Dosen dan Mahasiswa UTM Dampingi Petani Bawang Merah di Sampang
TIMESINDONESIA, SAMPANG – Madura identik dan terkenal dengan komoditas tembakau. Namun ternyata Madura menyimpan potensi dalam komoditas bawang merah. Bahkan di Madura sendiri terdapat dua varietas lokal, yaitu Rubaru dan Manjung.
Melihat potensi ini, tim dosen dan mahasiswa UTM (Universitas Trunojoyo Madura) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui skema KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik). Kegiatan ini mengambil tema perapan teknologi tepat guna untuk pengembangan agribisnis bawang merah. Tim dosen terdiri dari Imron Mustajib dari Fakultas Teknik dan Fuad Hasan dari Fakultas Pertanian.
Advertisement
Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilaksanakan di Desa Karangpenang Oloh, Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang. Durasi kegiatan selama empat bulan dengan melibatkan lima orang mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa ini direkognisi dalam MBKM dengan skema KKN Tematik.
Introduksi mesin pengering ini dirasa tepat mengingat teknologi yang dikenalkan akan dapat meningkatkan kualitas bawang merah.
Imron Mustajib, menyampaikan bahwa teknologi pengering ini akan mampu mempersingkat durasi pengeringan. Teknologi yang dikenalkan menggunakan pengering active dryer. Pengering ini dapat dikontrol parameter yang dikehendaki oleh petani.
"Melalui teknologi pengering ini, standar hasil pengeringan dapat ditentukan. Maka kualitas bawang merah hasil petani akan semakin meningkat," ujarnya.
Alat pengering active dryer untuk bawang merah yang dikembangkan dosen dan mahasiswa KKN Tematik Universitas Trunojoyo Madura. Pengering ini dapat dikontrol parameter yang dikehendaki oleh petani. (Foto: dok UTM)
Selain teknologi pengering, kegiatan ini juga memberikan pemahaman kepada petani terkait agribisnis bawang merah.
Fuad Hasan menegaskan akan pentingnya penggunaan faktor produksi secara efektif dan efisien. Pemupukan harus dilakukan secara berimbang dan sesuai dengan dosis anjuran.
Fuad Hasan juga menyampaikan terkait pengendalian hama yang sebisa mungkin mengurangi penggunaan bahan kimia.
"Pada beberapa daerah telah diterapkan penggunaan lampu untuk pengendalian hama. Ini bisa diintroduksi kepada petani," ucapnya.
Kegiatan ini disambut baik okeh petani bawang merah. Hasyim, salah seorang anggota kelompok menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat berlanjut. Bahkan tidak hanya aspek budidaya namun diharapkan bisa ke pasca panen. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |