Pendidikan

Dosen ITN Malang Ciptakan Mesin Roasting Berteknologi Canggih Untuk UMKM

Selasa, 10 Desember 2024 - 17:45 | 28.41k
Dosen ITN Malang, Aladin Eko Purkuncoro saat menunjukkan mesin roasting kopi buatanya yang terhubung dengan software yang mampu mengontrol tingkat kematangan kopi. (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Dosen ITN Malang, Aladin Eko Purkuncoro saat menunjukkan mesin roasting kopi buatanya yang terhubung dengan software yang mampu mengontrol tingkat kematangan kopi. (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tim Dosen Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menciptakan mesin roasting kopi berteknologi canggih. Mesin kopi itu terhubung dengan software yang mampu mendeteksi tingkat kematangan biji kopi. Sehingga kopi yang dihasilkan bisa memiliki rasa yang lebih nikmat tenimbang saat diroasting secara manual.

Alat tersebut diciptakan oleh tim dosen ITN Malang yang terdiri atas Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST.,MT, sebagai ketua, dan  Eko Budi Santoso, ST., MM., MT serta Ir. Eko Nurcahyo, MT sebagai anggota. Mesin tersebut disimulasikan di halaman ITN Malang, Selasa (10/12/2024), sebelum dikirim ke mitra penerima hibah.

Advertisement

Ketua tim, Aladin Eko Purkuncoro menerangkan, mesin ini hadir untuk menjawab permasalah UMKM penghasil kopi yang ada di Desa Sumberdem Kabupaten Malang. Meskipun mereka menjadi salah satu penghasil kopi besar di Kabupaten Malang, mereka mempunyai kendala untuk melakukan ekspor, karena kualitas yang mereka hasilkan masih belum layak ekspor.

"Seiring berjalannya waktu, kopi yang dihasilkan oleh kampoeng kopi 1832 dan Kopi Combre mengalami penurunan peminat dan kalah bersaing dengan kopi-kopi traditional sejenis. Hal ini dikarenakan rasa yang tidak konsisten dan cenderung berubah-ubah. Hal ini didasari pada teknik pengolahan kopi yang masih traditional," ucapnya.

Penggunaan alat traditional, lanjut Aladin,  memang bagus untuk menarik wisatawan dalam wisata edukasi yang ditawarkan. Namun disisi lain cara traditional membuat rasa kopi yang diproduksi cenderung tidak konsisten. Selain dari segi rasa, produksi kopi yang dihasilkan juga tidak bisa banyak dikarenakan terkendala peralatan yang masih sangat traditional.

"Kesemua proses tersebut berdampak langsung terhadap cita rasa yang dihasilkan. Ketidak konsistenan rasa sering terjadi karena proses produksi masih sangat manual," kata dia.

Untuk itu dengan alat yang dia buat dalam program hibah inovasi Vokasi 2024 ini, dia meyakinkan, bahwa cita rasa terbaik dari Kopi yang ada di Desa Sumberdem bisa keluar, karena proses roasting yang konsisten.

"Selain itu, produksi dari para pelaku usaha bisa meningkat, karena mesin ini punya kapasitas 50 kilo dalam sekali roasting," terangnya.

Selain mesin roasting kopi, pihaknya juga menghibahkan mesin pengering biji kopi dalam program tersebut. Mesin itu berfungsi untuk mengeringkan biji kopi tanpa perlu dijemur dibawah sinar matahari. Sehingga dapat mengefisienkan waktu pengeringan biji kopi. Dengan dua alat ini, Aladin optimis, Kopi Sumberdem akan bisa segera menarik perhatian pasar global.

"Buyer kopi Sumberdem ini sebenarnya sudah ada di Amerika sama Belanda. Jadi kopi Sumberedem kepinginnya dia ekspor. Nah dengan rencana ekspor itulah kami me-record dan kami memberikan satu sentuhan teknologi tepat guna untuk bisa menguatkan produk ini jadi ekspor. Kalau pakai roasting manual enggak mungkin bisa ekspor," kata dia.

Dengan adanya teknologi tepat guna ini, pihaknya berharap potensi kopi yang ada di Desa Sumberdem bisa terus meningkat dan lebih diminati oleh pasar. Tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga global. Yang dampaknya kemudian bisa membawa peningkatan ekonomi pada para petani kopi dan UMKM yang ada di desa tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES