Pendidikan

Klub Lesung Kenalkan Ekranisasi Karya Sastra Jerman melalui Instagram Reels

Minggu, 16 Juni 2024 - 07:18 | 30.39k
Kegiatan apresiasi kelas Literaturgeschichte Universitas Negeri Malang. (FOTO: Muhammad Iqbal Ikhsani)
Kegiatan apresiasi kelas Literaturgeschichte Universitas Negeri Malang. (FOTO: Muhammad Iqbal Ikhsani)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Mahasiswa Departemen Sastra Jerman (DSJ)  Universitas Negeri Malang (UM) memiliki cara unik untuk belajar mengenai Alih Wahana, khususnya Ekranisasi karya sastra Jerman. Melalui salah satu platform sosial media popular, yakni Instagram Reels, mereka menginterpretasikan karya sastra yang sudah mereka pelajari menjadi sebuah video pendek.

Ide ini digagas oleh mahasiswa Angkatan 2021 DSJ UM pada mata kuliah Literaturgeschichte atau sejarah karya sastra Jerman yang diampu Dr. Dudy Syafuddin, S.S., M.A.. Kegiatan ini berlangsung selama semester 4 perkuliahan dan Januari hingga Maret 2024 ini.

Advertisement

Universitas-Negeri-Malang-2.jpgKegiatan diskusi interpretasi karya sastra (Foto: Muhammad Iqbal Ikhsani)Foto 3 : Kegiatan menyimak apresiasi karya sastra (FOTO: Muhammad Iqbal/TIMES Indonesia)

Aktivitas ini merupakan rangkaian dari pembelajaran yang mengharuskan mahasiswa menghasilkan sebuah produk interpretasi. Reels dipilih karena mahasiswa berpikir belum terlalu banyak yang mengeksplor antara ekranisasi dan karya sastra Jerman. Mahasiswa membentuk kelompok-kelompok untuk menyelesaikan sebuah video dengan berbagai proses ekranisasi.

Menurut Faishal Ramadhan salah satu ketua kelompok, ia baru saja mengetahui istilah Ekranisasi pada perkuliahan ini. Hal ini tentunya membuka cakrawala baru bagi dirinya. Sementara itu, mahasiswa lain Yovika Indrisani mengaku sudah pernah mendengar soal ini.

Universitas-Negeri-Malang-3.jpg

Sebetulnya, apa sih ekranisasi itu? Ekranisasi berarti pelayarputihan sesuatu dari satu wahana berupa teks, atau yang lainnya menjadi sebuah bentuk baru yakni audio visual dengan memperhatikan aspek-aspek ekranisasi, yakni reduksi, penambahan, dan variasi.

Muhammad Iqbal, yang merupakan mentor mata kuliah ini mengungkapkan, pengunaan Reels ini sebetulnya harus dinormalisasi, karena bisa menggabungkan antara dunia sehari-hari mahasiswa. "Tiap hari loh kita lihat Reels, minimal sekali, seharusnya selain ada di layar lebar, proses ekranisasi bisa terjadi di layar kecil seperti Instagram Reels," jelas Iqbal.

Proses ekranisasi tersebut menjadi tempat mahasiswa untuk belajar karya sastra dengan seru dan asyik, mereka bekerja sama dengan kelompoknya dan mengerjakan segala sesuatu dengan kompak.

Hasil dari penugasan inipun menunjukan bahwa mahasiswa proses ini dengan baik, meskipun ada beberapa penyesuaian mengenai interpretasi karya sastra. Kegiatan ini juga direspon dengan baik dengan saran yang diberikan.

Ananda Antariksa, salah satu mahasiswa yang menginterpretasikan karya Franz Kafka berjudul “der Prozess” mengungkapkan bahwa, platform ini membuatnya mengerti bagaimana orang-orang di Jerman memahami sebuah karya sastra, dan mengapresiasi dengan perspektiv yang baru, selain dengan resensi atau tulisan.

Dosen pengampu mata kuliah, Dudy mengungkapkan responnya atas pengunaan media pembalajaran ini.

“Secara umum, pemanfaatan instagram reels untuk pembelajarran sastra jerman di Um adalah hal yang baru sehingga dapat menjadi contoh penerapan media sosial dalam pembelajaran sastra jerman. Pemanfaatan media tersebut juga dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih tertarik belajar sastra jerman karena media yang digunakan untuk belajar adalah media yang sehari-hari mereka gunakan," ucapnya.

Dengan adanya aktivitas ini, pengguna Reels akan lebih beragam dan media pembelajaran lebih beragam. Bervariasinya ini cara untuk belajar karya sastra Jerman, tentunya membawa angin segar bagi dunia karya sastra Jerman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES