LPPM UB Berikan Pembekalan Pertama Program Mahasiswa Membangun 1000 Desa

TIMESINDONESIA, MALANG – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya (UB) memberikan pembekalan pertama bagi Mahasiswa Membangun Desa (MMD), yang dilakukan secara daring, Sabtu (1/4/2023) lalu. Kegiatan tersebut diadakan untuk mensosialisasikan tentang teknis pelaksanaan MMD serta pembekalan etika, leadership, dan komunikasi dalam masyarakat desa.
Ketua LPPM UB, Prof Luchman Hakim mengatakan, program pembekalan MMD diikuti oleh 14.019 mahasiswa yang nanti akan diterjunkan ke 1000 desa di Jawa Timur, serta sekitar 500 dosen pembimbing lapang.
Advertisement
Prof Luchman menjelaskan, basis kegiatan MMD ini adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau mahasiswa terjun ke desa. “Kegiatan KKN di UB sudah lama. Secara khusus pada periode ini ada kebijakan bahwa KKN dilakukan secara serentak pada level universitas sehingga dikoordinasi bersama oleh LPMM bernama MMD,” ucapnya.
Keunggulan MMD adalah mahasiswa dari berbagai fakultas bisa menjadi satu tim yang kokoh dan holistik serta bisa saling mengenal.
“Sebenarnya tujuan MMD adalah membangun simpati dan empati. Menghadapi problem besar menghadapi simpati dan empati, mendekatkan mahasiswa dengan kehidupan riil mengimplementasikan pengetahuan dan teknologi ke masyarakat serta simpati untuk memahami pihak lain," lanjutnya.
"Setelah kegiatan lapang MMD mahasiswa diharapkan mampu merasakan perasan orang lain bagaimana kita tertarik fakta kehidupan masyarakat di desa dan bagaimana kita merasakan perasaan orang lain dengan cara memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan," pungkas Prof Luchman.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir Imam Santoso MP menjelaskan, keberhasilan seseorang di masa depan memang merupakan karunia Allah SWT. Namun keberhasilan seseorang tersebut tidak terlepas dari bagaimana jejak digitalnya di masa lampau.
“Jejak digital bisa ditelusuri bagaimana dia melewati masa mudanya dengan aktivitas-aktivitas yang produktif. Jadi tidak hanya memenuhi kurikulum tapi adek-adek mempunyai pengalaman membaur masyarakat desa dengan segala macam problematikanya,” tuturnya.
Prof Imam berharap pengalaman ini bisa menjadi semangat sehingga bisa mendapatkan pengetahuan yang jauh lebih komprehensif.
“Output dari kegiatan MMD yang nanti dilaksanakan berupa data dan informasi yang nantinya akan dikumpulkan dan dimasukkan kedalam database. Data tersebut akan menjadi bahan yang sangat berharga bagi riset dan publikasi untuk memenuhi kebutuhan kurikulum,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Tim Pelaksana Program MMD, Yusron Sugiarto menjelaskan tentang sosialisasi Buku Panduan Mahasiswa Membangun Desa (MMD).
Yusron mengatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat merupakan kewajiban bagi mahasiswa program sarjana. Hal itu sesuai dengan Permindikbud Dikti nomer 3 tahun 2020
Dalam pembekalan pertama ini, Yusron menjelaskan materi tentang persiapan kegiatan Pra MMD, pelaksanaannya, hingga publikasi di media online.
Selanjutnya, pemateri kedua Susinggih Wijana menjelaskan tentang Kelembagaan desa, struktur organisasi desa, hingga jenis-jenis lembaga desa.
Dan yang terakhir, atau pemateri ketiga, Tibyani menjelaskan tentang Prinsip Etika Pergaulan di Lokasi KKN seperti moral dan keserasian, etika dalam berpenampilan, hingga etika dalam berkomunikasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |