Pendidikan

Workshop Moderasi Beragama, KH Luqman Pacitan Tekankan Peran Turats dan Ukhuwah

Kamis, 23 Mei 2024 - 11:21 | 35.34k
Mudir Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi saat menjadi pemateri workshop moderasi beragama di Semarang, Jateng. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Mudir Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi saat menjadi pemateri workshop moderasi beragama di Semarang, Jateng. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Mudir Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi, menjadi narasumber dalam workshop penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama bagi santri dan mahsantri di Griya Persada Convention Hotel & Resort, Semarang, Jawa Tengah. 

Dalam kesempatan tersebut, KH Luqman menyampaikan beberapa poin penting terkait moderasi beragama di pesantren. Dia menegaskan bahwa pesantren, khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), tidak mungkin terjerumus ke dalam radikalisme dan ekstremisme. 

Advertisement

Hal ini dikarenakan sejak dahulu, pesantren telah menerapkan nilai-nilai rahman-rahim dan berpegang teguh pada firman Allah yang dikutip dari kitab al-Muwafaqat karya al-Syathibi.  "Dari sana, pesantren menerapkan narasi wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil'alamin," tegasnya. 

KH Luqman pun menekankan bahwa turats atau kitab kuning yang diajarkan dan dipraktikkan oleh pesantren sejatinya mengandung nilai-nilai moderasi beragama. 

"Meskipun istilah 'moderasi' tidak tenar di kalangan pesantren, nilai-nilainya telah tertanam dan diamalkan sejak lama," ungkapnya. 

Sementara itu, Kasubdit PDMA Kemenag RI, Dr Mahrus Elmawa mengatakan bahwa pesantren berperan penting sebagai sentral moderasi beragama.  "Hal ini dibuktikan dengan sejarah panjang pesantren yang selalu sejalan dengan negara dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi," terangnya. 

Mahrus menambahkan bahwa workshop tersebut bertujuan untuk menunjukkan keahlian pesantren dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulisan, dalam konteks moderasi beragama. 

"Keahlian ini akan diwujudkan melalui karya tulis para muhadir (dosen) di seluruh Ma'had Aly Indonesia dengan fokus pada topik moderasi beragama," tuturnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Plt Pendis dan Pesantren Dr Waryono Abdul Ghafur menuturkan bahwa pesantren telah memberikan contoh nyata dalam penerapan moderasi beragama. 

Mahad-Aly-Al-Tarmasi-Pacitan-b.jpg

"Moderasi ini diwujudkan melalui sikap saling menghormati dan toleransi antar umat beragama, serta komitmen untuk menjaga perdamaian dan keharmonisan bangsa," katanya. 

Selain itu, Waryono berharap dari kegiatan workshop ini, para peserta, khususnya para mahasiswa ma'had aly Indonesia, dapat menjadi pelopor ukhuwah yang harmonis dalam perbedaan pilihan politik. 

"Moderasi beragama bukan hanya wacana, tetapi harus diwujudkan dalam praktik nyata," pungkasnya. 

Workshop penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama di Semarang tersebut menjadi wadah penting untuk memperkuat peran pesantren dalam menjaga nilai-nilai moderasi. 

Di samping itu, turats dan ukhuwah menjadi kunci utama dalam mewujudkan moderasi beragama yang inklusif dan harmonis di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES