Seminar Internasional Prodi BK UM Kupas Soal Implementasi Konseling Multikultural
TIMESINDONESIA, MALANG – Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar seminar internasional bertajuk 'Implementasi Konseling Multikultural Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Mental Siswa' Rabu (24/7/2024).
Seminar yang digelar di Gedung D3 lantai 2 itu diikuti oleh puluhan mahasiswa BK dari berbagai Universitas yang ada di Jawa Timur.
Advertisement
Ketua Program Studi BK UM, Prof Dr Muslihati MPd mengatakan, seminar ini adalah kegiatan tahunan dari program studi S2 dan SK BK yang dikelola oleh mahasiswa. Tahun ini, ada 4 narasumber kompeten yang dihadirkan.
Antara lain pakar bidang Konseling Humanistik UM, Prof Henny Indreswari, Prof Lee Boon Ooi dari Nanyang Technological University of Singapore, Dr Muhammad Mustaqim dari IAIN Kudus, dan Dr Fifi Khoirul Fitriyah dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
"Mengapa kami mengangkat tema itu, karena salah satu keunggulan dari Prodi BK UM ini adalah kajian multi budaya dan Inovasi seperti teknologi informasi dan teknik-teknik konseling yang kita miliki," terangnya.
Prof Muslihati menjelaskan, fenomena yang ada saat ini, banyak remaja yang mengalami stress, depresi, hingga lemah mental karena berbagai alasan. Untuk itu, konseling hadir untuk bisa membantu semua pihak, utamanya para generasi muda untuk agar mendapatkan bimbingan yang tepat, sehingga masalah mereka bisa terpecahkan.
"Salah satu fungsi dari konseling itu adalah untuk membantu mereka memfokuskan kembali pada tujuan orientasi hidup," kata dia.
Guru Besar bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Multi Budaya itu menerangkan, konseling sesungguhnya adalah ilmu barat. Untuk itu, dalam penerapannya di Indonesia, perlu adanya pendekatan kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia sendiri.
"Kami mencoba menggali nilai-nilai kearifan lokal yang berkontribusi dan bisa digunakan untuk teknik konseling dan juga psiko edukasi. Sehingga nanti penguatan kesehatan mental remaja itu berbasis agama, spiritual, dan budaya. Sehinga tidak hanya dari barat," terangnya.
Yang pada akhirnya mempunyai tujuan untuk menguatkan kembali rasa saling menghormati, menghargai, kemudian juga rasa kecintaan kepada tanah air, khusunya bagi remaja.
"Saya berharap acara ini bisa memantik semangat mahasiswa untuk terus berkarya menggali kearifan lokal indoensia yang sangat kaya, untuk dikemas dalam kancah ilmiah sehingga semakin banyak orang yang tahu dan menyadari akan kekayaan indonesia terutama bidang pendidikan dan kesehatan mental," kata dia.
Tak luput, dia juga berharap seminar internasional ini menjadi ajang promosi prodi BK di UM kepada mayarakat luas, khusunya yang ingin melanjutkan studi magister dan doktoralnya di bidang konseling.
"Dan tentu Harapanya dari kegiatan ini, mahasiswa BK UM, S2 dan S3 bisa semakin lancar dalam menjalankan studi, serta dapat memperkuat jaringan internasional yang selama ini telah terjalin," tuturnya.
Prof Muslihati membeberkan, Prodi BK UM mempunyai banyak keunggulan, sehingga sangat patut untuk menjadi rujukan sebagai tempat studi.
"Dari sisi umur, kita merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Dari segi SDM, kita punya 6 profesor. Berikutnya sistem kurikulum, kita menyiapkan kurikulum supaya mahasiswa lulus 3 semester untuk S2," ujarnya.
Disamping itu materi mata kuliah yang diberikan berbasis riset yang tanggap pada perkembangan zaman. Tak hanya itu, dia menyebut UM juga memberikan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk bisa berkreasi berinovasi dengan dana hibah yang disiapkan oleh kampus.
"Dengan begitu, mahasiswa disini bisa terus mengembangkan keilmuan mereka melalui berbagai penelitian yang dibiayai oleh kampus," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |