Pendidikan

Bionev, Liquid Vape dari Daun Teh Hijau Tanpa Nikotin; Inovasi Kreatif Mahasiswa UM

Jumat, 01 September 2023 - 22:23 | 218.06k
Produk Bionev, liquid vapor tanpa nikotin yang berbahan dasar daun teh hijau (FOTO: Tim Bionev for TIMES Indonesia) 
Produk Bionev, liquid vapor tanpa nikotin yang berbahan dasar daun teh hijau (FOTO: Tim Bionev for TIMES Indonesia) 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim PKM-K mahasiswa Universitas Negeri Malang telah berhasil menciptakan produk liquid vape revolusioner yang tidak mengandung nikotin. Produk liquid vape ini diberi nama Bionev.

Bionev dinilai memiliki potensi untuk melindungi kesehatan paru-paru. Tim UM tersebut sengaja memilih bahan dasar daun teh hijau sebagai komponen utama liquid vape ini dengan alasan untuk pencegahan fibrosis paru-paru, yaitu kondisi serius yang dapat diakibatkan oleh merokok dan penggunaan vape berbasis nikotin.

Advertisement

Menurut data, daun teh hijau mengandung senyawa katekin yang telah terbukti memiliki potensi pencegahan fibrosis paru-paru. Dalam banyak kasus, nikotin yang terdapat dalam liquid vape konvensional dapat merangsang vibrogenesis dan peradangan paru-paru. Bila tidak diatasi dapat menjadi lebih parah.

Oleh karena itu, tim tersebut berusaha menciptakan alternatif yang memungkinkan pengguna vape tetap merasakan kenikmatannya tanpa menghadapi dampak buruk bagi paru-paru mereka.

Bahan utama yang digunakan dalam produk Bionev ini adalah daun teh hijau yang diproduksi melalui kerjasama dengan kebun teh di Wonosari. Mereka mengambil sampel daun teh yang sudah kering dari kebun tersebut.

Selain itu, bahan campuran lainnya adalah VG (Vegetable Glycerin) dan PG (Propylene Glycol), yang merupakan komponen umum dalam liquid vape. Namun, dalam produk ini, penggunaan VG dan PG dijaga agar tetap berada dalam batas pemakaian yang aman.

Untuk proses pembuatan liquid vape Bionev dilakukan di laboratorium terpadu Universitas Negeri Malang dengan ekstraksi alami dari daun teh hijau, sehingga senyawa bioaktif seperti katekin tetap terkandung dalam produk.

Tim berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp9,5 juta untuk merealisasikan produk inovatif Bionev tersebut. Bantuan tersebut diperoleh dari Program Kreativitas Mahasiswa Skim Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemendikbudristek.

Tim terdiri dari Iin Lailatul Khoirunnisa’ dari Jurusan Biologi sebagai Ketua; Hani Dwi Siswandini dari Jurusan Pendidikan Biologi sebagai anggota; Ahmad Mukimul Khaq’qi dari Jurusan Manajemen sebagai anggota; Fatur Rachman dari Jurusan Kimia sebagai anggota; dan Syafira Awali Azzahra dari Jurusan Ekonomi sebagai anggota.

Kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan meliputi kesalahan dalam metode ekstraksi yang mengharuskan mereka untuk mengulang proses, serta penyesuaian formulasi untuk mencapai rasa yang diinginkan tanpa nikotin. Liquid vape ini memang tidak mengandung nikotin, yang biasanya berfungsi sebagai penguat rasa dalam liquid vape konvensional.

“Ide ini sebenarnya agak kontroversial, tetapi inti dari tujuan kita adalah untuk meningkatkan kesehatan paru-paru,” kata Iin Lailatul Khoirunnisa’ sebagai ketua tim.

Produk Bionev ini telah tersedia di beberapa vapestore di Malang dan juga dapat dipesan melalui website resmi tim ini.

Selain itu, produk Bionev ini juga dapat ditemukan di berbagai platform belanja online seperti Shopee dan Tokopedia. Meskipun baru diluncurkan dengan 20 produk, permintaan pasar sangat tinggi karena harga terjangkau sekitar Rp96 ribu per botol. Jadi, mereka akan terus melakukan produksi.

“Banyaknya konsumen yang antusias dan menantikan produk kami telah mendorong kami untuk membuka kembali pemesanan kloter kedua,” kata Ahmad Mukimul Khaq’qi selaku anggota tim.

Penting untuk dicatat bahwa prestasi ini telah lolos pendanaan pada PKM Juni, yang kemudian memungkinkan mereka untuk memulai produksi pada bulan Juli 2023 dan mulai dipasarkan pada bulan Agustus.

Tim PKM-K mahasiswa Universitas Negeri Malang ini berharap, produk Bionev ini bisa membantu masyarakat yang aktif merokok menggunakan vape untuk meminimalkan dampak negatif pada kesehatan mereka dan pada akhirnya membantu pemerintah dalam upaya menjaga kesehatan paru-paru masyarakat, karena sebagian besar kerusakan paru-paru disebabkan oleh merokok.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES