imipian dari sejumlah siswa dengan berbagai macam alasannya.

"Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Kota Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah 
di lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XII Jawa Barat, yang menjadi langganan mengirimkan lulusannya bekerja di luar negeri," ungkap Anton.

Anton menyebut penyaluran tenaga kerja alumni SMKN 2 Tasikmalaya ini sesuai dengan misi sekolahnya yaitu Penguatan dan Peningkatan Pada Kemitraan dengan Dunia Usaha Dunia Industri Bertaraf Nasional Maupun Internasional.

"Alhamdulilah, alumni kami saat ini banyak yang bekerja di luar negeri, kami pun terus berupaya agar lulusan kami bisa menjadi generasi yang berkualitas," kata Kepala SMKN 2 Kota Tasikmalaya Anton Susanto.

Dia menambahkan, dalam setiap tahunnya SMKN 2 Kota Tasikmalaya selalu menyalurkan anak untuk bekerja di perusahaan yang ada di luar Negeri seperti Negara Jepang, Korea, dan Taiwan.

"Lulusan kami dalam setiap tahunnya selalu tersalurkan dalam mengisi loker dan dapat bekerja di Jepang, Korea, Taiwan. Setiap tahunnya ada 20 sampai 30 orang yang berangkat, jika dihitung keseluruhan, alumni kami sudah ada ratusan yang bekerja di luar negeri," kata dia. 

Hal itu menurut Anton merupakan bukti bahwa sekolah menengah kejuruan bisa melahirkan generasi yang berkualitas. Sehingga tidak semestinya lulusan SMK jadi penyumbang tertinggi pengangguran di Indonesia. 

Anton menyebut SMKN 2 Tasikmalaya memiliki potensi dan keunggulan, dimana anak didiknya diberikan keterampilan yang siap untuk bekerja. Tak hanya itu, melalui Teaching Factory (TEFA) siswa/i pun diperkenalkan dengan situasi dan kondisi industri yang sebenarnya.  

"Peluang setiap sekolah menengah kejuruan sebetulnya banyak, apalagi sekarang Pemerintah khusunya di Jawa Barat telah mencanangkan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) untuk Pendidikan di SMK," jelasnya.

SMKN-2-Kota-Tasikmalaya-2.jpg

Di SMKN 2 Kota Tasikmalaya saja dikatakan Anton ada beberapa core bisnis yang dihasilkan dari produk-produk jurusan. 

"Kami memiliki tujuh jurusan yang mana masing-masing jurusan itu memiliki produk BLUD berdasarkan karakteristik jurusan contoh untuk mesin ada souvenir yang dibuat oleh CNC Milling," terangnya. 

Berikutnya ada jam digital dari jurusan elektronik. Jurusan ini pun memiliki produk BLUD layanan jasa service center khusus merk Panasonic. 

"Ini di priangan timur hanya ada di SMKN 2 Tasikmalaya saja, dan tentunya ini bisa memberdayakan anak-anak jika telah lulus nanti, berikut produk dari jurusan lainnya," kata Anton. 

Jadi Anton mengatakan SMK ini bisa melahirkan anak didik yang berkualitas sehingga tidak semestinya ada lulusan sekolah kejuruan yang menganggur. Apalagi ini jadi penyumbang pengangguran terbanyak. 

"Hanya saja itu balik lagi terhadap management tiap pemangku kebijakan di sekolah menengah kejuruannya," katanya. 

Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XII Jawa Barat Abur Mustikawato mengatakan pihaknya mendorong seluruh SMK yang berada di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya agar bersinergi dengan mitra industri. Hal tersebut dirasa perlu untuk meningkatkan kompetensi siswa/i maupun pengajar di sekolah.

"Untuk SMK di KCD XII itu harus betul-betul punya pasangan industri, seperti misal di sini SMKN 2 Kota Tasikmalaya. Karena SMK ini sudah cukup umur, maka mereka dibagian hubungan industrinya sudah ajeg dan terkoneksi dengan industri-industri terkemuka di seluruh dunia. Termasuk Jepang, Korea dan juga di dalam negeri," ujar Abur. 

Selain itu, menurut dia, keahlian bahasa asing pun menjadi bagian yang tidak kalah penting untuk dikuasai oleh siswa/i. Khususnya bagi mereka yang hendak mempersiapkan diri bekerja di luar negeri. 

"Di samping kompetensi ditekankan, yang di-push selanjutnya yaitu di sisi bahasa. Bahasa di sini adalah bahasa asing, baik itu Inggris, Jepang, Mandarin bahasa Korea," katanya.

Disinggung mengenai stigma lulusan SMK sebagai penyumbang pengangguran terbanyak, Abur menilai, lantaran seiring kemajuan zaman maka kualifikasi pada industri sendiri semakin berat. 

"Oleh karena itu usaha kita harus seperti itu. Jadi semua SMK yang ada di KCD 12 insya Allah kita push. Dan benar benar memiliki koneksi dengan industri industri," katanya.

Adapun Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Edy Purwanto mengatakan, cukup banyak lulusan SMKN di Jabar yang kini bekerja di luar negeri. Di mana SMKN 2 Kota Tasikmalaya adalah salah satunya. 

"Seperti di SMKN 2 Kota Tasikmalaya ini, sudah lama dapat mengirimkan lulusannya ke beberapa negara. salah satunya di Jepang. Karena kita di sana industrinya sangat maju, tapi anak-anak kita seperti di SMKN 2 Kota Tasikmalaya ini tidak kalah bersaing dengan SDM yang ada di Jepang," ujar Edy Purwanto. 

Edy Purwanto menambahkan, kualitas dan kapasitas siswa/i SMKN 2 Kota Tasikmalaya yang unggul ini tak terlepas dari model Pembelajaran Teaching Factory (TEFA). Sehingga model pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri.

"Dengan begitu maka ketika bekerja di luar negeri tidak asing lagi pada standar dan prosedur ketat yang berlaku di sana," pungkasnya (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES