Pendidikan

Sambang Kampus UB, Dewan Pers Ingatkan Pentingnya Pers Bagi Demokrasi

Kamis, 12 Oktober 2023 - 23:57 | 45.86k
Dewan Pers Sambang kampus di Universitas Brawijaya, Kamis (12/10/2023). (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Dewan Pers Sambang kampus di Universitas Brawijaya, Kamis (12/10/2023). (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada berbagai hal menarik yang dibahas dalam acara Dewan Pers Sambang Kampus di Universitas Brawijaya (UB) Kamis (12/10/2023).  Dalam acara yang digelar untuk mengampanyekan kemerdekaan pers itu, Dewan Pers menghadirkan tiga narasumber untuk memberikan talk show seputar kemerdekaan pers, jurnalisme warga, dan peran media sosial.

Tiga narasumber tersebut yakni Atmaji Sapto Anggoro yang merupakan anggota Dewan Pers,  ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fisip UB, Prof Rachmat Kriyantono, dan juga pemimpin redaksi Radar Malang, Fatoni P Nanda.

Advertisement

Anggota Dewan Pers yang juga sebagai penanggungjawab acara sambang kampus,  Asmono Wikan mengatakan, tujuan dari sambang kampus ini yakni untuk menyadarkan mahasiswa untuk kembali ke media arus utama. Dia memaparkan, banyak riset menunjukkan bahwa konsumsi pers saat ini telah di counter media sosial.

"Kita semua tahu industri pers sedang tidak baik baik saja. Pada hari ini dihadapan 150 an mahasiswa, kita akan pahami bersama relasi antara dewan pers, pers, dan medsos," ujar Asmono.

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu yang juga hadir secara langsung dalam acara tersebut menyampaikan pentingnya pers bagi keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

"Pers penting bagi demokrasi. Terlebih setelah pemilu tahun 1998, pers kita ini merupakan bagian filosofis dari kebebasan individu setiap warga negara yang tidak bisa diambil oleh siapapun termasuk oligarki" tegas Ninik. 

Dia menambahkan, kebebasan tersebut dapat menjadi dasar untuk menghadirkan perubahan-perubahan yang signifikan terhadap kebijakan-kebijakan pers itu sendiri. Dan juga pers harus menjalankan fungsinya secara benar.

Ninik juga menyinggung soal kehadiran artificial intelligence. "Apakah kehadiran artificial intelligence, ChatGPT, dan lain-lain mampu mempengaruhi kebebasan pers kita? Hal ini penting untuk kita diskusikan. Dengan segala tantangan yang kita hadapi, medium digital tidak bisa kita hindari, percepatan pemberitaan yang diharapkan masyarakat" pungkasnya.

Rektor UB, Prof Widodo mengatakan, menurutnya pers tidak hanya sebagai pilar demokrasi tetapi juga penting untuk terlibat membangun peradaban.

"Ada hal yang penting, masyarakat kita bisa mendapat informasi yang sangat baik harus bisa memberi kesempatan membangun peradaban lebih baik. Keterlibatan UB dalam riset tentang pers ini penting," ujar Prof Widodo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES