
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Tidak semua anak muda bisa dan mau belajar puisi Jawa modern seperti Geguritan dan Macapat.
Namun, bagi Herlina Indrianti, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, mempelajari Geguritan dan Macapat menjadi sesuatu hal yang menarik dan tantangan tersendiri.
Advertisement
Saat tampil di acara lomba Padukuhan di Desa Giriasih, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul dalam rangka memperingati HUT ke 78 RI baru-baru ini, ia tampil membaca geguritan dan Macapat dengan sangat baik.
Mahasiswi semester VI jurusan Guru PAUD ini membuat banyak orang takjub.
Kekaguman warga yang hadir dalam acara tersebut bukan tanpa alasan karena di usia yang sangat muda ada yang memiliki bakat seni langka.
"Mbak (Herlina Indrianti) nya yang kemarin memang punya bakat, berseni. Geguritan nya bagus," ujar salah seorang warga yang juga sebagai Sutradara kesenian Kethoprak, Sugiyo, Sabtu (12/8/2023).
Herlina Indrianti mengatakan telah mempelajari Geguritan dan Macapat sejak duduk di bangku SMP dan SMK. Ia menyebut selain suka dengan karya sastra atau seni tradisional Jawa itu, wanita 22 tahun kelahiran Kulonprogo 20 Desember 2001 ini juga menyukai kesenian karawitan.
"Sudah suka (Geguritan dan Macapat) sejak SMP dan SMK, tapi saya dalami lagi dengan otodidak belajar dari YouTube," ujar Herlin, sapaan akrab, Herlina Indrianti.
Remaja warga Kasihan, Ngentakrejo, Lendah Kulonprogo ini mengungkapkan ketertarikannya dengan Geguritan dan Macapat ini karena beragam hal didapatkan mulai dari tata bahasa hingga makna dari karya sastra tersebut. Bahkan uniknya, bahasa Jawa ini menjadi sesuatu hal yang dapat memberikan pengaruh bagi karakter manusia.
"Bahasa halus sopan, ini saya suka, ada nilai nilai karakter," tandas Herlin, yang saat ini tengah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Giriasih, Purwosari, Gunungkidul. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.