Pendidikan

Dosen Fakultas Pertanian UB Kembangkan Sensor Ukur Unsur Hara Tanah

Jumat, 13 September 2024 - 14:31 | 48.51k
Praktik penggunaan sensor status hara oleh petani di Desa Pendem, Kota Batu. (foto: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)
Praktik penggunaan sensor status hara oleh petani di Desa Pendem, Kota Batu. (foto: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengembangkan teknologi sensor hara yang memungkinkan pemantauan kondisi tanah secara lebih akurat. Inovasi ini diterapkan saat mendampingi petani padi di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

Kegiatan yang menjadi program pengabdian masyarakat di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, pada Rabu (7/8/2024). Mengusung tema "Pemberdayaan Petani Padi dalam Evaluasi Kesuburan Tanah Menggunakan Sensor Status Hara."

Advertisement

Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. Syahrul Kurniawan dan beranggotakan Reni Ustiatik, Aditya Nugraha Putra, Yosi Andhika, Syamsu Ridzal, R Muhammad Yusuf, dan Omar Nurcholis memberikan materi kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) Sri Mulyo, Kecamatan Pendem, Kota Batu. Acara ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu dan Perangkat Desa Pendem. .

Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi oleh Syahrul Kurniawan mengenai pentingnya mengetahui kondisi kesuburan tanah sebelum melakukan pemupukan.

Syahrul menekankan bahwa tanah adalah komponen vital yang mendukung pertumbuhan tanaman karena berfungsi sebagai penyedia air dan unsur hara. Beberapa faktor seperti pemadatan, penggenangan, dan ketersediaan hara dapat memengaruhi pertumbuhan akar dan, pada akhirnya, hasil panen.

Oleh karena itu, mengenali jumlah hara dalam tanah sangat penting agar petani dapat meraih hasil panen yang optimal.

Sesi selanjutnya diisi oleh Aditya Nugraha Putra yang menjelaskan penggunaan sensor status hara. Menurut Aditya, penggunaan sensor ini dapat membantu petani menekan biaya pemupukan dengan menambahkan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.

“Dengan menggunakan sensor status hara, bapak dan ibu bisa memupuk sesuai kebutuhan tanaman, sehingga tidak perlu lagi menggunakan dosis yang berlebihan,” ujar Aditya.

Materi ini kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung penggunaan sensor oleh para petani.

Para petani menunjukkan antusiasme tinggi dalam mencoba sensor status hara ini. Hasil uji coba sensor memberikan informasi yang jelas tentang cara pemupukan yang tepat, membuat petani merasa puas dan berharap dapat terus menerapkan teknologi ini di lahan mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES