Dosen FPUB dan Mahasiswa KKN Dampingi Petani Pasuruan Atasi Serangan Hama Tanaman Kentang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pertanian kentang di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan tengah menghadapi tantangan besar akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti penyakit hawar daun (Phytophthora infestans) dan penurunan kualitas lahan. Penggunaan pupuk dan pestisida sintetis yang berlebihan selama bertahun-tahun telah memperburuk kondisi ini, menyebabkan lahan yang dulunya subur kini menjadi kurang produktif.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tosari, Gatot, mengungkapkan kendala budidaya kentang, mulai serangan OPT yang kompleks, seperti hawar daun dan layu, serta pengendalian dengan pestisida yang sudah tidak efektif.
Advertisement
Menanggapi permasalahan ini, tim dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FPUB) bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) FPUB menginisiasi kegiatan pendampingan pengelolaan hama dan penyakit terpadu (PHT) pada budidaya kentang.
PHT merupakan pendekatan berbasis ekologi yang fokus pada pencegahan serangan hama dan penyakit melalui teknik pengendalian yang terintegrasi dengan praktik budidaya, meliputi budidaya tanaman sehat, pemanfaatan musuh alami, monitoring rutin, serta meningkatkan pengetahuan petani tentang ekologi.
Program pendampingan ini terlaksana berkat kerja sama antara dosen FPUB, mahasiswa KKN, Pemerintah Desa Tosari dan Gapoktan Desa Tosari, yang berlangsung sejak 1 Juli hingga 31 Juli 2024.
Abdul Latief Abadi, salah satu dosen FPUB yang terlibat dalam program ini menjelaskan, program ini merupakan upaya FPUB untuk membantu masyarakat, khususnya para petani, dalam mengatasi permasalahan pertanian dengan pendekatan holistik dan ekologis demi menciptakan agroekosistem yang sehat dan tangguh.
Melalui program ini, petani di Desa Tosari diberikan pelatihan dan pengalaman praktik langsung dalam pengelolaan PHT, termasuk pengembangan agen hayati seperti mikoriza dan mikroorganisme lokal (MOL).
"Program ini memberikan pengetahuan kepada petani tentang pengelolaan pertanian yang berkelanjutan secara ekonomi dan ekologi. Kami juga mendapat pelatihan tentang manajemen lahan, penggunaan perangkap hama, pembuatan kompos, pestisida nabati, serta produksi agen hayati, sehingga petani dapat lebih mandiri dan tidak bergantung pada produk kimia sintetis," kata Gatot.
Irisa Trianti, dosen FPUB lainnya, menjelaskan bahwa penerapan PHT dapat memberikan dampak positif secara ekonomi, sosial, dan ekologi. "Kegiatan ini bertujuan untuk mengubah mindset petani tentang penggunaan input kimia sintetis serta mendorong pemanfaatan bahan yang lebih ramah lingkungan."
Kegiatan pendampingan ini mendapat sambutan positif dari petani yang berharap dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida sintetis serta meningkatkan kualitas hasil panen kentang mereka. Gatot menambahkan, "Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan membawa perubahan berarti dalam praktik pertanian di masa depan, khususnya di Desa Tosari."
Dengan optimisme yang tinggi, Irisa Trianti berharap, kegiatan ini dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang dan mampu mengatasi permasalahan budidaya pertanian di Kabupaten Pasuruan, khususnya Desa Tosari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |