Gelar Karya SMPN 1 Borobudur Sebagai Sarana Membentuk Karakter Siswa

TIMESINDONESIA, MAGELANG – SMPN 1 Borobudur mengadakan gelar karya, sebagai rangkaian puncak kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5, Kamis (1/2/2024). Program yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila kepada pelajar.
Program tersebut juga bertujuan, membentuk generasi muda yang memiliki sikap positif, toleransi, dan menghormati perbedaan, serta mampu berkontribusi dalam membangun bangsa yang berkeadilan dan berkeadaban.
Advertisement
Dalam sambutanya sebelum acara pembukaan gelar karya, yang dilaksanakan di ruang keterampilan dan lapangan basket, Badrun Munir, Kepala SMP yang berlokasi di jalan Sentanu KM 2, Bumiharjo, Kecamatan Borobudur ini mengatakan bahwa, gelar karya P5 tersebut diharapkan akan dapat bermanfaat dalam berbagai sendi kehidupan bagi para pelajar.
"Kegiatan P5 ini, digunakan, diberikan, dilaksanakan, untuk melatih dan menumbuhkan kemandirian. Kalian tumbuh semakin dewasa jadi sikap mandiri itu harus ada dalam diri kalian," harap Bandrun Munir.
"Selain kemandirian juga bergotong royong dalam bekerja, mengemban tugas, dalam melaksanakan kegiatan P5 ini. Jangan sampai diantar kalian dalam melakukan P5 ini justru berdiam diri, tidak ambil bagian dalam kegiatan ini," imbuh Badrun Munir.
Sementara itu, kegiatan P5 untuk siswa kelas 7 mengambil tema "Peduli Lingkungan di Sekolahku." Para siswa diminta untuk membuat Ecobrik dan Lusika.
Salah satu guru SMPN 1 Borobudur tengah membeli makanan hasil karya anak dalam kegiatan Market Day. (FOTO: Hermanto/ TIMES Indonesia)
"Ecobrick adalah botol plastik yang diisi dengan plastik bekas, sampai penuh dan padat. Hasil dari Ecobrick ini dapat digunakan untuk, tempat duduk, meja, pot bunga dan lainnya," terang koordinator P5 kelas 7, Kusbando.
Ia menambahkan, selain Ekobrik anak-anak juga diajarkan membuat Lusika sebagai alternatif pemanfaatan sampah organik.
"Lusika adalah lubang sisa sampah kantin. Anak-anak kita ajarkan untuk membuat Lusika dari pipa paralon. Paralon dengan ukuran sekitar 60Cm, dilubangi bagian bawahnya, kemudian ditanam sekitar 40Cm. paralon itu kita isi dengan sampah organik dan kita tambahkan Molase atau tetes tebu dan EM4. Nantinya akan bermanfaat sebagai pupuk," terang Kusbandono.
Sedangkan untuk kegiatan P5 kelas 8 yang dikemas dalam Market Day mengambil tema "Mengangkat Potensi Wirausaha Makanan Daerah Borobudur." Bety Ifham, selaku koordinator P5 kelas 8 mengatakan, ketela dan tahu bisa dengan mudah didapat di sekitar Borobudur.
"Ketela dan tahu bisa didapatkan dengan mudah di daerah sini (Borobudur) karena itu kita coba, makanan yang biasa itu (ketela dan tahu) kita olah sedemikian rupa agar menjadi makanan yang luar biasa," ucap Bety.
Berbagai olahan ketela dan tahu hasil karya anak, dijajakan di lapangan basket, di bawah tenda. Mereka berkelompok memajang hasil makanan olahannya. Ada lebih dari 30 menu makan yang tersedia pada gelar karya SMPN 1 Borobudur tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |