Pendidikan

Nightwatch At The Gallery: Game Horor Karya Mahasiswa Politeknik Negeri Malang

Jumat, 31 Mei 2024 - 18:59 | 42.11k
Para pengunjung Expo Polinema 2024 sedang menjajal game Nightwatch At The Gallery, Selasa (28/05/2024) (FOTO: M. Ade Nur Alfian/TIMES Indonesia)
Para pengunjung Expo Polinema 2024 sedang menjajal game Nightwatch At The Gallery, Selasa (28/05/2024) (FOTO: M. Ade Nur Alfian/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Muhammad Ali Zulfikar, mahasiswa Teknik Informasi Politeknik Negeri Malang (Polinema) mengembangkan game bergenre horor “Nightwatch At The Gallery”.  Game ini memiliki latar belakang Indonesia khususnya di Jawa pada tahun 80-90 an. 

Tokoh utama dalam game ini adalah satpam atau penjaga museum yang angker. Dalam permainan ini, pemain dihadapkan dengan berbagai macam rintangan untuk mengalahkan hantu. Menariknya, game ini memiliki multiple ending dari misi-misi yang bisa diselesaikan yang menjadikan game ini menarik untuk dimainkan.

Advertisement

Proses pengembangan game ini dimulai dari sebuah proyek kampus merdeka. Muhammad Ali Zulfikar selaku Game Producer menjelaskan bahwa game ini dikerjakan oleh tim  yang beranggotakan 12 orang.

Pertama, 6 bagian 3 Dimensi yang memiliki pekerjaan untuk membuat aset objek 3 dimensi. Selanjutnya terdapat 6 programmer yang ditugaskan
untuk mengatur atau memasukkan objek yang telah dibuat oleh tim 3D ke dalam aplikasinya.

"Kemudian, mereka bersama-sama untuk membuat desain alur ceritanya dimulai dari awal cerita hingga akhir cerita," terang Muhammad Ali Zulfikar saat ditemui di Expo Polinema 2024, Selasa (28/5/2024).  

Expo-Polinema-2024-2.jpgTampak visual intro dari game Nightwatch At The Gallery, Selasa (28/05/2024) (FOTO: Muhammad Ali Zulfikar/TIMES Indonesia)

Game ini telah menjalani play test atau uji coba beberapa kali di beberapa acara komunitas game developer di Malang Raya.

Selain untuk mengerjakan proyek dari kampus merdeka, Muhammad Ali Zulfikar menjelaskan, game ini memiliki tujuan lain untuk memperkenalkan budaya-budaya Indonesia melewati virtual game. Budaya-budaya Indonesia seperti Jawa menjadi salah satu contoh produk yang harus ditampilkan untuk mengenalkan kepada para pemain.

"Produk-produk tersebut seperti batik, lukisan, dan juga aset-aset wayang," ucapnya.

Selain urusan teknik, Muhammad Ali Zulfikar mengaku tantangan besar ada dalam pengembangan game adalah menyusun latar belakang atau ide alur cerita.

Tim tidak hanya harus membuat cerita yang menegangkan,namun harus bisa mengkombinasi dengan budaya Indonesia yang autentik. 

Selanjutnya, pembuatan aset objek yang bisa dibilang cukup banyak dengan waktu yang terbatas menjadi tantangan sendiri bagi tim.

Muhammad Ali Zulfikar berharap game ini bisa menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia melalui media game horor ini. 

"Game ini masih dalam tahap pengembangan atau versi demo. Rencana kedepannya akan bisa diunggah dengan full versi pada bulan Juni mendatang," ucapnya. 

Untuk yang penasaran dengan game ini,  Muhammad Ali Zulfikar mengajak gamer untuk mengunjungi website https://alizul01.itch.io/nightwatch-at-the-gallery. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES