Pendidikan

Dosen STAINIM Teliti Kesadaran Bencana Santri Berbasis Ekoteologi di SPMAA Lamongan   

Rabu, 28 Februari 2024 - 14:20 | 35.20k
Dosen STAINIM saat kegiatan penelitian ekoteologi di Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Turi Lamongan, Rabu (28/2/2024).(Dok.STAINIM)
Dosen STAINIM saat kegiatan penelitian ekoteologi di Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Turi Lamongan, Rabu (28/2/2024).(Dok.STAINIM)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sebuah penelitian inovatif para dosen STAI An-Najah Indonesia Mandiri (STAINIM) Sidoarjo di Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Turi Lamongan mengenai ekoteologi telah menghasilkan temuan yang menarik, Rabu (28/2/2024).

Penelitian menyoroti peran krusial spiritualitas dalam menjaga keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan.

Advertisement

Penelitian ini merupakan kolaborasi antara dosen penerima hibah penelitian berbasis pengabdian Litapdimas Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Penelitian memiliki fokus pada pengintegrasian nilai-nilai keagamaan dalam pemahaman dan tindakan terkait pelestarian alam. 

Tim peneliti yang diketuai Dr. M. Athoiful Fanan, berusaha untuk mengeksplorasi bagaimana ajaran-ajaran agama dapat memberikan panduan konkret untuk menjaga dan melindungi lingkungan.

Salah satu temuan penting penelitian ini adalah konsep tiga proyek besar umat manusia. Yaitu (1) Mengenal Allah secara mendekat dan mendasar, (2) Mengetahui musuh Ghaib Syetan, dan (3) Menanamkan keyakinan dunia-akhirat sebagai sumber daya dalam upaya pelestarian lingkungan. 

Dalam konteks SPMAA Turi Lamongan, peneliti meneliti ajaran-ajaran spiritualitas yang digunakan. Dalam wawancara dan diskusi dengan tokoh agama serta pemangku kebijakan pesantren, tim mengidentifikasi kesamaan nilai-nilai dasar yang mendorong kepedulian terhadap lingkungan.

Fathul Fauzi, M.Pd, seorang anggota tim peneliti menyatakan, “Ekoteologi bukan hanya tentang menjaga alam fisik, tetapi juga tentang membangun kesadaran spiritual untuk memelihara harmoni antara manusia dan alam. Ini adalah panggilan bersama untuk menjaga ciptaan Allah.”

Penelitian ini juga menyoroti peran lembaga pendidikan agama dalam mengembangkan kesadaran ekologis. 

SPMAA Turi Lamongan berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai ekoteologi ke dalam kurikulumnya, memastikan bahwa generasi muda tidak hanya dididik secara akademis tetapi juga secara spiritual untuk menjadi pelindung alam.

"Dengan menyatukan ajaran-ajaran agama dan kepedulian lingkungan, kami berharap dapat menciptakan pemimpin muda yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab spiritual mereka terhadap lingkungan," kata Dr. M. Athoiful Fanan yang juga pengurus Aswaja Sidoarjo.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan agama lainnya untuk mengeksplorasi dan mengintegrasikan ekoteologi dalam upaya mereka untuk membentuk individu yang peduli terhadap alam dan memiliki kesadaran spiritual yang kuat. 

SPMAA Turi Lamongan berencana untuk berbagi hasil penelitian STAINIM ini melalui seminar dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga serupa guna memperkuat gerakan pelestarian lingkungan di tingkat lokal dan nasional.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES