Kisah Inspiratif Guru di Pelosok Pacitan, Tempuh 76 Kilometer Setiap Hari Demi Mengabdi
TIMESINDONESIA, PACITAN – Mengabdikan diri sebagai pendidik di daerah terpencil bukanlah hal mudah, terutama bagi Nurul Arifin, guru yang juga Kepala SDN 2 Tahunan, Kabupaten Pacitan.
Setiap hari, ia menempuh perjalanan sejauh 76 kilometer dari rumahnya di Dusun Gebang, Desa Gedangan, Kecamatan Tegalombo, untuk memastikan pendidikan berkualitas tetap terjangkau bagi anak-anak pegunungan.
Advertisement
Perjalanan panjang Nurul dimulai pada 1 Maret 2019, ketika ia diangkat menjadi guru di SDN 3 Kemuning. Sekolah ini terletak di daerah pegunungan dengan akses jalan yang sulit.
Meski demikian, Nurul tetap bersemangat menjalankan tugasnya sebagai pengampu kelas 6.
“Jumlah siswa memang tidak banyak, tapi saya merasa bertanggung jawab memberikan yang terbaik. Bersama teman-teman sejawat yang sangat kekeluargaan, saya belajar banyak hal, termasuk kedisiplinan dan kerja keras,” kenang Nurul, Selasa (26/11/2024).
Selama lima tahun mengabdi di SDN 3 Kemuning, Nurul mendapat pengalaman berharga, terutama ketika dipercaya menggantikan Kepala Sekolah yang sedang sakit dalam beberapa kegiatan.
Memanfaatkan kesempatan, ia juga mengikuti program Guru Penggerak, yang mengasah kemampuannya dalam memimpin dan mengelola waktu.
“Program ini benar-benar menantang, tapi saya berusaha tetap konsisten tanpa meninggalkan tanggung jawab di kelas. Dukungan rekan kerja yang saling memotivasi menjadi kekuatan besar bagi saya,” tuturnya.
Pada 4 Maret 2024, perjalanan Nurul memasuki babak baru ketika ia diangkat menjadi Kepala Sekolah di SDN 2 Tahunan. Amanah tersebut ia syukuri meskipun tugas yang diemban semakin berat.
Di sekolah baru, Nurul dihadapkan pada tantangan beradaptasi dengan lingkungan dan tanggung jawab yang lebih besar.
Setiap hari, ia bangun pagi dan berangkat pukul 05.30 WIB dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Namun, semangatnya tetap menyala berkat dukungan keluarga baru di SDN 2 Tahunan.
“Guru-guru di sini sangat kompak dan ramah, membuat saya merasa diterima dengan hangat. Saya juga selalu menekankan pembiasaan positif seperti berdoa sebelum belajar, melaksanakan salat dhuha, dan salat zuhur berjamaah,” ujarnya.
Nurul percaya bahwa mendidik generasi penerus bangsa bukan hanya soal menyampaikan ilmu, tetapi juga memberikan teladan dalam akhlak dan ibadah.
Bagi Nurul, pengalaman adalah guru terbaik. Ia terus belajar dari kekurangan untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.
“Setiap tempat memiliki cerita dan pelajaran masing-masing. Saya selalu berusaha bersyukur dan menjalani amanah ini dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Pengabdian Nurul Arifin adalah bukti nyata bahwa jarak dan tantangan medan tidak menjadi penghalang untuk terus berjuang demi pendidikan.
"Sebelum di SDN 3 Kemuning saya GTT selama 4 tahun di SDN 1 Gedangan mulai 2 Februari 2015," pungkasnya.
Kisahnya menjadi inspirasi, tidak hanya bagi sesama pendidik, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Terutama untuk guru di Pacitan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |