Tim Chemtro UM Integrasikan Kearifan Lokal Keris dan Teknologi dalam Pembelajaran Elektrokimia

TIMESINDONESIA, MALANG – Universitas Negeri Malang (UM) terus lahirkan para generasi muda yang inovatif dan kritis. Dengan slogan “Wujudkan Pendidikan Berbudaya dengan Kimia”, Tim Chemtro UM menciptakan media dengan mengintegrasikan kearifan lokal, keris dan teknologi canggih dalam pembelajaran Elektrokimia.
Ide pembuatan media dengan nama Chemtro ini, tercetus pada bulan Januari tahun 2023 dan berhasil lolos pada Program Kreativitas Mahasiswa Skim Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Belmawa Kemendikbudristek. Dengan bertempat di Universitas Negeri Malang sebagai tempat produksi, media ini dibuat karena banyaknya siswa yang kesulitan dalam memahami kimia.
Advertisement
Tim Chemtro terdiri dari lima mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan. Melalui bimbingan Nur Candra Eka Setiawa, S.Si., S.Pd., M.Pd. selaku dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UM, tim berhasil memperoleh pendanaan sebesar Rp8.750.000 untuk merealisasikan media inovatif tersebut.
Tim Chemtro terdiri dari Vanesa Kusuma Putri dari S1 Pendidikan Kimia sebagai Leader/CEO, Tsalis Jauza Nareswari dari S1 Pendidikan Kimia sebagai Content Research/COO, Nur Ainah dari S1 Pendidikan Fisika sebagai Marketing Management/CMO, Nur Mujahidin Achmad Akbar dari S1 Pendidikan Teknik Informatika sebagai Developer/CTO, dan Abdul Azis dari S1 Pendidikan Ekonomi Pembangunan sebagai Financial Management/CFO.
Chemtro berasal dari kata Chemistry Electro Etno-science yang artinya mengintegrasikan pembelajaran elektrokimia dengan kearifan lokal. Media ini merupakan inovasi bisnis media edukasi yang memperkenalkan inovasi terbaru dalam dunia pendidikan dengan menggabungkan kearifan lokal keris, teknologi Augmented Reality (AR), dan Artificial Intelligence (AI) dalam aplikasi pembelajaran elektrokimia. Terobosan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity) serta mempromosikan pelestarian budaya melalui pendekatan yang interaktif dan menarik.
Vanesa menjelaskan, di dalam Chemtro Box terdiri dari alat dan bahan praktikum elektroplating atau penyepuhan logam replika keris dengan logam tembaga, serta terdapat Chemtro Card Member Aplikasi Premium, Dua Card Chemtro Augmented Reality yang dapat diakses melalui aplikasi Chemtro.
Selain itu, Chemtro juga terintegrasi aplikasi pembelajaran yang dapat diupload melalui Play Store. Di dalamnya terdapat beberapa fitur menarik seperti eksplorasi, kearifan lokal tentang hubungan keris dengan elektrokimia, video pembelajaran, Augmented Reality, Artificial Intelligence, dan games yang dapat mendukung pembelajaran asam basa.
“Bahan-bahan utama pembuatan media ini dapat dengan mudah ditemukan pada toko-toko kimia dan peralatan listrik,” tambahnya.
Proses pembuatan produk terbagi menjadi 3 tahapan, yakin tahapan pra-produksi, tahap produksi, dan tahap pasca produksi. Pada tahapan pra-produksi diawali dengan survei pasar, penyusunan materi elektrokimia menyesuaikan standar dan kurikulum, penyusunan alur project pembelajaran, dan pembuatan desain produk.
Pada tahapan produksi terdiri dari pengembangan konten KIT, penyusunan isi materi, pembuatan aplikasi Chemtro, pengembangan AR pada aplikasi, pembelian alat dan bahan, pembuatan replika keris dari logam, desain produk, mencetak KIT Chemtro, pemasangan alat dan bahan praktikum, serta quality control dan pengemasan.
Tahap terakhir yakni pasca-produksi meliputi peluncuran produk, kolaborasi dengan stakeholder terkait, promosi dan pemasaran produk yang dilakukan secara online dan offline. Tim mengungkapkan bahwa model bisnis yang diterapkan dalam pemasaran Chemtro adalah B2B (business-to-business) dan pada tahapan ini juga merupakan tahapan evaluasi dan laporan.
“Target pasarnya adalah siswa kelas 12 SMA/Sederajat yang sedang mempelajari materi elektrokimia. Selain itu, media ini sudah diuji cobakan dan dijual ke beberapa SMA di Malang seperti SMA Islam Kepanjen dan SMA 1 Bululawang,” ujar Nur Mujahidin Achmad Akbar, anggota tim Chemtro pada tim TIMES Indonesia, pada Senin (2/10/2023).
Mujahidin juga menjelaskan bahwa keris dipilih menjadi salah satu komponen utama media Chemtro ini karena ia dan tim ingin mempromosikan dan melestarikan kembali keris sebagai salah satu kearifan lokal Indonesia. Dari sisi materi hal ini relevan dengan konsep elektrokimia yang diusung menggunakan logam besi dan tembaga.
Keuntungan yang tim Chemtro dapat dengan terealisasinya media ini tentunya sangat banyak. Selain mereka dapat mengimplementasikan apa yang sudah direncanakan, tim juga mendapatkan bimbingan baik itu dari kakak-kakak alumni PIMNAS, dosen fakultas, hingga para dosen penalaran universitas sendiri.
Media pembelajaran Chemtro saat ini sudah mulai dipasarkan dengan harga Rp635 ribu dan apabila media ini sudah berada di lingkungan pasar nasional/internasional, sesuai dengan potensi keberlanjutan tim, maka tim akan memverifikasi produk KIT media pembelajaran kimia untuk anak SMA menjadi startup di bidang bisnis media pembelajaran.
Salah satu kendala yang dirasakan oleh tim dalam proses pembuatan media ini yakni sulitnya membuat replika keris dari logam besi.
“Dengan inovasi ini, kami yakin bisa berkontribusi pada upaya pelestarian budaya Indonesia sambil mengasah kompetensi 4C generasi muda. Terobosan ini menandai langkah besar dalam dunia pendidikan di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak inovasi yang mendukung perkembangan pendidikan di seluruh dunia,” tangkas Vanesa mengenai harapannya untuk media Chemtro. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |