Perhatian Pemkab Lombok Utara pada Dunia Pendidikan Skala Prioritas

TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Capaian pembangunan daerah Lombok Utara pada sektor pendidikan di Lombok Utara dari tahun ke tahun semakin membaik. Ada banyak hal yang sudah dilakukan baik pada infrastruktur sekolah hingga peningkatan mutu proses belajar-mengajar sesuai tujuan pendidikan nasional Merdeka Belajar.
Perhatian pemerintah daerah terhadap dunia pendidikan dilakukan secara bertahap semenjak terbentuk menjadi kabupaten. Di usia 16 tahun ini, sudah banyak capaian yang dilakukan Pemkab Lombok Utara dalam membangun dunia pendidikan baik pada fisik sekolah maupun non fisik.
Advertisement
“Dari awal pemekaran, perhatian pemerintah daerah terhadap dunia pendidikan menjadi skala prioritas utama," ucap Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu kepada TIMES INDONESIA, Jumat (4/10/2024).
Perhatian pemerintah daerah pada urusan pendidikan menjadi kewajiban paling utama. Hal ini sebagai komitmen daerah dalam mencerdaskan generasi yang berkualitas.
“Generasi Lombok Utara dari tahun ke tahun semakin membaik dan berkualitas,” kata tokoh utama pemekaran Lombok Utara ini.
Dari sisi pengalokasian anggaran untuk urusan pendidikan sudah melampui kewajiban nasional, yaitu sebesar 25 persen dari kewajiban pendidikan nasional 20 persen. Porsi anggaran yang sudah dialokasikan tersebut dianggap sudah luar biasa, sehingga setiap tahun fisik sekolah dibangun secara bertahap dan bergiliran dari sekolah satu dengan sekolah lainnya sesuai skala prioritas kondisi fisik sekolah.
"Dimana sumber anggaran pendidikan itu dari dana alokasi khusus (DAK) dianggarkan dari APBN dan dana alokasi umum (DAU) dianggarkan dari APBD," jelasnya mantan birokrat ini.
Dengan capaian yang telah dialami tersebut, kondisi fisik sekolah di Lombok Utara pernah mengalami kerusakan parah akibat gempa 2018. Kerusakan itu berdampak pada proses belajar-mengajar terganggu. Namun, berkat dukungan semua pihak dalam kurun waktu enam tahun pascagempa, dunia pendidikan di Lombok Utara kini pulih total.
"Alhamdulillah, berkat dukungan semua pihak kondisi dunia pendidikan kita kini sudah pulih total pascagempa 2018. Kami ucapkan terima kasih," ucapnya Bupati dua periode yang akan mengakhiri jabatannya ini.
Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu dan Wabup Lombok Utara, Danny Karter bersama para Deputi, Direktur kementrian/lembaga RI, para kepala OPD Provinsi dan Lombok Utara pada moment Kolaborasi Pembudayaan Literasi, Inovasi dan Kreativitas. (Foto: Prokopimda)
Kepala Dikbudpora Lombok Utara, H Adenan menerangkan, peningkatan mutu pendidikan baik pada pembangunan fisik maupun non fisik. Pada kurun waktu 2021-2024, pemerintah daerah sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 193 miliar lebih.
“Perhatian daerah pada fisik sekolah sudah mencapai 80 persen dalam kondisi baik,” terangnya.
Alokasi anggaran difokuskan mulai dari hal-hal sederhana seperti penembokan sekolah, pembangunan ruang kelas baru, rehab ruang kelas baru, pembangunan ruang UKS, pembangunan laboratium, ruang tata usaha, ruang guru, perumahan guru, pengadaan leptop, dan penambahan fisik lainnya.
"Melihat kondisi lapangan, Alhamdulillah kondisi fisik sekolah di Lombok Utara dari tahun ke tahun semakin membaik,” katanya.
“Apakah itu sudah dikatakan cukup, jelas belum cukup, namun alokasi anggaran itu sudah luar biasa, kalau diukur dari kabupaten termuda ini,” sambungnya.
Perhatian khusus daerah tentu memberikan dampak positif kepada masyarakat Lombok Utara pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sebab pendidikan merupakan salah satu indikator daerah itu maju atau tidak, dilihat dari perhatian pada sektor pendidikan.
“Dan Alhamdulillah, perhatian daerah kita pada sektor pendidikan sudah luar biasa," tegasnya.
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Pada tahun 2023 posisi Lombok Utara 68,02 dengan rata-rata lama sekolah 6,39 tahun, harapan lama sekolah 13,01 persen, umur harapan hidup 71,26 tahun.
"Urusan pendidikan menjadi salah satu indikator utama dalam melihat peningkatan IPM," imbuhnya.
Bila melihat angka drop out untuk SD itu 0,04 atau 4 orang dari 24.966 peserta didik, angka drop out untuk SMP 0,02 persen atau 1 orang dari 6.894 peserta didik. Data ini menunjukan perhatian daerah menekan angka drop out sudah optimal.
“Artinya, putra-putri Lombok Utara dalam mengakses pendidikan itu mudah, beban biaya sudah ditanggung negara melalui program Indonesia Pintar,” jelasnya.
Sesuai urusan kabupaten, jumlah sekolah di Lombok Utara untuk jenjang TK 204, SD 166, SD filiar masih tiga sekolah (di Dusun Badung Desa Malaka, Dusun Pegadungan Desa Sambik Elen, Dusun Semokan Ruak Batu Rakit), SMP reguler 20, SMP satap 22, dan sekolah non formal yang menyasar pendidikan masyarakat sebanyak 16 PKBM (15 swasta dan satu negeri). Sementara untuk jenjang SMA/SMK/MA/PT tidak menjadi kewajiban pemerintah kabupaten sesuai peraturan perundang-undangan pendidikan.
"Berbagai upaya yang telah kami lakukan pada dunia pendidikan dapat dilihat dengan kepuasan masyarakat mengenai perhatian pendidikan di Lombok Utara dari sebelumnya 74 naik menjadi 82,79 persen. Kepuasan masyarakat dinilai atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) per semester," ungkapnya.
Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu memberikan penghargaan kepada guru berprestasi pada Hardiknas, 2 Mei 2024. (Foto : Prokopimda)
Sementara dari sisi jumlah guru sudah melebihi, yang dikejar saat ini guru professional, yaitu dari guru honorer menjadi guru ASN dan PPPK. Sehingga diharapkan guru-guru yang berstatus PPPK dapat mengejar guru penggerak, dan guru bersertifikasi supaya semakin termotivasi dalam belajar-mengajar. Untuk tahun ini, pihaknya mengusulkan 400 guru honorer menjadi guru berstatus PPPK.
"Karena itulah, guru harus berprestasi. Bagi guru yang berprestasi diberikan reward dari pemerintah daerah pada setiap momentum hari guru nasional dan hari pendidikan nasional," tutupnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |