Inovasi Alat Pressure Steaming Karya Tim PKM ITS Mampu Tingkatkan Produksi Jamur

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Petani jamur di Probolinggo, Jawa Timur, kini dapat bernapas lega berkat inovasi alat pressure steaming yang diperkenalkan oleh Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Proyek ini, didanai oleh Simbelmawa, bertujuan untuk membantu petani kecil meningkatkan efisiensi produksi jamur mereka.
Toyyib, salah satu petani jamur di Probolinggo, menghadapi kesulitan besar dalam memenuhi permintaan pasar. Keterbatasan alat tradisional yang digunakan membuatnya sulit untuk meningkatkan produksi.
Advertisement
"Alat steaming komersial yang ada di pasaran terlalu mahal, mencapai 50 juta rupiah, membuatnya tidak terjangkau bagi petani kecil seperti kami," kata Thoyib.
Karennaya, inovasi alat pressure steaming karya tim mahasiswa dari PKM-PI ITS ini mampu sebagai solusi praktis dan ekonomis untuk masalah ini.
Bagaimana Alat Ini Bekerja?
Tim PKM-PI ITS merancang alat pressure steaming dengan spesifikasi teknis yang unggul namun tetap mempertimbangkan biaya agar terjangkau bagi petani. Alat ini memiliki desain modular yang memungkinkan peningkatan kapasitas dengan biaya minimal. Berikut adalah beberapa komponen utama dari alat ini:
1. Kulit Boiler: Terbuat dari material tebal 10mm yang mampu menahan tekanan di atas 5 bar.
2. Vertical Tube: Pipa SCH 20 dengan ketahanan tekanan hingga 75 bar.
3. Brass Ball Valve: Mampu menahan tekanan di atas 6 bar.
4. Temperature Gauge: Mengukur suhu dari 0 hingga 200°C.
5. Pressure Gauge: Mengukur tekanan dari 0 hingga 25 bar.
6. Sight Glass: Menunjukkan ketinggian air dari 150mm hingga 450mm, dengan tekanan maksimal 4 bar.
7. Steel Threaded Hose: Mampu menahan tekanan lebih dari 8 bar.
8. Rak Steaming: Didesain untuk menahan tekanan hingga 25 bar.
Dampak Positif dari Alat Pressure Steaming
Penggunaan alat pressure steaming ini memberikan dampak signifikan pada produksi jamur. Dengan tekanan 0,5-0,7 bar dan suhu 120-130°C, proses steaming menjadi lebih efisien dan cepat. Berikut beberapa keunggulan yang dicapai:
- Waktu Loading Baglog: Hanya membutuhkan 3 jam, dibandingkan 12 jam pada metode tradisional.
- Waktu Steaming Baglog: Hanya 3-4 jam, dibandingkan 6-8 jam pada metode tradisional.
- Efisiensi Energi: Menggunakan 0,8423 MJ per baglog, lebih rendah dibandingkan 1,012 MJ pada metode tradisional.
- Gas Panas: Gas hasil pembakaran lebih terperangkap, meningkatkan efisiensi panas.
Proses Pengembangan dan Implementasi
Proses pengembangan alat ini dilakukan di ITS dengan melibatkan wawancara dan observasi langsung ke lapangan. Tim PKM-PI ITS bekerja sama dengan bengkel dan Pak Toyyib untuk memastikan alat yang dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Setelah tahap pengembangan selesai, alat dikirim dan diinstalasi di Probolinggo.
Toyyib mengaku bahwa alat ini sangat membantu dalam meningkatkan produksi jamurnya. "Dengan alat ini, produksi saya meningkat hingga 200%, dan saya yakin bisa meningkat lebih tinggi lagi hingga 400%," ungkapnya dengan antusias.
Alat pressure steaming ini tidak hanya efisien tetapi juga mudah digunakan dan ditingkatkan sesuai kebutuhan.
Inovasi alat pressure steaming dari PKM-PI ITS membawa angin segar bagi petani jamur di Probolinggo. Dengan dukungan dari Simbelmawa, proyek ini membuktikan bahwa teknologi yang tepat guna dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian. Alat ini tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani kecil seperti Pak Toyyib.
Tentang PKM-PI ITS
Program Kreativitas Mahasiswa Skema Penelitian Implementatif (PKM-PI) merupakan kompetisi tahunan yang diadakan oleh Simbelmawa. PKM bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam berbagai bidang. Tim PKM-PI ITS kali ini fokus pada inovasi teknologi untuk mendukung sektor pertanian, khususnya budidaya jamur di Probolinggo.
Dengan adanya alat pressure steaming ini, diharapkan lebih banyak petani jamur di Probolinggo dapat meningkatkan produksi mereka dan memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Inovasi ini juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |