Gelar Konferensi Internasional, FEB UB Malang Bahas Masa Depan Transformasi Ekonomi Global

TIMESINDONESIA, MALANG – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar seminar internasional bertajuk 'Global Economic transformation: unlocking the Power of innovation, inclusion, and Sustainability'. Kegiatan ini, digelar di Gedung F Lantai 7 FEB UB.
Kegitan ini diselenggarakan bersama dengan Universitas Udayana, Universitas UIN Malik Ibrahim Malang dan Universitas Negeri Surabaya.
Seminar internasional ini dihadiri oleh sekitar 700 mahasiswa FEB UB yang dibagi menjadi 3 sesi dan menghadirkan pembicara-pembicara ternama dari berbagai negara.
Advertisement
Deputi Transformasi Hijau dan Digital, Ibu Kota Nusantara (IKN), Prof. Ir. Mohammed Ali sebagai pemateri, memaparkan visi pembangunan IKN sebagai pusat inovasi, inklusivitas dan keberlanjutan.
"Kami ingin mengajak seluruh peserta seminar untuk ikut serta membangun masa depan Indonesia melalui IKN," ujar Ali, Jumat (6/9/2024).
Kemudian, Dato' Prof. Ulung Dr. Rajah A/L Rasiah dari University of Malaya berbagi pengalaman transformasi ekonomi di Asia. Beliau memberikan wawasan berharga tentang bagaimana negara-negara Asia dapat menavigasi masa depan dengan mempelajari model transformasi struktural ekonomi di kawasan ini.
Lalu, Associate Prof. DeirdreO'Neill (Monash University), Prof. Aya Okada (NagoyaUniversity), turut menyajikan materi yang sangat menarik. Prof. Okada menganalisis dampak investasi asing langsung (FDI) terhadap sektor padat modal di Asia. Ia berharap dapat hadir in person pada BEFIC di masa depan.
Sementara, Dekan FEB UB, Abdul Ghofar menekankan pentingnya inovasi, inklusivitas, dan keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi. Beliau mengutip pepatah "innovate or perish" dan memberikan contoh keberhasilan China dalam memajukan ekonominya melalui inovasi, terutama di bidang teknologi manufaktur dan pengembangan perkotaan.
"Saya juga menyoroti pentingnya integrasi keanekaragaman hayati dalam perencanaan ekonomi. Dimana ini harus mengedepankan inovasi untuk lebih bisa memajukan ekonominya," ungkapnya.
Antusiasme peserta ditunjukkan dengan jumlah pape ryang disubmit mencapai 73 paper dari berbagai negara, seperti Thailand, Pakistan, Indonesia, China, Malaysia, Jepang, dan Australia. Hal ini menunjukkan tingginya minat akademisi dan praktisi untuk berbagi pengetahuan dan ide-ide inovatif dalam pengembangan ekonomi yang inklusif.
Sebagai puncak acara, panitia juga mengumumkan pemenang Best Paper dan Best Presenter dari hasil seleksi paper yang telah diajukan oleh peserta. Pengumuman ini diharapkan dapat memacu semangat mahasiswa untuk terus berkarya dan berinovasi.
Seminar internasional, lanjut Ghofar, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi mahasiswa FEB UB, serta memperkuat jejaring kerja sama dengan institusi pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri.
"Dengan adanya pertukaran ide dan pengetahuan lintas negara, harapan kami dapat tercipta solusi-solusi inovatif untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan yang dihadapi saat ini," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |