Pendidikan

Kisah Petani Milenial Jatim Belajar Budidaya Kakao di Palopo

Jumat, 04 Agustus 2023 - 11:44 | 81.82k
Para petani milenial asal Kabupaten Malang dan Pacitan belajar budidaya kakao di Palopo, Sulawesi Selatan. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)
Para petani milenial asal Kabupaten Malang dan Pacitan belajar budidaya kakao di Palopo, Sulawesi Selatan. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PALOPO – Itulah yang dilakukan oleh 30 orang petani milenial yang berasal dari Kabupeten Malang dan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, untuk mempertajam pemahaman dan keterampilan mereka dalam berbagai aspek budidaya kakao. Pelatihan dilakukan selama 30 hari bertempat di Cocoa Development Centre (CDC) Academy PT. Mars Palopo Sulawesi Selatan, mulai pertengahan Juli lalu.

Semangat dan keyakinan nampak diwajah para peserta saat dikunjungi oleh Manager Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) Provinsi Jawa Timur, bersama Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang), Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang dan Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan beserta tim pada Kamis (3/8/2023).

Advertisement

Kunjungan ini dimaksudkan untuk memantau proses pelatihan yang telah diberikan oleh para expert PT. Mars, sekaligus memberikan motivasi dan keyakinan kepada para peserta pelatihan tentang dukungan dinas terhadap pengembangan kakao di masing -masing kabupaten.

Manager PPIU Jatim, Acep Hariri mengungkapkan bahwa sebelum menjalani pelatihan di Cocoa Academy, peserta tersebut telah diseleksi oleh masing-masing DIT dengan beberapa kriteria.

petani-milenial-3.jpg

Harapannya, setelah peserta menjalani pelatihan, akan dapat menerapkannya di lahan usahanya serta mengedukasi petani lain untuk melaksanakan budidaya sesuai dengan ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama pelatihan. PPIU Jatim juga bertindak untuk bridging para petani kakao dengan perusahaan offtaker yang berkedudukan Jawa Timur, dengan demikian petani kakao makin meyakini bahwa dengan metode budidaya yang baik, akan diperoleh peningkatan produktifitas dan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan pasar.

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dikemukakan oleh Kepala Badan PPSDM Pertanian, Dedi Nursyamsi bahwa petani milenial harus terus didorong untuk mengembangkan kapasitasnya dalam dunia pertanian, hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas usahatani termasuk pendapatan dan kesejahteraannya.

“Petani milenial harus terus didorong pertumbuhannya untuk mengoptimalkan peran pertanian ditangan generasi muda,” ungkap Syahrul.

Dedi mengungkapkan bahwa para milenial lebih adaptif terhadap penerapan smart farming, sehingga diharapkan mampu meminimalisir potensi gangguan usaha yang sedang dilakukan, termasuk diantaranya terhadap gangguan iklim.

"Karena itu, para milenial harus lebih baik mengelola usahanya dengan pemanfaatan teknologi atau smart farming agar pertanian tidak lagi identik dengan kotor, lusuh dan tidak menjanjikan," katanya.

Dalam sesi diskusi dengan peserta, Direktur Program YESS PPIU Jatim merespon baik capaian yang telah diperoleh peserta selama pelatihan. Selanjutnya meminta agar ilmu yang telah diperoleh dapat dibagikan kepada petani lain setelah mereka kembali dari Cocoa Academy. 

Tindaklanjut hasil pelatihan ini harus diwujudkan secara nyata dan terukur, antara lain dengan perbaikan pada aspek onfarm, peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen, diseminasi kepada petani lain serta kolaborasi yang dikembangkan dalam bentuk cluster komoditas di masing-masing kabupaten. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES