Pendidikan

Raih Beasiswa DAAD, Dua Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman UM Berangkat ke Berlin

Kamis, 29 Agustus 2024 - 17:21 | 25.40k
Kegiatan presentasi proyek akhir oleh seluruh peserta kelas musim panas (Foto: M. Iqbal Ikhsani)
Kegiatan presentasi proyek akhir oleh seluruh peserta kelas musim panas (Foto: M. Iqbal Ikhsani)

TIMESINDONESIA, MALANG – Kualitas pendidikan mencerminkan seberapa berkembangnya sistem pendidikan di suatu negara. Semakin tinggi kualitas dari suatu sistem pendidikan, semakin tinggi juga kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.

Tingginya kualitas sumber daya manusia memungkinkan terbukanya banyak peluang besar terhadap kemitraan global dan bersaing di kancah internasional.

Advertisement

Demi mencapai kualitas tersebut, dua mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jerman, Universitas Negeri Malang (UM), Rafi Kurnia Widjaya dan Muhammad Iqbal Ikhsani melaksanakan perjalanan dinas ke Berlin, Jerman pada bulan Juni hingga Agustus untuk mengikuti sebuah kursus musim panas bahasa Jerman di Humboldt-Universität zu Berlin dengan pendanaan beasiswa dari DAAD. 

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Dr. Dewi Kartika Ardiyani, M.Pd., menyatakan harapannya bahwa mahasiswa yang beruntung ini dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jerman mereka dan kedepannyadapat memotivasi adik-adik tingkat mereka. 

“Saya sangat bahagia bahwa tahun ini 3 mahasiswa DSJ (Departemen Sastra Jerman) UM mendapatkan kesempatan pergi ke Jerman untuk mengikuti kursus musim panas. Beasiswa DAAD ini memberi kesempatan mereka untuk mendapatkan pengalaman dan mengembangkan kemampuan akademis mereka di dua universitas ternama di negara Jerman," kata Marlene Klässner, Lektor DAAD UM.

Selama satu bulan, Rafi dan Iqbal menempuh kursus bahasa Jerman di Humboldt-Universität zu Berlin. Kursus musim panas ini didukung dengan pendanaan beasiswa Hochschulsommerkurs dari DAAD (Deutscher Akademischer Austausch Dienst) Lembaga Pertukaran Akademisi Jerman. 

Rafi berangkat terlebih dahulu pada bulan Juni hingga awal Juli, sedangkan Iqbal mengikuti sesi 2 pada bulan Juli hingga Agustus.

Pada hari pertama pelaksanaan kursus, seluruh peserta kursus musim panas disambut oleh Pierre Steuer, selaku kepala pelaksana kampus internasional Humboldt, setelah itu, Sanja Müssig selaku koordinator program musim panas dan musim dingin internasional Humboldt secara resmi membuka program kursus musim panas tahun 2024 dan memulai tur hari pertama kampus Humboldt.

Seluruh proses pembelajaran bahasa Jerman level A2 hingga C1 berlangsung dari jam 10.30 hingga jam 13.00 waktu setempat selama satu bulan. Selain kelas bahasa, terdapat juga kesempatan untuk berpartisipasi dalam serangkaian tur yang telah tersebar di seluruh kota Berlin.

Walaupun sebagian besar tur adalah tur yang bersifat wajib untuk diikuti, terdapat juga beberapa tur yang bersifat opsional dan dapat diikuti oleh peserta kursus dengan cara pendaftaran dini melalui platform Moodle.

Seluruh rangkaian kegiatan kursus musim panas tersebut diakhiri dengan pelaksanaan dan presentasi proyek akhir secara berkelompok di hari terakhir pelaksanaannya. Presentasi proyek juga disaksikan oleh seluruh peserta kursus dan beserta tutor-tutor terpilih yang ditugaskan mendampingi para peserta.

Dari pengalaman ini, Rafi berharap semakin banyak mahasiswa terinsipirasi untuk mengejar prestasi di kancah internasional, memajukan kualitas pendidikan dan mendorong gerakan pembelajaran sepanjang hayat di Universitas Negeri Malang.

Sementara Iqbal mengungkapkan, kegiatan ini sangat berguna baginya yang ingin belajar lagi mengenai bahasa Jerman. "Terutama untuk mengulang beberapa hal yang sudah saya pelajari," ucapnya.

Beasiswa kursus musim panas ini diharapkan juga dapat mempererat kerja sama global antara pihak DAAD dan Universitas Negeri Malang untuk membangun dunia yang inklusif, adil dan berkelanjutan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES