Pendidikan

Festival Al-Banjari Semarakkan Pagi Syahdu Peringatan Maulid Nabi di Malang Raya

Senin, 07 Oktober 2024 - 06:38 | 33.07k
Salah satu peserta lomba Al Banjari se Malang Raya. (Foto: Darun Nun for TIMES Indonesia)
Salah satu peserta lomba Al Banjari se Malang Raya. (Foto: Darun Nun for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Saat mentari perlahan naik di langit Malang, suasana khidmat mulai terasa di Pondok Pesantren Darun Nun, Tidar, Kota Malang. Minggu, 6 Oktober 2024, para santri dan masyarakat berkumpul di halaman pesantren yang berpadu dengan masjid itu.

Ratusan orang berkumpul. Menantikan dimulainya acara “Semarak Pekan Maulid: Festival Al-Banjari se-Malang Raya.” 

Advertisement

Udara pagi membawa semangat yang sejuk. Namun lantunan shalawat dari grup sholawat yang bersiap tampil. Makin menghangatkan suasana dengan sentuhan syahdu.

Panggung sederhana yang dihiasi ornamen telah siap menyambut penampilan dari 15 grup sholawat terbaik di Malang Raya. Nama-nama seperti Salsabila, Nurul Mardhiyah, hingga Khaldunisty terdengar begitu bersemangat di antara deretan peserta yang akan memperebutkan piala bergilir Wali Kota Malang. 

Masing-masing grup membawa keunikan dalam lantunan shalawatnya. mengundang kekhusyukan dan keteduhan hati yang hadir.

Tepat pukul 08.00 WIB, acara dibuka secara resmi Dr. Halimy Zuhdy, M.Pd, M.A, pengasuh Pesantren Darun Nun yang juga ketua RMI NU Kota Malang. Ia bersama Abah Dr. Supryadi, S.H, M.Hum, M.Kn., pengasuh kedua pondok pesantren itu yang berkolaborasi dalam penyelenggaraan acara ini.

Lantunan doa pembuka bergema, seolah menjadi awal dari sebuah perayaan besar yang tak hanya menyentuh jiwa. Namun juga meneguhkan semangat para santri untuk terus menyiarkan kebaikan dan cinta Rasulullah SAW.

“Kegiatan ini bukan hanya sekedar lomba, melainkan bentuk nyata dari cinta kami kepada Rasulullah,” tutur Ahmad Maulana Sabbaha, ketua panitia. “Melalui acara ini, kami ingin mengingatkan bahwa syiar Islam harus terus relevan, bahkan di era digital seperti sekarang.”

Di tengah riuhnya perlombaan, shalawat dari grup peserta bergema syahdu, melintasi dinding-dinding pesantren dan menyusup lembut ke dalam hati para penonton. 

Lantunan "Ya Nabi Salam Alaika" seolah menembus langit, membawa nuansa khidmat yang tak terbantahkan. Setiap bait shalawat yang dilantunkan menciptakan suasana yang damai, diiringi semangat para santri yang menghayati setiap lirik dengan tulus.

Tidak hanya santri, warga sekitar pun ikut larut dalam suasana. "Ini benar-benar menyentuh hati, begitu syahdu. Rasanya seperti berada di hadapan Rasulullah SAW," kata Edy Widodo, salah satu warga yang hadir, dengan mata berbinar.

Kebersamaan dalam semarak Maulid Nabi ini semakin hangat ketika acara berlanjut dengan Pengajian Akbar yang diisi oleh Prof. Dr. Mujayyid. Suaranya yang penuh wibawa mengajak hadirin untuk semakin mendalami makna keteladanan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. 

Pembacaan shalawat dan Mahallul Qiyam oleh Grup Shautul Mursyidi dari santri Darun Nun menjadi puncak acara yang membawa suasana ke puncak kekhidmatan.

Setelah delapan jam penuh dengan lantunan shalawat dan dakwah, acara ini akhirnya ditutup dengan syukur dan kebersamaan. Semangat dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW terasa kuat di hati setiap peserta, seolah-olah perayaan Maulid Nabi ini membangkitkan kembali nilai-nilai luhur yang diajarkan Rasulullah.

Festival Al-Banjari ini bukan hanya sekedar perayaan. Festival ini juga  bukti nyata bahwa di  era digital, cinta dan syiar terhadap Rasulullah masih dan akan terus menggema. Menyalakan obor peradaban Islam di masa kini dan masa mendatang. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES