Tips agar Tak Tegang Saat Presentasi di Depan Penguji

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presentasi yang baik dan efektif adalah salah satu skill yang harus dimiliki setiap mahasiswa maupun karyawan. Namun, untuk membuat presentasi dan menyajikannya di depan panelis tidaklah mudah.
Ketegangan sering menyebabkan blank dan presentasi pun gagal total. Terlebih panelis yang dihadapi memiliki nama besar dan sudah berpengalaman puluhan tahun di bidangnya.
Advertisement
Lalu bagaimana tips atasi ketegangan agar lancar dalam mempresentasikan materi kepada panelis yang memiliki nama besar?
Dua orang yang baru saja menyabet gelar terbaik dalam kompetisi nasional pun membagikan tipsnya. Mereka adalah Tomy Bagus Setiawan dan Bagus Mahardika Parikesid.
Duo Bagus ini menjadi pemenang dalam sebuah kompetisi berskala nasional yang digelar di Surabaya beberapa waktu lalu. Salah satu materi yang dinilai adalah bagaimana mereka mempresentasikan data dan membuatnya memiliki makna.
Tomy Bagus Setiawan mengatakan, pertama adalah data sangatlah perlu disiapkan dengan baik, lalu mendiskusikannya dengan tim hingga verifikasi data ulang.
"Dari situ, kita bisa mempertanggungjawabkan kebenarannya di depan panelis," ujar Tomy, Kamis (10/8/2023).
Saat presentasi, lanjut Tomy, jangan lupa juga berikan kalimat pembuka yang ringkas tapi menarik. Hal ini bisa menarik panelis untuk terus menyimak.
Kemudian konten yang disajikan juga harus menarik, komunikasi verbal maupun non verbal saat presentasi juga harus diperhatikan dan juga presentasi harus menghadap ke audiens atau panelis.
"Kemudian hal lain yang juga harus disiapkan adalah mental kita. Kebetulan saya dan mas Bagus sudah terbiasa dengan kultur presentasi di tempat kerja, jadi secara chemistry sudah dapat, kemudian mental juga alhamdulillah sudah sedikit terasah," ungkap pria kelahiran Surabaya 27 April 1982.
Hal senada juga diamini oleh Bagus Mahardika Parikesid yang menjadi pendamping Tomy saat kompetisi ini. Selain data yang kuat dan lengkap, hal berikutnya yang harus dilakukan saat menuju presentasi adalah bersikap tenang.
"Untuk mengatasi grogi kami berusaha menenangkan diri dulu, santai sejenak, lalu tarik nafas, kemudian baru (masuk ke ruang) presentasi," kata Bagus.
Menurut pria kelahiran Surabaya 11 Agustus 1985 ini, saat menjadi juara 1 dalam kompetisi sebelumnya ini membuat kebanggaan tersendiri, sekaligus mengucapkan banyak syukur. Dia dan Tomy berharap dalam kompetisi-kompetisi lanjutan bisa mempertahankan prestasi tersebut.
"Kita akan terus mengasah kemampuan dan terus belajar bersama tim di tempat bekerja saat ini. Lalu, peran keluarga juga selalu menjadi support system yang sangat positif untuk karier ke depan," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |