Pendidikan

Menteri PPN: Daya Saing Perguruan Tinggi Indonesia di Tingkat Global Masih Rendah

Jumat, 05 Januari 2024 - 17:27 | 70.75k
Menteri PPN/Ka Bappenas Suharso Monoarfa saat berada di Universitas Brawijaya, Jumat (5/1/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Menteri PPN/Ka Bappenas Suharso Monoarfa saat berada di Universitas Brawijaya, Jumat (5/1/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut, daya saing perguruan tinggi Indonesia di tingkat global masih rendah.Hal itu dia sampaikan dalam orasi ilmiah yang dia bacakan pada saat menghadiri sidang pleno terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Brawijaya (UB) dalam rangka dies natalis ke-61 di Gedung Samantha Krida, Jumat (5/1/2024).

Suharso menyampaikan, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings 2023, di tingkat global, baru sda 5 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam top 500 dunia.

Advertisement

"Daya saing perguruan tinggi  di Indonesia di Tingkat Global Masih Rendah. Baru ada 5 yang berhasil masuk dalam peringkat top 500 dunia," ucapnya.

Kelima perguruan tinggi tersebut yakni Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Meski begitu, Indonesia berhasil menempati urutan ke 6 sebagai negara yang mempunyai daya saing di tingkat global.  Urutan pertama ditempati oleh Amerika yang mempunyai 27 perguruan tinggi top 100 dunia, dan 56 top 500 dunia. Disusul oleh Inggris dengan jumlah 17 perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia, dan 29 perguruan tinggi top 500 dunia.

Urutan ketiga ditempati oleh China dengan 8 perguruan tinggi top 100 global, dan 22 perguruan tinggi top 500 global. Selanjutnya ada Jepang dengan 5 kampus top 100 dunia, dan 10 universitas top 500 global.  Disusul oleh Malaysia dengan 1 kampus top 100 global, dan 8 perguruan tinggi top 500 global. Dan posisi ke 6 ditempati oleh Indonesia dengan 0 kampus top 100 global, dan 5 kampus top 500 dunia.

Menteri PPN melanjutkan, konstribusi perguruan tinggi dalam Global Innovation Index (GII) pilar human capital and research juga belum optimal yakni dilihat dari dilihat dan dipotret angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi, lulusan bidang science and engineering, dan prosentase mahasiswa asing di Indonesia.

"Saya tadi mendengar laporan bahwa sudah banyak mahasiswa asing yang diterima di UB, mudah-mudahan ini menjadi pertanda baik bagi UB untuk melaju menjadi salah satu universitas yang hebat, dengan jumlah mahasiswa yang terbesar di Indonesia yakni sebanyak 72 ribu," tutur Suharso.

Dia pun berharap, UB sebagai perguruan tinggi besar di Indonesia bisa segera masuk dalam top 500 global, dan mendongkrak daya saing perguruan tinggi Indonesia di tingkat global.

Dia pun berpesan, agar para lulusan juga bisa ikut membantu universitas untuk dapat memajukan institusi mereka. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menyiapkan diri dalam tren global pendidikan tinggi, yang menekankan bahwa kompetensi lulusan perguruan tinggi perlu memiliki 4 keahlian utama.

"Pertama kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan analisis yang baik, berfikir kritis, kreatif dan inovatif, kedua self management, ketiga mampu bekerja dalam bentuk tim, dan terakhir beradaptasi dengan kemajuan tekhnologi," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES