Dikukuhkan Jadi Gubes, Dekan FISIP UB Dikalungi Syal Palestina

TIMESINDONESIA, MALANG – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dari Fisip pada Rabu (17/1/2024) di Gedung Samantha Krida. Ada yang istimewa pada saat pengukuhanya. Selain dikalungi tanda jabatan guru besar oleh Ketua Senat Akademik UB, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS, dia juga dikalungi syal berlambang bendera Palestina dan bendera Indonesia.
Syal Palestina itu diberikan oleh Sekretaris Majelis Wali Amanat UB ketika Prof Anang bersalaman dengan para pimpinan UB setelah melakukan orasi ilmiah. Kemudian dia memakai syal itu sendiri dan kembali ke tempat duduknya.
Advertisement
Prof. Anang Sujoko merupakan Profesor aktif ke 3 di FISIP dan Profesor aktif ke 209 di UB, serta menjadi Profesor ke 370 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Anang membawakan penelitanya yang berjudul 'Model Komunikasi Garuda.in untuk Pemberdayaan Partisipasi Politik Masyarakat'.
Garuda.in merupakan model komunikasi bermedia berbasis digital dalam komunikasi politik yang interaktif, partisipatif dan termoderasi dalam menjaga etika komunikasi ketimuran.
Dalam model ini, Anang menyajikan lima elemen aktor dengan perannya masing-masing pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi proses Pembangunan pemerintah daerah.
Model ini, jelas Anang, akan menciptakan sebuah saluran komunikasi yang memungkinkan adanya sinergi melalui budaya komunikasi deliberatif secara transparan. Enam elemen yang dimaksud adalah organisasi masyarakat, akademisi, pebisnis, media atau jurnalis dan pemerintah daerah.
“Kebaruan model komunikasi GARUDA.IN dibandingkan dengan model komunikasi politik berbasis pada program radio siaran terletak pada platform media yang digunakan, partisipan yang terlibat dan regulasi model,” katanya.
Model ini, imbuh Anang, memiliki beberapa keunggulan, seperti adanya sturktur ruang partisipasi, keterlibatan aktif lima elemen penyelenggara pemerintahan Tingkat kota atau kabupaten dalam penyelesaian masalah lokal, serta adanya indetifikasi peran tiap elemen untuk menciptakan budaya komunikasi yang bertanggungjawab.
Model ini tidak hanya menyediakan ruang dialog publik untuk pentahelix tapi juga ruang informasi yang sifatnya permasalahan actual di daerah,” kata pria yang menjabat sebagai Dekan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini.
Dari model komunikasi ini, Anang berharap adanya kolaborasi antar pemda, perguruan tinggi, organisasi Masyarakat, media dan pebisnis untuk menjalankan perannya masing-masing secara aktif.
"Melalui Garuda.in, saya berharap dapat mengurangi komunikasi di ruang publik yang liar, tidak beradab dan tidak bertanggungjawab dalam merespon berbagai kebijakan pelaksanaan program pemerintah daerah,” pungkasnya. (*)
.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |