Mahasiswa UM Ciptakan Produk Pereda Kudis dari Daun Mint dan Sirih

TIMESINDONESIA, MALANG – Lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Nmengembangkan produk pereda Scabies atau kudis dari ekstrak daun mint dan sirih yang ramah lingkungan. Produk ini diberi nama OshadaSca.
Ide pembuatan produk ini tercetus pada pertengahan bulan Januari 2023 sebelum mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Skim Kewirausahaan. Lokasi pembuatan produk OshadaSca ini berada di Laboratorium Kimia FMIPA UM yang terletak di pusat kota. Produk ini dibuat karena obat Scabies yang berbahan dasar alami masih belum ditemukan. OshadaSca hadir sebagai solusi untuk meredakan penyakit ini dengan tidak menimbulkan efek samping dan aman digunakan untuk bayi serta ibu hamil.
Advertisement
Tim mahasiswa UM yang menciptakan produk pereda Scabies ini terdiri dari berbagai jurusan. Sebagai dosen pembimbing adalah Sheila Febriani Putri, S.Pd., M.Pd. dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UM.
Tim ini memperoleh pendanaan sebesar Rp7,5 juta untuk merealisasikan produk inovatif tersebut. Pendanaan tersebut didapatkan setelah mereka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Skim Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemendikbudristek. Tim terdiri dari Fatkhur Rahman dan Genta Radewa Hassyarafi Ardiansah dari S1 Akuntansi, Dinar Wahyu Ananda dari S1 Pendidikan Biologi, Hikmatul Khasanah dari S1 Kimia, serta Gabrielle Bernadhita Mercyanto Putri dari S1 Desain Komunikasi Visual.
Fatkhur selaku ketua tim mengatakan bahwa nama OshadaSca diambil dari dua kata. Kata Oshada berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti obat, ilmu kedoketran atau ilmu pengobatan dan kata Sca merupakan akronim dari kata Scabies. Singkatnya, OshadaSca ini merupakan pengobatan Scabies.
Proses pembuatan OshadaSca yakni dengan mencampurkan ekstrak daun mint dan daun sirih dengan bahan produk krim scabies lainnya. Daun mint memiliki kandungan zat antioksidan dan anti-inflamasi yang disebut sebagai asam rosmarinic. Selain itu produk ini juga memakai ekstraksi dari daun sirih karena kandungan senyawa antibakteri didalamnya.
Terdapat juga beberapa kandungan yang bersifat anti scabies yang ada didalam daun sirih, di antaranya adalah senyawa fenol dan minyak atsiri yang berperan mematikan agen Sarcoptes scabiei. Untuk bahan baku produk ini, tim bekerja sama dengan Griya Mint Malang yang berlokasi di Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Fatkhur menjelaskan bahwa pada tahun 2020 menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), estimasi prevalensi Scabies di Indonesia sebesar 4,60 persen sampai dengan 12,95 persen. Saat ini, penyakit Scabies menduduki peringkat ketiga dari 12 penyakit kulit yang ada di Indonesia. Tungau Sarcoptes Scabiei mudah berkembang dan menular di negara yang beriklim tropis dan panas serta di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Atas dasar tersebut, terinspirasi untuk menciptakan produk pereda Scabies dalam bentuk krim.
“Produk ini juga sebagai wujud realisasi ide dari tim kami. Selain mencoba hal baru, dengan adanya produk ini juga sebagai tambahan penghasilan dan bentuk belajar berwirausaha selagi masih menjadi mahasiswa,” tutur salah satu anggota tim OshadaSca, Hikmatul Khasanah, pada Kamis (3/8/2023).
Keuntungan yang diperoleh oleh tim OshadaSca tidak hanya pendanaan dari Belmawa Kemendikbudristek akan tetapi juga dari Universitas Negeri Malang. Selain itu, mereka juga mendapatkan 3—5 konversi SKS di mata kuliah yang sesuai dengan bidang Program Kreativitas Mahasiswa yang diikuti. “Benefit lain kita bisa mempunyai pengalaman lebih khususnya di bidang kewirausahaan, presentasi dan relasi seperti bisa kenal dengan banyak dosen” ujar Fatkhur.
Nantinya, OshadaSca ini akan dipasarkan dengan kisaran harga Rp40 ribu untuk kemasan 10 gram dan dipromosikan melalui media sosial serta e-commerce.
"Harapannya dapat masuk PIMNAS, dengan tujuan memberikan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap produknya sehingga dapat mengurangi prevalensi scabies di Indonesia," kata Hikmatul Khasanah, perempuan asli Pasuruan ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |