
TIMESINDONESIA, MALANG – SMAN 6 Malang menggelar pagelaran sandhiwara jawa tradisional yang bernama HEKSADHIWA. Kegiatan tersebut mengambil tema “PRATIDAYA” Pagelaran Tradisi dan Budaya. Acara itu dilakukan di Aula SMAN 6 Malang pada Sabtu (25/02/2023).
Heksadhiwa merupakan sebuah nama akronim dari “Heksa” yang berarti enam dan “Dhiwa” yang berarti sandiwara, jadi Heksadhiwa adalah sebuah pertunjukan yang diadakan di SMAN 6 Malang.
Advertisement
Acara yang diadakan setahun sekali ini adalah sebuah tradisi rutin yang dilakukan untuk memenuhi Kompetensi Dasar pada mata pelajaran bahasa daerah yakni Bahasa Jawa. Jadi, dari dialog pada saat pementasan sampai pembawa acara menggunakan Bahasa Jawa.
Pementasan drama "Roro Jonggrang" oleh kelas 12 BSBU di SMAN 6 Malang. Sabtu (25/02/2023). (FOTO: Alfounnier Arivia Narendra/TIMES Indonesia)
“Ini merupakan event yang ke 4, setelah vakum di tahun 2022 karena pandemi,” ucap Ratna Dewi A., S.Pd, Guru Bahasa Jawa.
Ratna menjelaskan, heksadhiwa pertama kali digelar tahun 2018 karena pada pelajaran Bahasa Jawa ada materi tentang pergelaran pentas seni. Saat itu, muncuk linisiatif membuat pagelaran sandhiwara dengan maksud menampung bakat siswa yang tidak melulu di bidang akademik.
Ratna menambahkan, sandhiwara ini menggunakan bahasa jawa serta cerita rakyat yang dipilih juga cerita-cerita rakyat berasal dari Jawa Timur seperti Roro Jonggrang, Riro mendut, Lutung Kasarung. Sebelum penentuan cerita rakyat yang ditampilkan, siswa mengadakan voting untuk memilih cerita yang bakal dipentaskan.
Foto bersama kelas 12 MIPA 3 dengan sutradara dan pemain di Taman SMAN 6 Malang. Sabtu (25/02/2023). (FOTO: Alfounnier Arivia Narendra/TIMES Indonesia)
Pementasan yang diadakan di lapangan SMAN 6 Malang pada Sabtu (25/02/2023) ini dimeriahkan oleh 11 sajian, diantaranya “Roro Jongrang” karya dari kelas 12 BSBU, “ Reog Ponorogo” dari kelas 12 MIPA 1, hingga “ Roro Mendut” dari kelas 12 KBC (Kelompok belajar cepat).
“Persiapan dari Heksadhiwa ini sudah sejak bulan November 2022 dan pengumpulan dana sendiri berasal dari iuran anak-anak sebesar Rp50.000,” ucap Bayu Angga Syah Putra, Ketua Pelaksana. l
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula SMAN 6 Malang ini terbagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama berlangsung mulai dari pukul 09.10 hingga 11.40 dan sesi kedua pukul 12.10 sampai 15.10. Pembagian sesi ini dilakukan karena kapasitas dari aula nya yang hanya cukup 300 orang dan bergantian dengan penonton yang lain.
“Saya berharap semoga kedepannya lebih bagus lagi dan kalau bisa diadakan juga lomba-lomba yang berkaitan dengan tradisional jawa,” kata Edy Parlindungan, S. Pd., M. Pd, Kepala SMAN 6 Malang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |