Pendidikan

Vokasi UMM Hadirkan Industri di dalam Kampus

Rabu, 12 April 2023 - 13:08 | 31.61k
Proses belajar mengajar di Vokasi UMM. (Humas UMM for Times Indonesia)
Proses belajar mengajar di Vokasi UMM. (Humas UMM for Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Umumnya, proses pembelajaran di kampus dilakukan di dalam sebuah kelas, dengan kegiatan mencatat materi yang dijelaskan oleh dosen. Namun, proses pembelajaran itu tidak dilakukan oleh mahasiswa vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).  

Jika dilihat, kampus yang berlokasi di Jalan Raya Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang ini malah lebih mirip dengan industri atau perusahaan yang lengkap dengan para pekerja di dalamnya.

Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Assoc. Prof. Dr. Tulus Winarsunu, M.Si mengatakan, kampus vokasi ini memang menerapkan konsep pembelajaran Factory Training and Production Collaboration Project. Yaitu proses pembelajaran yang disebut dengan authentic learning atau pembelajaran secara nyata atau yang sebenarnya. 

“Untuk mendukung situasi nyata itu, maka vokasi UMM mengajak mitra industri untuk masuk ke dalam kampus berkolaborasi langsung dengan mahasiswa kami. Sehingga praktisi yang dihadirkan bukan hanya sebagai dosen tamu atau pemberi dana saja, tapi benar-benar mengajari bagaimana industri berjalan,” jelas Tulus.

Secara prinsip, teaching factory (TEFA) yang dikembangkan di UMM yakni mahasiswa tidak hanya melakukan research saja, tapi juga turut andil dalam memproduksi barang sampai dengan pemasaran yang dilakukan bersama mitra perusahaan. 

“Konsep seperti ini bisa disebut dengan gain gain solution. Di mana masing-masing pihak, baik dari perusahaan maupun kampus juga mendapatkan keuntungan,” imbuhnya.

Menariknya, para mahasiswa vokasi UMM juga mendapatkan keterampilan yang bersifat multidimensi. Artinya, mendapatkan kemampuan utama (hardskill) di bidang keilmuan masing-masing serta soft skill yang dapat berjalan beriringan. 

Menurut Tulus, di zaman yang serba modern ini, soft skill masih dan akan terus dibutuhkan dalam proses industri. “Seperti yang kita ketahui, soft skill merupakan kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik, berpikir kritis dan juga kreatif. Sehingga barang yang diproduksi oleh mahasiswa nantinya merupakan produk inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi,” kata Tulus.

Menurutnya, inti dari proses pembelajaran di Vokasi UMM ini berutjuan untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang berguna untuk masyarakat dan juga bangsa. “Untuk itu, vokasi UMM banyak melakukan kerja sama industri baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Membuka banyak pelatihan-pelatihan yang bisa mengantarkan mahasiswanya untuk berkarir di skala global ,” ungkapnya.

Terakhir, Tulus juga menjelaskan, ke depannya kurikulum yang digunakan di vokasi UMM akan fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan juga perkembangan zaman. Pihaknya mengaku Vokasi UMM tidak mau membuang waktu untuk proses pembelajaran yang biasa-biasa saja.

“Karena pada akhirnya, kita tidak akan tahu lulusan-lulusan seperti apa yang akan dipilih dan diterima oleh perusahan. Kalaupun tidak berkarir perusahaan, setidaknya lulusan vokasi UMM sudah memiliki bekal yang mumpuni untuk membuka usahanya sendiri,” pungkas Tulus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES