Pendidikan

IKA UB Gelar Writerpreneur: Maju Serentak, Berdampak Lewat Tulisan

Minggu, 07 Januari 2024 - 15:34 | 41.39k
Pelatihan Writerpreneur yang digelar oleh IKA UB secara online, Sabtu (6/1/2024). (FOTO: Tangkapan Layar)
Pelatihan Writerpreneur yang digelar oleh IKA UB secara online, Sabtu (6/1/2024). (FOTO: Tangkapan Layar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) melalui Kompartemen Kebudayaan mengadakan Pelatihan Writerpreneur untuk pertama kalinya bagi alumni.

Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu 6 Januari 2024, pukul 10.00-14.00 WIB dimentori langsung oleh writerpreneur Kirana Kejora, alumnus Universitas Brawijaya.

Advertisement

Pada kesempatan ini, hadir Ketua Umum IKA UB, Ir Zainal Fatah. Dalam sambutannya, Cak Fatah - panggilan akrabnya, menyerukan semangat maju bersama kepada 112 peserta yang hadir via ZOOM meeting.

Cak Fatah memberi wejangan, bahwa kehadiran program-program IKA UB periode ini, harus lebih sering interaktif. Caranya dengan memperbanyak pertemuan bersama alumni, khususnya alumni muda yang baru lulus.

“Kita harus maju serentak. Ini penting, terkhusus bagi alumni muda membutuhkan network. Karena itu, seniornya harus ambil bagian membuka diri dan menghubungkan alumni muda untuk berkarir optimal," ucapnya.

Terlebih di tengah disrupsi yang terjadi begitu cepat dan transformasi ke digital platform, para alumni harus sigap menangkap perubahan. Menurut pria yang juga Sekjen Kementerian PUPR RI ini, era teknologi ini juga menjadi peluang untuk mengembangkan kreativitas dan efektivitas pekerjaan.

"Kita perlu memanfaatkan ini sebaik mungkin. Satu contoh konkret melalui Pelatihan Writerpreneur ini, kita dapat bertemu secara online. Harapannya akan menghasilkan suatu karya bersama yang berdampak bagi universitas, alumni, dan masyarakat secara luas," imbuhnya.

Semua peserta serius menyimak sambutan Cak Fatah yang terus membakar semangat alumni. “Musim semi untuk IKA UB sudah tiba, saatnya kita maju serentak!” tegas Ketua Alumni IKA UB itu.

Sementara itu, Ketua Kompartemen Kebudayaan IKA UB, Redy Eko Prastyo mengatakan, kompartemen Kebudayaan pertama kali ada di IKA UB. Ini menjadi langkah penting untuk menekankan kerja-kerja kebudayaan dalam semua lini disiplin ilmu alumni UB.

"Aspek estetika, intuisi, kepekaan dalam membangun peradaban dapat tersampaikan dengan harmonis melalui pondasi kebudayaan," kata dia.

Dia melanjutkan, bahasa kepenulisan merupakan bagian penting dari kebudayaan suatu bangsa. Sebab itu, membangun peradaban tidak bisa dilepaskan dari aktivitas literasi-menulis. "Inilah yang ditangkap Kompartemen Kebudayaan IKA UB sebagai penyelenggara kegiatan Writerpreneur ini," imbuhnya.

Pelatihan ini sendiri berlangsung dua sesi. Sesi pertama bertajuk 'Siapa pun Bisa Menjadi Writerpreneur' dan sesi kedua mengusung tema 'Travel Notes'.

Kedua sesi diisi oleh Kirana Kejora yang tak henti mengobarkan bara api juang peserta demi terwujudnya Brawijaya Writers Club. Literasi yang sebenarnya adalah bagaimana bacaan dan tulisan yang dibuat bisa berdampak positif bagi masyarakat, lingkungan, bahkan dunia.

“Siapa pun bisa menjadi writerpreneur. Bukan soal berapa yang beli buku kita, tetapi soal pesan kita bagaimana bisa menyebar secara luas dan bermanfaat,” ujar Kirana.

Tentu tidak hanya sekadar motivasi, untaian kata itu diikuti pemaparan teknis dan taktis dalam kepenulisan. Lebih detail dan konkret lagi, Pendiri Komunitas Penulis Elang Nuswantara itu menguraikan materi travel notes atau menulis cerita perjalanan dengan gaya bertutur.

“Setiap perjalanan menorehkan cerita. Sayang sekali bila tidak ditulis, diabadikan. Karena itu, dalam berbagai kesempatan perjalanan, saya selalu tulis apa yang saya lihat, dengar dan rasakan dengan beragam model tulisan. Agar abadi dan menginspirasi secara luas,” terangnya.

Antusiasme para peserta pun terlihat sangat tinggi untuk mengikuti pelatihan yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam itu. Setelah mengunyah habis materi Writerpreneur dan Travel Notse, para peserta kemudian mempraktekan apa yang telah mereka pelajari.

Pelatihan ini adalah trigger terciptanya Brawijaya Writer’s Club (BWC), wadah penulis alumni Universitas Brawijaya. Berikutnya para peserta belajar dan berkarya selama tiga bulan ke depan (Januari-Maret 2024) -pendampingan.

Peserta akan menulis cerita fiksi berupa cerpen dan travel notes yang dibagi menjadi dua tema yaitu cerita unik interaksi sehari-hari dan cerita perjalanan ke alam. Tulisan yang bagus  akan dibukukan dengan konsep writerpreneur.

Pelatihan Writerpreneur IKA UB ini diharapkan dapat melahirkan penulis-penulis yang mempunyai semangat memperbaiki literasi negeri. Penulis-penulis pejuang menaikkan kearifan Indonesia yang tak ada habisnya dengan kemasan sexy, popular dan kekinian.

"Inilah satu cara IKA UB mencintai Ibu Pertiwi, menyebar virus literasi yang sebenarnya. Maju serentak lewat karya bersama, berdampak lewat tulisan sepenuh rasa," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES