Pendidikan

Ponpes Nurul Jadid Terima Dua Sertifikat ISO di Peringatan Harlah ke-76

Senin, 27 Januari 2025 - 10:10 | 120.82k
Pengasuh dan Kepala Ponpes Nurul Jadid berpose bersama pimpinan PT Global Serification Indonesia (Foto: Ponirin for TIMES Indonesia)
Pengasuh dan Kepala Ponpes Nurul Jadid berpose bersama pimpinan PT Global Serification Indonesia (Foto: Ponirin for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pondok Pesantren atau Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jatim, memperoleh dua sertifikat ISO dari PT Global Certification Indonesia. 

Yaitu ISO 9001:2015 untuk sistem manajemen mutu (Quality Management System), dan ISO 2001:2018 untuk sistem manajemen organisasi pendidikan (Educational Organisation Management System). 

Advertisement

Sertifikat ISO adalah bukti bahwa suatu organisasi telah memenuhi standar internasional yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization (ISO). 

Dua serrifikat berstandar internasional itu, diserahkan pada acara Haul Masyayikh dan Harlah ke-76 Ponpes Nurul Jadid, Minggu (26/1/2025) pagi, yang disiarkan langsung di channel youtube ponpes di ujung timur Kabupaten Probolinggo tersebut. 

Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Ir. Titis Arganto Aryoseno, M.M., dan Ir. Sunarwanto kepada Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, KH Moh. Zuhri Zaini; dan Kepala Ponpes Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid. Disaksikan puluhan ribu santri, wali santri, alumni, dan simpatisan yang hadir. 

Kepala Ponpes Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid, mengungatakan, sertifikat ISO ini merupakan langkah konkret pesantren untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemen di pesantren.

“Dengan penerapan ISO ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemen di pesantren serta memastikan bahwa setiap program yang kami jalankan benar-benar bermanfaat bagi umat dan masyarakat," katanya.

Kiai Hamid menambahkan, penerapan ISO 21001:2018 bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan pendidikan di pesantren berjalan dengan lebih terstruktur, terukur, efisien, dan profesional.

"Dengan sistem manajemen yang lebih baik, kami berharap dapat memberikan pengalaman belajar yang optimal dan maksimal bagi para santri, serta memperbaiki pelayanan sosial, ekonomi, dan kesehatan yang kami jalankan untuk masyarakat," imbuhnya. 

Ia juga berharap, dengan standar internasional ini, kemanfaatan Ponpes Pesantren Jadid untuk umat dapat semakin dirasakan dan lebih luas lagi. 

Apalagi, dalam Pengembangan Induk Pesantren (PIP), pondok menetapkan bahwa pada tahun 2040, lembaga ini akan menjadi institusi dengan reputasi dunia.

Sosok yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim itu menegaskan, ISO dalam Sistem Manajemen Operasional Pendidikan (SMOP) akan mendudukkan pembelajaran dan pengajaran di Ponpes Nurul Jadid sebagai bagian penting dalam peningkatan manajemen.

Yang meliputi penyusunan perencanaan (Plan) pengerjaan (Do), pengecekan (Check), dan tindakan (Act), atau yang dikenal dengan PDCA, atau PPEPP (Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pengendalian) secara saksama.

“Pengelolaan pendidikan di pesantren tidak hanya diaudit oleh auditor internal, tetapi juga eksternal. Dengan demikian, penjaminan mutu menjadi pondasi kuat untuk pengelolaan pesantren, yang selama ini dilakukan secara alamiah,” ujar sosok yang juga Rektor Universitas Nurul Jadid atau Unuja Probolinggo itu.

Sebagai inisiator, Dody Heral Ardiansyah, menegaskan, sertifikat ISO bukan hanya sekadar selembar kertas, melainkan sebagai bukti penerapan pola kerja keras, cerdas, dan tuntas dalam mengelola pesantren.

“Pesantren Nurul Jadid Paiton dengan pengelolaan manajemen yang baik dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu, layak untuk mendapatkan sertifikat ISO 21001:2018,” ujarnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES