Megawati Lestari: Santriwati Alumni Ponpes di Lombok Tengah Harus Berdaya

TIMESINDONESIA, MATARAM – Aktivis Pro Demokrasi, Megawati Lestari mengungkapkan keprihatinannya terkait keterserapan santriwati alumni Pondok Pesantren (Ponpes) di dunia lapangan kerja yang masih belum optimal, baik di sektor formal maupun informal.
Menurut Megawati Lestari, meski memiliki daya saing sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, para santriwati menghadapi kendala akses dan keterampilan dalam menghadapi peluang kerja.
Advertisement
"Saya pikir, santriwati ini kekuatan yang luar biasa. SDM yang potensial, namun masih butuh sentuhan perhatian. Hal ini yang akan saya perjuangkan," kata Megawati Lestari, di Mataram, Senin (18/9/2023).
Putri Almarhum H. Muhdin Ramli, seorang alumni Ponpes Jombang Tebu Ireng yang pertama di wilayah Lombok Tengah ini, menyoroti kurangnya akses dan pemberdayaan keterampilan para santriwati. Megawati Lestari menyatakan perlunya pelatihan yang mencakup keterampilan wirausaha, pemasaran digital, dan akses permodalan bagi mereka.
"Sehingga ke depan perlu ada semacam pelatihan dan pemberdayaan, misalnya bagaimana mereka dibekali kemampuan wirausaha, pemasaran digital, dan diberi akses permodalannya," katanya.
Mega, panggilan akrab Megawati Lestari, percaya bahwa para santriwati memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam mengatasi masalah perempuan dan kemiskinan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, dari aspek sosial dan psikologis, mereka juga membawa nilai moralitas dan ahlak yang kuat.
"Yang dibutuhkan sebenarnya adalah pemberdayaan tambahan setelah mereka lulus dari pesantren. Sehingga para santriwati ini siap mengisi lapangan kerja atau pun membuka wirausaha," ungkapnya.
Lombok Tengah yang kini menjadi barometer pariwisata dan ekonomi kreatif di NTB, dengan destinasi superprioritas The Mandalika yang terus berkembang pesat. Megawati Lestari ingin melihat partisipasi aktif perempuan, khususnya santriwati, dalam pembangunan wilayah ini.
"Bayangkan jika souvenir atau kuliner oleh-oleh di sektor pariwisata itu diproduksi sendiri oleh perempuan, santriwati kita. Tentu dampak ekonomi pariwisata akan terasa langsung di masyarakat," katanya.
Meskipun mengakui upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas SDM di NTB, Megawati Lestari menilai belum ada gagasan yang secara khusus mendukung alumni santriwati. Ia menyarankan agar program beasiswa pendidikan tinggi luar negeri yang digagas Pemprov NTB memberikan akses yang sama terutama untuk mereka.
"Rata-rata santriwati kita ini fasih berbahasa Arab, dan juga Inggris. Ini salah satu modal yang luar biasa, tetapi memang harus ada yang mengarahkan dan membina. Fungsi pemerintah melalui Balai Latihan Kerja atau program beasiswa tentu bisa kita dorong ke depan. InshaaAllah hal ini akan saya perjuangkan jika diberi amanah duduk di kursi DPRD NTB kelak," tegas Megawati Lestari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.