Pendidikan

Mahasiswa UGM Teliti Limbah Biji Salak dan Kulit Jeruk untuk Obat Kanker Serviks

Sabtu, 14 September 2024 - 11:10 | 35.11k
Mahasiswa UGM teliti biji salak pondoh dan dan kulit jeruk pamelo alternatif obat kaknker serviks
Mahasiswa UGM teliti biji salak pondoh dan dan kulit jeruk pamelo alternatif obat kaknker serviks
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Lima orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi meneliti potensi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai obat herbal bagi penderita penyakit kanker serviks.

Mereka yang tergabung dalam tim Cisaheal, terdiri dari Aditya Latiful Azis (Biologi 2022), Asy Syifa Paras Ceria (Biologi 2022), Shabrina Farras Tsany (Kedokteran 2021), Rahmalia Diani Saffana (Kedokteran 2021), dan Faqih Fikri Nuryanto (Farmasi 2023).

Advertisement

Tim mahasiswa UGM tersebut, dibimbing langsung oleh Woro Anindito Sri Tunjung yang merupakan dosen dari Fakultas Biologi UGM. Penelitian tersebut didanai oleh Kemendikbudristek RI melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE).

Penelitian sekelompok mahasiswa itu bertujuan untuk melakukan eksplorasi potensi obat herbal anti kanker serviks menggunakan kombinasi ekstrak biji salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss) dan kulit jeruk pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.)

Ketua Tim Mahasiswa UGM Aditya Latiful Azis mengatakan bahwa sampai saat ini penanganan penyakit kanker hanya dapat dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan operasi.

"Kami berharap dengan adanya penelitian ini dapat memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping," ujar Aditya.

Aditya yang merupakan mahasiswa asal Program Studi Biologi UGM ini menjelaskan, pemilihan biji salak pondoh diketahui mengandung senyawa polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Sedangkan pada kulit jeruk pamelo ditemukan senyawa flavonoid dan likopen yang berpotensi memiliki sifat sitotoksik pada sel kanker.

"Pemanfaatan obat herbal sebagai alternatif terapi diyakini memiliki efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan obat modern," kata Aditya, Sabtu (14/9/2024)

Ia menambahkan, kombinasi biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo berpotensi menjadi pengobatan alternatif kanker serviks dengan efek samping yang kecil.

Pada bagian biji salak dan kulit jeruk pamelo terkandung metabolit sekunder yang berpotensi dalam pengobatan anti kanker serviks.

Selain itu, produksi dan konsumsi salak dan jeruk pamelo menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya di Indonesia.

“Sampah dari buah ini berpotensi meningkatkan jumlah limbah organik. Kami berharap dengan adanya penelitian ini dapat memperluas alternatif pengobatan pada kanker serviks menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan minim efek samping” ujar Adit

Nah, sebagai upaya membuktikan efikasi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, Adit dan rekan tim mahasiswa lainnya melakukan beberapa tahapan uji, yaitu skrining profil fitokimia, uji in silico, uji aktivitas antiinflamasi.

Berikutnya, uji sitotoksisitas dan uji antiproliferasi dengan MTT assay, uji penghambatan migrasi sel HeLa, serta uji apoptosis. Penelitian ini mereka lakukan selama 4 bulan. 

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terbukti kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki aktivitas anti inflamasi, menghambat migrasi sel HeLa, dan mampu memicu apoptosis pada sel kanker serviks.

“Kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo dapat menjadi alternatif terapi pada kanker serviks dengan memanfaatkan potensi alam,” papar Shabrina, selaku anggota tim yang juga mahasiswa dari Fakultas Kedokteran UGM.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES