Pendidikan

Gus Salman, Kiai Visioner dengan Manajemen Pendidikan yang Mumpuni

Minggu, 06 Oktober 2024 - 14:32 | 55.29k
KH. Salmanuddin Yazid atau Gus Salman Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Mojoagung, Jombang. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
KH. Salmanuddin Yazid atau Gus Salman Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Kalibening, Mojoagung, Jombang. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Nama KH. Salmanuddin Yazid atau Gus Salman, tidak asing di kalangan masyarakat Jombang, khususnya dalam dunia pendidikan dan kepesantrenan. 

Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Kalibening, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang itu dikenal sebagai tokoh yang memiliki komitmen kuat terhadap kemajuan pendidikan di kota santri.

Advertisement

Kepemimpinannya dalam lembaga pendidikan telah melahirkan banyak inovasi dan kontribusi nyata bagi pengembangan dunia pendidikan di Kabupaten Jombang terutama dikalangan lembaga nahdliyin.

Sejak menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang (PC. LP Ma’arif NU Jombang) , Gus Salman dikenal sebagai sosok yang berfokus pada pengembangan mutu pendidikan di lingkungan sekolah-sekolah Ma’arif. 

Di bawah kepemimpinannya, sekolah-sekolah tersebut tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesat, baik dari segi kualitas pembelajaran maupun fasilitas. Ia sangat percaya bahwa pendidikan yang baik harus dimulai dari tata kelola yang baik, dan hal itulah yang ia terapkan selama menjabat ketua PC. LP Ma’arif NU Jombang periode 2010-2018.

Muhammad Shobih Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Mojosongo, Diwek, Jombang salah satu rekan pengurus PC. LP Ma’arif NU Jombang mengakui bahwa dibawah tangan dingin Gus Salman lembaga pendidikan NU tak lagi dianggap remeh oleh masyarakat.

“Beliau menurut saya teladan. Bukan saja seorang kiai yang pandai berdakwah tapi juga bagus dalam memanajerial sebuah lembaga baik dipendidikan maupun non pendidikan formal. Saya masih ingat menurut Gus Salman Pendidikan adalah fondasi masa depan umat. Jika bisa mengelolanya dengan baik, generasi yang dihasilkan akan menjadi generasi yang berdaya saing, baik secara akademis maupun moral,” kata Muhammad Shobih kepada awak media, Minggu (6/10/2024).

Tak hanya aktif di PC. LP Ma’arif NU Jombang, seperti yang diketahui Gus Salman juga mengelola lembaga formal dan non formal di bawah naungan Pondok Pesantren Babussalam. 

Pesantren yang ia pimpin tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga memiliki lembaga formal yang meliputi Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), hingga perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah Babussalam.

Kompleksitas manajemen pendidikan formal dan nonformal yang berada dalam satu atap ini menunjukkan kemampuan Gus Salman dalam mengelola berbagai lembaga dengan pendekatan yang sistematis dan penuh perhitungan.

“Saya banyak belajar manajemen dari beliau (Gus Salman) dari segi penglolaan lembaga yang baik dan benar,” ucap pria yang akrab disapa Gus Shobih yang pernah menjadi pengurus PC. LP Ma’arif periode 2010-2018.

Inisiator Berdirinya SMK NU di Jombang

Salah satu gebrakan terbesar Gus Salman dalam dunia pendidikan adalah menjadi pelopor berdirinya SMK NU 01 Jogoroto. Sekolah ini menjadi salah satu sekolah kejuruan yang kini menjadi rujukan bagi masyarakat Jombang yang ingin mendapatkan pendidikan kejuruan berbasis Islam dengan standar yang kompetitif. 

Gus Salman yang juga mantan Ketua PCNU Jombang periode 2017-2022 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran penting dalam membekali generasi muda dengan keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja.

Syarul Munir, Kepala Sekolah SMK NU 01 Jogoroto 2019-2023, mengatakan bahwa didirikan sekolah kejurusan NU dengan visi memadukan keterampilan kejuruan dan nilai-nilai Islami, telah melahirkan banyak lulusan yang siap bersaing di pasar tenaga kerja, baik di tingkat lokal maupun nasional. 

“Pendidikan kejuruan berbasis nilai-nilai Islami adalah upaya kami untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki integritas moral. Dulu beliau (Gus Salman) Ketua PC. LP Ma'arif dan salah satu dari inisiator SMKNU beliau dan Mbah Yaqin PP HQ penggagas jurusan kesehatan. Bahkan beliau juga ingin membuka SMKNU lagi,” paparnya Sahrul Munir.

Peduli Pendidikan Non Formal

Kontribusi Gus Salman terhadap pendidikan juga diakui oleh banyak pihak. Ia tidak hanya memajukan pendidikan formal di kalangan NU, tetapi juga peduli terhadap pendidikan non formal seperti sekolah paket A, B dan C serta memperkuat jaringan pendidikan melalui kerjasama dengan berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta.

Pendekatan kolaboratif inilah yang membuat banyak sekolah Ma’arif di Jombang berkembang pesat, dengan fasilitas yang semakin baik dan kualitas pendidikan yang semakin kompetitif.

Pesantren Babussalam yang dipimpin Gus Salman menjadi salah satu pusat pendidikan dan dakwah yang disegani di wilayah Jawa Timur. Dengan pengelolaan yang modern dan program pendidikan yang terstruktur, Babussalam menarik perhatian banyak orang tua yang ingin menitipkan anak-anak mereka untuk belajar agama sekaligus mendapatkan pendidikan formal yang bermutu.

Ahmad Zainudin Ketua Yayasan Yalatif Jombang mengakui jika sosok Gus Salman tidak hanya dikenal sebagai kiai yang kharismatik, tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu menerapkan manajemen modern dalam lembaga pendidikan pesantren.

“Gus Salman itu juga sangat peduli terhadap sekolah non formal seperti sekolah paket yang kelola saat ini. Beliau juga peduli terhadap anak-anak yang putus sekolah untuk tetap menerima haknya menimba ilmu,” terangnya.

Keberhasilannya dalam mengelola berbagai lembaga pendidikan dan pesantren menjadi bukti nyata bahwa Gus Salman adalah kiai yang visioner dan inovatif. Di tengah tantangan dunia pendidikan saat ini, ia berhasil menjaga keseimbangan antara pendidikan agama dan pendidikan formal dengan visi ke depan yang jelas.

Pria yang akrab disapa Gok Din berharap, ke depannya, pendidikan di Jombang bisa semakin maju dan mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.

“Tujuan utama pendidikan adalah mencetak manusia yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara. Di sinilah peran pesantren dan sekolah formal menjadi sangat penting untuk saling melengkapi,” ungkapnya.

Dengan pengalaman dan prestasi yang dimiliki, Gus Salman tidak hanya menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di Jombang, tetapi juga diakui sebagai salah satu tokoh penting dalam pengembangan pendidikan di Kabupaten Jombang.

“Menurut saya perjuangan Gus Salman dalam dunia pendidikan menjadi teladan bagi generasi muda yang ingin berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di lingkungan pesantren dan sekolah-sekolah berbasis keagamaan,” kata Gok Din mengagumi sosok Gus Salman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES