Kisah Inspiratif, Anak Penjual Nasi Pecel Asal Ngawi Raih Beasiswa LPDP S2 di Australia

TIMESINDONESIA, NGAWI – Di balik aroma nasi pecel yang harum dan rasa yang menggugah selera, tersimpan kisah inspiratif seorang anak muda yang berhasil meraih prestasi gemilang. Arian Agung Prasetiyawan, putra dari pasangan Ratwinto dan Sulaikah seorang penjual nasi pecel asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur telah membuktikan bahwa kerja keras dan tekad kuat dapat mengantarkan seseorang mencapai impiannya.
Pemuda kelahiran Ngawi 12 Juli 1999 ini telah mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) KEMENKEU untuk melanjutkan studi Magister (S2) di luar negeri tepatnya di Master of Business - Monash University Australia.
Advertisement
Pria yang akrab disapa Arian tumbuh besar di lingkungan sederhana. Ibunya, Sulaikah, dikenal sebagai penjual nasi pecel yang berdagang di Desa Dumplengan, Kecamatan Pitu, Kabupeten Ngawi.
Setiap hari, Ibu Sulaikah bangun pagi buta untuk menyiapkan dagangan, sedangkan Arian kecil sering membantu sang ibu setelah pulang sekolah. Meski hidup dalam keterbatasan, Arian selalu menunjukkan semangat belajar yang tinggi.
"Dari kecil, orang tua selalu mengajarkan saya untuk bekerja keras dan tidak pernah menyerah. Meski kami hidup sederhana, ibu selalu menekankan pentingnya pendidikan," kata Arian kepada TIMES Indonesia, Kamis (6/6/2024).
Semangat Belajar dan Menggapai Impian
Semangat belajar Arian tidak pernah surut. Ia selalu meraih prestasi akademik yang gemilang sejak di bangku sekolah dasar hingga menengah atas. Di MAN 1 Ngawi, Arian aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari organisasi siswa hingga lomba-lomba akademik.
Setelah lulus SLTA dengan predikat terbaik, Arian melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta (UIN Surakarta) dengan jurusan Manajemen.
“Alhamdulillah berkat kerja keras, saya bisa melanjutkan pendidikan dibangku kuliah dengan beasiswa Bidikmisi waktu itu di IAIN Surakarta sekarang jadi UIN Raden Mas Said Surakarta,” ucapnya.
Selama menjadi mahasiswa Arian tak hanya menghabiskan pendidikan di dalam kelas saja. Ia juga aktif diberbagai organisasi mulai dari intra kampus hingga ekstra kampus. Tak hanya di kampus ia juga aktif mengikuti kegiatan sosial dan organisasi masyarakat.
Diantaranya Arian mengikuti Volunteer Asean Paragames (Ceremony division), World Clean day up (Leader Kabupaten Sukoharjo), Komunitas Masyarakat Peduli Sampah Sukoharjo (founder), Himpunan Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah Indonesia (Dewan Pertimbangan Organisasi), DEMA UIN Surakarta (Presiden Mahasiswa), Gerakan Pengawas Pemilu Jawa Timur (Koordinator Divisi Advokasi).
Selain itu, ia juga aktif di Aliansi BEM Solo Raya (Koordinator Wilayah Selatan), BEM Nusantara (Anggota), DEMA PTKIN SE Indonesia (Anggota), UMKM LPM Dinamika (Staf Litbang dan Kadiv Kaderisasi), Relawan Pemuda Ngawi Peduli Omah Ngawi (Founder), Relawan Komunitas Pendidikan dan Kebudayaan miangasrote (anggota). PC PMII Cabang Sukoharjo, Forum Mahasiswa Bidikmisi UIN Surakarta (Ketua umum), Himpunan Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah (Ketua), Forum Ekonomi Syariah FEBI UIN Raden Mas Said Surakarta (anggota), Duta edukasi Perubahan Perilaku KEMENDIKBUD RI.
“Bagi saya organisasi merupakan bagian dari hidup saya sebagai makhluk sosial. Di organisasi saya banyak belajar arti sebuah hidup berdampingan dengan sesama manusia,” papar pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta ini.
Meski sebagain besar masa mahasiswa S1 dihabiskan menjadi seorang aktifis, Arian tak pernah melupakan tujuan utamanya sebagai mahasiswa. Di dalam akademiknya Arian juga tercatat sebagai mahasiswa berprestasi.
Salah satunya, Finalis & best favorite poster Nasional Essay Competition BEM FAPERTA UTU, Juara 2 Business plan piala rektor UIN Surakarta, Best Paper 2 International Conference 4th Borneo Undergraduate Academic Forum UIN Samarinda, Juara 3 Management Business Challenge HMPS MBS, Finalis 10 Besar Debat Nasional UIN Suska Riau, Juara 2 Karya Inovatif piala rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Peserta KKN Transformasi Kemenag di daerah 3T Kupang NTT.
“Menjadi mahasiswa aktifis adalah pilihan, sedangkan menjadi mahasiswa akademis merupakan sebuah kewajiban. Jadi dua hal tersebut tak pernah terpisahkan bagi saya. Memang menguras tenaga dan waktu tapi itu pilihan saya dan bertanggungjawab atas pilihan saya waktu itu,” ujarnya.
Mimpi yang Menjadi Kenyataan
Keinginan Arian untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 semakin menguat. Namun, keterbatasan finansial menjadi tantangan besar. Ia sempat merintis usaha dan bekerja di Sukoharjo demi bisa melanjutkan studi S2.
Di tengah kebingungannya, Arian mengetahui tentang beasiswa LPDP yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan studi di dalam dan luar negeri.
Tanpa ragu, Arian mempersiapkan diri dengan tekun, mulai dari mengumpulkan berkas, menulis esai, hingga mengikuti seleksi wawancara.
Kerja kerasnya terbayar ketika Arian dinyatakan lulus seleksi dan berhak mendapatkan beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2 di Monash University, Australia.
"Saat menerima kabar itu, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Saya sangat bersyukur dan terharu, terutama karena ini adalah hadiah untuk ibu dan bapak yang telah berjuang keras untuk saya," ujar Arian dengan mata berkaca-kaca.
Arian kini tengah mempersiapkan keberangkatannya ke Australia. Di Monash University dengan jurusan Master of Business. Dirinya berharap apa yang didapatkan dari luar negeri bisa bermanfaat untuk Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi yang ia tekuni.
"Saya ingin ilmu yang saya dapatkan nanti bisa bermanfaat bagi banyak orang, terutama dalam memajukan teknologi di Indonesia," jelas Arian.
Sulaikah, yang selalu menjadi penyemangat utama Arian, tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Pihaknya berharap anaknya bisa menjadi orang yang manfaat dikemudian hari dan selalu istiqomah dalam beribadah.
"Saya sangat bangga dan bersyukur. Arian telah membuktikan bahwa mimpi besar bisa dicapai meski berasal dari keluarga sederhana. Saya selalu berdoa agar Arian sukses dan bisa membanggakan keluarga serta kampung halaman," harap Ibu Arian. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |