Peristiwa Daerah

Atasi Masalah Sampah Plastik dan Kain, Ini Solusi Jitu dari Dosen ITNY

Sabtu, 09 September 2023 - 08:30 | 119.05k
Seorang warga ketika memilah sampah plastik dan kain yang kemudian dicacah dengan alat inovasi pencacah plastic dan kain dari Kampus ITNY. (FOTO: Humas ITNY)
Seorang warga ketika memilah sampah plastik dan kain yang kemudian dicacah dengan alat inovasi pencacah plastic dan kain dari Kampus ITNY. (FOTO: Humas ITNY)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sampah rumah tangga, sampah plastik, dan sampah kain semakin menjadi momok bagi masyarakat terutama di Yogyakarta. Sebab, sejak sebulan lalu Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Piyungan ditutup karena tak lagi dapat menampung. Kini, dosen ITNY (Institut Teknologi Nasional Yogyakarta) punya solusinya.

Tiga dosen ITNY lintas program studi sukses membuat alat inovasi untuk mengatasi sampah yang ada di tengah masyarakat. Para dosen yang terlibat dalam pembuatan alat inovasi pencacah sampah ini yaitu Sely Novita Sari dari Prodi Teknik Sipil sekaligus sebagai ketua Tim Program Pengabdian Masyarakat (PKM).

Advertisement

Kemudian, Rivan Muhfidin, dosen Teknik Mesin ITNY sebagai anggota dan Rizqi Prastowo, dosen Teknik Pertambangan yang juga sebagai anggota Tim PKM ITNY. Dalam pengerjaan proyek ini, para dosen ini juga dibantu oleh dua mahasiswa yaitu Sabrina Putri Puspitasari dan Tedy Kurniawan.

Ketua Tim PKM ITNY, Sely Novita Sari mengatakan, alat inovasi mesin pencacah sampah plastik dan kain ini bertujuan untuk mendukung program pembuatan pot beton dari sampah plastik dan sampah kain di Sekolah Sampah Ringas Trengginas. Kain yang dihasilkan dari mesin pencacah ini digunakan sebagai material pengganti pembuatan pot Beton.

ITNY.jpgDosen ITNY ketika menyerahkan alat inovasi pencacah plastic dan kain kepada masyarakat. (FOTO: Humas ITNY)

“Mesin pencacah sampah plastik dan kain ini bertujuan membuat sampah plastik dan kain memiliki kegunaan lainnya. Selain mengolah sampah, mesin pencacah akan menghasilkan material baru dari plastik dan kain sebagai pengganti pembuatan pot beton yang selama ini berisi kerikil, pasir dan semen,” terang Selly, Sabtu (9/9/2023).

Dengan adanya halus yang dihasilkan dari mesin pencacah sampah plastik dan kain ini, maka produsen pot beton tidak lagi kebingungan masalah material. Sebab, mereka dapat menggunakan material baru dari plastik dan kain yang dicacah halus kemudian dicampurkan dengan semen. Penggunaan sampah plastik dan kain untuk pembuatan pot beton tentu ide brilian yang akan membawa manfaat ganda,” pinta Sely.

Sely menegaskan, alat inovasi pencacah plastik dan kain ini merupakan bukti nyata untuk mengatasi masalah sampah yang ada di tengah masyarakat. Sehingga, sampah yang diolah dan memiliki ekonomis tersebut dapat memberikan peluang pendapatan bagi kelompok Masyarakat.

“Kami ingin memberikan solusi nyata untuk mengurangi dampak sampah plastik dan kain sambil memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat,” tandas Sely.

Anggota Tim PKM ITNY, Rivan Muhfidin mengatakan, mesin Pencacah sampah plastik dan kain ini bermula dari masalah yang ada pada mitra Sekolah Sampah Ringas Trengginas. Mereka memiliki sampah plastik dan kain yang menggunung dan belum difungsikan dengan baik.

“Atas masalah tersebut, kami bertigas berdiskusi dan akhirnya mendapatkan ide membuat alat pencacah sampah plastik dan kain,” terang dosen Teknik Mesin ITNY ini.

Menurut Rivan, mesin Pencacah sampah plastik dan kain akan menghasilkan material kecil-kecil untuk pengganti. Mesin pencacah sampah plastik dan kain ini didapatkan dana hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Kemdikbudristek) RI.

Mesin yang dikembangkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirancang khusus untuk menghancurkan sampah plastik dan kain menjadi partikel-partikel kecil yang dapat digunakan dalam produksi pot beton. Teknologi canggih yang digunakan memungkinkan proses pencacahan berlangsung tanpa merusak serat atau kualitas bahan.

Penemuan alat inovasi pencacah plastik dan kain oleh tiga dosen ITNY ini merupakan langkah besar menuju daur ulang yang lebih efisien dan berkelanjutan. Selain dari aspek pengolahan sampah, proyek ini juga melibatkan pelatihan warga setempat dalam penggunaan mesin pencacah dan dalam pembuatan pot beton yang ramah lingkungan.

“Semoga dengan adanya alat inovasi ini dapat membuka lapangan kerja baru dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal,” harap Rivan.

Pemilik Sekolah Sampah Ringas Trengginas, Dwi Wantoro sangat mengapresiasi inisiatif penemuan alat inovasi pencacah plastik dan kain. Ia berharap, pengabdian ini akan menjadi contoh bagi sekolah sampah lain dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup warga. Proyek pengembangan mesin pencacah sampah plastik dan kain ini telah mencapai tahap uji coba dan segera akan diimplementasikan di Sekolah Sampah Ringas Trengginas.

Ia optimistis, alat inovasi tersebut dapat membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah dan pembuatan pot beton yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan. Semakin banyak inovasi semacam ini muncul di berbagai institusi pendidikan dan komunitas, semakin besar peluang kita untuk mengatasi masalah global sampah plastik dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada dosen ITNY yang telah membantu kami dalam mengatasi masalah sampah plastik dan sampah kain dengan membuatkan alat inovasi pencacah sampah plastik dan kain. Semoga alat ini mendapat perhatian dari pemerintah sehingga dapat diproduksi lebih banyak lagi dan disalurkan kepada Masyarakat pengolah sampah,” pinta Dwi Wantoro. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Amar Riyadi
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES