Pendidikan

Inovasi Mahasiswa UNS Kampus Madiun : Kembangkan Penetas Telur Cerdas Menggunakan AI Yolo

Sabtu, 28 September 2024 - 12:36 | 54.71k
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MADIUN – Mahasiswa Program Studi D3 Teknik Informatika Universitas Sebelas Maret (UNS) Kampus Madiun berhasil menciptakan inovasi teknologi yang dapat memberikan dampak signifikan bagi industri peternakan di Indonesia. Melalui ajang Olimpiade Vokasi Indonesia (OLIVIA) 2024, mereka memperkenalkan alat penetas telur cerdas berbasis Internet of Things (IoT).

Alat ini mampu melakukan pemantauan perkembangan embrio telur secara real-time. Inovasi ini menjadi sorotan setelah Tim Hatching, yang terdiri dari dua mahasiswa berbakat, Adam dan Devina, berhasil meraih Juara 1 pada kategori Digital Creative and Technologies dalam ajang tersebut.

Advertisement

Alat penetas telur cerdas ini dikembangkan di bawah bimbingan dosen Darmawan Lahru Riatma, S.Kom., M.MT. Keunggulan utama alat ini terletak pada kemampuannya untuk mendeteksi fertilisasi telur ayam dengan menggunakan kamera dan algoritma YOLOv5, yang memungkinkan pemantauan yang akurat terhadap perkembangan embrio selama sepuluh hari pertama. 

Pemantauan dilakukan secara otomatis dan real-time. Yakni dengan memberikan informasi penting mengenai kondisi telur, seperti suhu dan kelembaban, serta perkembangan embrio di dalam telur tersebut.

Adam, ketua Tim Hatching, menjelaskan bahwa pengembangan alat ini berawal dari kebutuhan industri peternakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses penetasan telur ayam.

"Peternakan di Indonesia membutuhkan teknologi yang dapat memberikan hasil lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien. Kami melihat potensi untuk memanfaatkan teknologi berbasis IoT yang dapat memberikan pemantauan secara cerdas dan akurat," ujarnya.

Sistem monitoring berbasis IoT ini memungkinkan peternak untuk mendapatkan informasi secara real-time melalui integrasi dengan platform Thingspeak. Alat penetas ini tidak hanya mampu mencatat suhu dan kelembaban secara otomatis, tetapi juga mengirimkan data tersebut melalui platform web sehingga peternak dapat memantau kondisi penetasan di mana saja dan kapan saja. 

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan dan mengurangi risiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai.

UNS.jpg

Darmawan Lahru Riatma, dosen pembimbing dari Tim Hatching, menambahkan bahwa alat penetas telur otomatis dengan pengaturan suhu dan kelembaban memang sudah banyak ditemukan di pasaran. Namun, inovasi yang dilakukan oleh timnya terletak pada kemampuan monitoring cerdas menggunakan algoritma YOLO, yang dapat mendeteksi fertilisasi embrio dengan lebih baik. 

“Kami menambahkan sistem monitoring berbasis kamera yang memungkinkan peternak untuk memantau perkembangan embrio selama sepuluh hari pertama masa inkubasi. Hal ini memberikan kesempatan untuk melakukan intervensi dini jika ada masalah dalam proses penetasan,” jelas Darmawan.

Pengembangan alat ini menggunakan metode SDLC Waterfall, dengan tahapan mulai dari analisis kebutuhan, desain sistem, pengembangan, pengujian, hingga implementasi. 

Data yang digunakan untuk melatih sistem diperoleh dari proses pelatihan algoritma YOLOv5 pada dataset telur yang diolah melalui platform Roboflow. Dengan demikian, sistem dapat mengenali dan memantau perkembangan embrio dengan lebih akurat.

Selain itu, alat ini juga terhubung dengan platform IoT Thingspeak, yang memungkinkan pencatatan dan pengiriman data suhu serta kelembaban secara otomatis dan real-time. Fitur ini sangat berguna bagi peternak yang ingin memantau kondisi telur secara berkala, tanpa harus berada di lokasi fisik penetasan. 

"Integrasi IoT ini memudahkan peternak dalam meningkatkan produktivitas dan keberhasilan penetasan telur ayam, dengan lebih sedikit risiko dan biaya," ujarnya.

Keberhasilan inovasi ini mendapat apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak, termasuk dari Kepala Program Studi D3 Teknik Informatika UNS Kampus Madiun. Ia menyatakan bahwa alat penetas telur cerdas ini akan terus dikembangkan dan diuji coba agar mampu memberikan validitas suhu dan waktu yang optimal untuk berbagai jenis telur unggas. 

“Kami berencana untuk mengembangkan alat ini secara massal, setelah melalui serangkaian pengujian lanjutan. Komersialisasi alat ini juga menjadi salah satu output dari Teaching Factory yang diterapkan dalam program studi kami,” jelasnya.

Program Studi D3 Teknik Informatika UNS Kampus Madiun adalah program baru yang didirikan di Caruban, Kabupaten Madiun, hasil kerjasama antara pemerintah daerah dan Universitas Sebelas Maret. Pembukaan program studi ini bertujuan untuk menampung animo masyarakat yang sangat tinggi terhadap pendidikan vokasi dalam bidang teknik informatika. 

Sejak tahun 2022 hingga 2024, program studi ini selalu berada di lima besar program studi dengan peminat terbanyak melalui jalur SNBT.

Dengan adanya inovasi seperti penetas telur cerdas berbasis IoT ini, Program Studi D3 Teknik Informatika UNS Kampus Madiun diharapkan dapat terus berkontribusi dalam menciptakan solusi-solusi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan di Indonesia. 

Inovasi mahasiswa ini membuktikan bahwa teknologi dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor industri. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES