Pendidikan

Tim Inovokasi Polije Tingkatkan Pakan Itik Melalui Adopsi Pakan Pelet Plus

Rabu, 23 Oktober 2024 - 20:13 | 14.42k
Tim Inovokasi Polije Tingkatkan Pakan Itik Melalui Adopsi Pakan Pelet Plus.
Tim Inovokasi Polije Tingkatkan Pakan Itik Melalui Adopsi Pakan Pelet Plus.

TIMESINDONESIA, JEMBER – Tim Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi (Inovokasi) dari Politeknik Negeri Jember (Polije) meningkatkan kualitas pakan itik pedaging dengan cara dibuat menjadi pakan berbentuk pelet yang disumplentasi dengan aminobiotik. 

Kegiatan ini terdiri dari kegiatan FGD dan praktik pembuatan aminobiotik dan pakan pelet. 

Advertisement

Ketua Tim Inovokasi, Ujang Suryadi menjelaskan tujuan dari kegiatan.

"Pakan merupakan aspek penting dalam usaha peternakan, salah satu yang mempengaruhi kualitas pakan adalah bentuk pakan. Pakan dalam bentuk pellet lebih banyak memberi keuntungan," ujarnya.

Sementara itu, Reikha Rahmasari, salah satu anggota Tim Inovokasi menjelaskan lebih jauh tentang keuntungan pakan berbentuk pelet yaitu mengurangi pakan terbuang, menghindari perilaku memilih dari ternak, bahan penyusun pakan tersusun lebih homogen, meningkatkan konsumsi pakan, meningkatkan ketersediaan zat gizi bagi ternak, mempermudah penyimpanan dan pengangkutan, dan lebih efisien sehingga FCR lebih baik. 

Pada kegiatan ini juga dilakukan peningkatan kualitas pelet dengan menambahkan aminobiotik sebagai suplemen untuk memperoleh pelet plus.

Ujang Suryadi menjelaskan bahwa aminobiotik dibuat dari daging bekicot beserta saluran pencernaannya yang diproses melalui fermentasi secara autolysis. 

Produk aminobiotik mengandung asam amino dan probiotik sehingga ketika dikombinasikan dengan bahan pakan untuk dibuat pelet akan menambah kualitas akhir dari produk pelet yang diperoleh, seperti penggunaan pakan lebih efisien dan itik lebih sehat karena mengandung probiotik. 

Adanya dua fungsi dari bentuk pakan tersebut, maka produk kegiatan Inovokasi ini dinamakan pakan itik pelet plus.

Aplikasi pakan pelet plus sebagai program hirilisasi produk pada peternakan itik pedaging Nusa Jaya Abadi (NJA) dilakukan karena sebelumnya pakan diberikan dalam bentuk tepung dan dalam kondisi basah.

”Itik memang suka pakan yang lebih basah, akan tetapi pakan tersebut banyak kekurangannya seperti, pemberian repot karena harus dibasahi air terlebih dahulu, pakan tidak efisien, jika ada pakan sisa akan menyebabkan jamur, dan jika pakan tersebut dikonsumsi ternak maka menyebabkan gangguan kesehatan," ujar Shokhirul Imam, salah satu tim pelaksana program ini. 

Penggunaan pakan yang tidak efisien tercermin dari nilai Feed Convertion Ratio (FCR) mencapai 2,4. 

Tingginya nilai FCR tersebut dapat ditekan menjadi 2,0 melalui pemberian pakan berbentuk pelet plus. 

Izzul Islam sebagai pemilik Nusa Jaya Abadi mengemukakan kegiatan Inovokasi ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan usahanya seperti adanya kemudahan dalam pemberian pakan, mengurangi pakan tercecer, penggunaan pakan lebih efisien, bahkan kedepannya kegiatan ini dapat memberikan harapan baru untuk pengembangan kegiatan usaha penyediaan pakan itik pedaging bagi peternak itik di sekitar Kabupaten Jember.

Kerja sama yang dibangun melalui program Inovokasi ini diharapkan dapat memperkuat pengembangan kegiatan usaha NJA sebagai mitra dalam pemeliharaan itik pedaging serta dapat mendorong terbangunnya kegiatan diversifikasi usaha di bidang pakan itik. 

Di sisi lain, Politeknik Negeri Jember sebagai penyelenggara program Inovokasi 2024 untuk keberlanjutan program Inovokasi tersebut dapat menjadikan mitra NJA sebagai tempat untuk penelitian lapangan dalam mengaplikasikan hasil penelitian yang bersifat skala laboratorium, dan dapat dijadikan sebagai lokasi pengabdian kepada masyarakat dalam mengadopsi teknologi terkini  yang berkembang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES